Share

Part 55C

Aku terkejut melihat bulir bening mengalir dari sudut matanya.

'Masa pria yang selama ini aku kenal tidak pernah meneteskan air mata dan nyatanya pada detik ini dia mewek. Ada apa gerangan?'

Aku mencoba menampar pipiku sebelah kanan. Ternyata sakit. Berarti pemandangan yang kulihat saat ini tidak mimpi dan nyata adanya.

"Rusly," sapa Bu Aisyah. Ternyata mertuaku mendengar tamparanku sehingga dia keluar dan memastikan suara apa yang baru saja terdengar.

Rusly melihat ke arah suara itu. Dia mengusap bulir bening itu. Rasa malu dan sedih kini bercampur menjadi satu.

Rusly bergeming dan tidak mampu berkata-kata. Hanya isak tangis yang dapat dia lakukan pada saat ini.

"Ayo masuk," ajak Bu Aisyah.

Aku melangkah mendahului Rusly masuk ke dalam rumah. Sementara Rusly masih saja mematung.

Aku menghempaskan bobotku di atas kursi yang terbuat dari rotan. Kuedarkan pandangan melihat tamu yang baru saja datang. Aku tidak mengenali siapa mereka sesungguhnya.

Bu Aisyah mencari keberadaan Rusly. Te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status