Share

Part 15B

"Silahkan diminum terlebih dahulu!" perintahnya sambil menyajikan teh itu tepat di depanku.

Aku buang muka, andai aku punya sayap. Mungkin aku sudah terbang pada saat itu. Aku sudah terlalu muak melihat wajah tampannya.

Faisal duduk kembali. Tidak lama kemudian dia meneguk teh hangat yang dibuatnya.

"Argh ...!" teriaknya.

Faisal mengeluh sakit. Dia tidak ingat kalau teh hangat yang dia buat masih hangat.

Aku tertawa lepas melihat tingkahnya.

"Alhamdulillah! Ternyata kamu masih bisa tertawa melihat aku menderita. Aku sangat senang."

Aku batuk seketika mendengar ucapannya. Rasanya aku sangat menyesal tertawa.

"Maksud perkataan kamu itu, apa?" tanyanya kembali. Sepertinya dia tidak mengerti atau pura-pura tidak tahu. Atau dia ingin aku lebih banyak bicara.

"Kenapa seorang pria yang sudah mempunyai istri masih saja ingin memiliki banyak wanita? Apa tidak cukup memiliki satu bidadari?" tanyaku.

Wajahnya merah, dia merasa tersindir karena aku mengatakan pria.

"Hm! Tidak semua pria seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status