Share

BAB 17

"Kamu hebat, Al."

Nuri menepuk pundakku pelan dengan tersenyum lebar saat aku naik ke taksi pesanannya. Tak peduli tatapan Mas Naufal dan keluarganya, aku tetap mengikuti kata hatiku sendiri. Kupikir Mas Naufal akan mengejar, tapi nyatanya dia hanya bergeming semba moo KK kkri menatapku dari tempatnya berdiri.

Sedih sih. Aku merasa benar-benar tak dihargai dan dicintai, tapi aku cukup lega dengan kondisi seperti ini. Setidaknya aku bisa membuktikan pada mereka soal harga diri dan keberanianku untuk mandiri. Kini kusadar jika cinta dan pengorbanan yang kulakukan selama ini ternyata tak berdampak apapun untuk mereka. Mas Naufal dan keluarganya tetap saja tak pernah menganggapku ada.

"Jangan menangis. Ada aku yang selalu mendukungmu. Kamu berhak bahagia dan terlepas dari belenggu yang selama ini menyakiti hatimu, Al."

Kutatap Alya dengan mata berkaca. Tangisku pecah di pundaknya saat kami berpelukan. Sekuat-kuatnya aku, tetap saja ada luka yang tersemat dalam dada melihat sikap Mas N
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status