"Pelayan! Juice jeruk satu!" Mahesa mengangkat tinggi tangannya memberi kode pelayan yang tengah sibuk menata minuman dan dessert di meja Aisyah dan kawan-kawan."Baik, Pak! Ada tambahan lagi?" pelayan itu berdiri disamping Mahesa."Juice jeruk aja! Jangan terlalu manis!" Mahesa menutup buku menu yang dipegangnya. Matanya kembali fokus mengamati keseruan Aisyah dan yang lainnya makan bersama."Aisyah, wanita yang beda!" Mahesa tersenyum dengan tatapan tak lepas dari wajah cantik Aisyah. Menatap Aisyah merupakan candu baru baginya saat ini. Entah secara langsung atau hanya di video, Mahesa akan selalu menyempatkan waktu menatap Aisyah. Apalagi disaat mood dirinya sedang buruk.***"Bro, bahan ice koffie habis! Sedangkan CEO Abimana Group menginginkan ice koffie sekarang!" peracik minuman panik saat menyadari bubuk kopi untuk membuat ice koffie habis tak bersisa."Tunggu! Bukankah itu ice koffie?" perlahan ia mendekati gelas ice koffie yang tergeletak di meja dekat kulkas besar di area
"Cepat angkat tubuh pria ini!" security Megamall resto memberi perintah kepada temannya. Dibantu dua orang satpam dan satu orang pelayan resto, tubuh Abimana di angkat lalu dibaringkan di ruang karyawan.Beruntung, pihak Megamall dan resto memiliki tenaga kesehatan sendiri untuk menjaga kesehatan para pegawainya."Tolong buka sepatu dan dasi pria ini!" dokter mulai memeriksa tubuh Abimana yang terkulai lemas."Dia mengalami keracunan akibat obat pencahar yang dicampurkan ke dalam minuman atau makanannya!" dokter itu bergumam namun sangat jelas di dengar oleh Abimana. Dalam keadaan lemah dan mata terpejam, Abimana merasa geram merasa ada orang yang ingin mencelakainya.'Akan ku usut tuntas kejadian ini!' gumam Abimana dalam hati. Nafasnya mulai teratur setelah dokter melonggarkan pakaiannya."Anda bisa mendengar saya, Pak?" dokter mencoba menggoyangkan tubuh Abimana pelan."Iya, dok!" tanpa membuka mata Abimana mencoba menjawab pertanyaan dokter yang merawatnya."Anda harus segera min
"Anterin gue dulu Clau, please!" Nuri melipat tangan di dada memasang wajah memelas."Mending gue dulu! Jarak rumah gue dari sini udah deket kok!" teman Aisyah yang lain ikut menyela."Duh! Jangan berisik dong! Gue nggak fokus nih nyetirnya!" Aisyah mendelik ke arah mereka sebal. Dirinya masih kesal karena harus berhadapan dengan Abimana ditambah lagi teman-teman yang berisik."Clau, lihat deh! Di depan sana banyak polisi, ada apa ya?" Nuri tiba-tiba melunakkan nada bicaranya menunjuk ke arah depan."Permisi, Bu!" tiba-tiba seorang anggota polisi mengetuk kaca mobil Aisyah."Iya, Pak!" Aisyah tersenyum kemudian menurunkan kaca mobil."Ibu tidak lihat kalau jalan ini diberlakukan aturan ganjil genap?" tanya anggota polisi tersebut ramah."Oh My God!" Aisyah bergumam sambil menepuk keningnya."Tidak, Pak! Memangnya hari ini plat mobil apa yang boleh melintas?" Aisyah mendadak panik."Hari ini tanggal ganjil, Bu! Sedangkan nomor plat mobil ibu genap!" petugas polisi memberikan penjelasan
Berkat presentasi yang dilakukan Aisyah kemarin, Aisyah dilibatkan langsung dalam semua hal mengenai proyek pemasaran produk properti Abimana Group.Ia juga ditunjuk menjadi leader dibawah pengawasan Bu Niken.Hal ini tentu saja tidak di sia-siakan Aisyah untuk mencari tau mengenai berkas dan dokumen perusahaan sejak dipimpin Abimana saat masih menjadi suaminya. Meskipun sulit mencari dokumen yang telah tertumpuk beberapa tahun lalu, tetapi Aisyah tetap semangat demi misi balas dendamnya kepada Abimana."Claudia, saya minta report plan marketing yang kamu presentasikan kemarin. Saya tunggu di meja kerja saya sore ini!" instruksi Manager Pemasaran kepada Aisyah dengan suara lembut."Baik, Pak! Sesuai permintaan anda!" Aisyah mengangguk sambil tersenyum kepada atasannya."Satu lagi, tolong berikan ini kepada bagian arsip! Hari ini Bu Niken ikut dengan saya meeting jam sembilan, jadi ini saya percayakan sama kamu!" Manager pemasaran itu menyerahkan dokumen kepada Aisyah."Jangan lupa ya
"Claudia, Lo ditunggu manager!" Nuri berteriak setelah kembali ke meja kerjanya."Siap, Bosque!" Aisyah berlagak hormat kepada Nuri. Ia membawa laporan yang diminta manager nya.Tok-tok-tok, Aisyah mengetuk pintu ruangan manager pemasaran."Masuk!" terdengar jawaban dari dalam. "Saya mau memberikan laporan plan marketing saya, Pak!" ucap Aisyah sambil membungkukkan badan sedikit."Baik, simpan di meja! Nanti akan saya pelajari!" manager pemasaran itu hanya memberi instruksi, nampaknya ia masih sangat sibuk dengan lembaran kertas di hadapannya."Iya, Pak!" jawab Aisyah. Map berisi laporan itu ia letakkan di meja kerja manager. Aisyah lalu pamit keluar ruangan.Bugh, tubuh Aisyah bertabrakan saat membalikkan badan meninggalkan ruangan manager."Claudia?" tatapan mesra Abimana bertemu dengan Aisyah. Abimana memperlihatkan senyum manisnya kepada Aisyah.Aisyah yang menyadari bertabrakan dengan Abimana cepat berdiri tegak kembali. Ia hanya tersenyum tipis saat mata mereka beradu pandang.
"Terimakasih, Pak!" Aisyah tersenyum sendu, kenangan manis bersama kedua orangtuanya tiba-tiba melintas di benaknya"Maafkan saya, Aisyah! Saya tidak bermaksud membuatmu sedih!" Manager keuangan yang bernama Randika itu merasa bersalah melihat raut wajah Aisyah yang sedih."Saya dan ayahmu dulu adalah sahabat semasa SMA hingga lulus kuliah. Hubungan kami sangat dekat sekali. Namun setelah lulus kuliah, kita berbeda jalan. Ayahmu merintis usaha sendiri sedangkan saya memilih bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan. Hingga akhirnya perusahaan yang dirintis ayahmu pesat, sedangkan perusahaan tempat saya bekerja pailit," "Dari situlah awal mula kerjasama kita. Ayahmu mempercayakan pengelolaan seluruh keuangan kepada saya sebagai manager keuangan sampai perusahaan maju pesat dan memiliki anak cabang di beberapa kota! Olehkarena itu, saat mengetahui Abimana mengkhianati kamu, saya bertekad akan bertahan demi menjaga amanat almarhum ayah kamu," Pak Randika menghela nafas panjang. Rau
Abimana yang merasa suntuk tak bisa bertemu sosok Claudia saat pulang kerja melampiaskan kekesalannya dengan mampir di sebuah gerai otomotif.Kebetulan hari ini grand opening festival produk otomotif dan berbagai pendukungnya. Nampak jejeran mobil keluaran terbaru di bagian depan menarik banyak minat pengunjung.Bukan hanya produk otomotif saja yang ada disana, aneka food court juga tak ketinggalan menambah kemeriahan festival itu."Kayaknya gue butuh kendaraan baru!" gumam Abimana, mengingat mobil yang sekarang dipakainya kalah mewah dengan mobil Claudia."Silahkan, Pak! Ini ada beberapa mobil produksi Eropa dan juga asia keluaran terbaru!" seorang salesgirl cantik menyapa Abimana.Abimana hanya manggut-manggut melihat-lihat mobil mewah yang berjejer rapi.Pandangannya tertuju pada satu mobil sport warna biru metalik milik brand ternama Aston Martin Rapid S seri terbaru produksi negara Lady Diana."Delapan milyar?" Abimana bergumam saat mengetahui harga mobil incarannya."Iya, Pak! D
"Mas, aku bukain bajunya ya!" Karin panik karena Abimana semakin mendekat bahkan hampir memegang handle pintu kamar mandi."Ish! Kamu ini kenapa sih? Kok sikapmu aneh gitu?" langkah Abimana terhenti, ia merasa jengkel dengan kelakuan istrinya yang tak masuk akal."Ya kan kalau masuk kamar mandi udah nggak pake baju enak, Mas! Tinggal rendeman di bathtub!" Karin berusaha tersenyum sewajar mungkin untuk meyakinkan Abimana."Nggak usah!" Abimana mendengus kesal. Dengan perlahan, ia memutar handle pintu.Kring-kring,Tiba-tiba ponsel Abimana berdering sangat nyaring. Disusul ketukan di pintu kamar membuat Abimana urung membuka pintu kamar mandi."Ya, halo!" Abimana yang penasaran segera mengangkat panggilan telpon."Saya mengantar mobil pesanan anda! Kami sudah memasuki halaman rumah anda!" suara dingin di seberang telpon kembali terdengar."Apa? Anda sudah sampai disini?" Abimana tersenyum ceria."Tunggu sebentar, saya segera turun ke bawah!" ucap Abimana sambil membetulkan kancing kemej