Share

Part 73B

Air matanya akhirnya sebak menjulur ke bawah. Panas begitu terasa ketika cairan bening itu mengalir begitu saja. "Aku tahu air matamu yang baru saja jatuh hanya air mata buaya. Itu bukan murni karena kamu menyesali apa yang telah terjadi," sindirku dengan mengangkat dagunya agar kedua bola mata kami bersirobok.

Ririn menepiskan pandangannya. Dia merasa terhina atas perlakuan yang kuciptakan. Aku tidak peduli bagaimana pun itu perasaannya saat ini. Perasaan senang kini lahir di dalam jiwa dan ragaku.

"Kumenyesali apa yang telah melanda diriku," ucapnya parau. Ririn terisak pilu seolah dia yang paling terzalimi atas apa yang telah menimpa dirinya. "Bo-boleh kah aku meminta tolong kepadamu, Nesya?" tanyanya memberanikan diri.

Aku menatap sorot matanya yang sendu. Walau bagaimana pun itu, raut wajahnya yang terpahat. Aku tidak boleh sama sekali merasa kasihan apa yang dialaminya. Ketika dia merebut suamiku dan datang sebagai tamu tak diundang ke dalam surga yang sedang kubina. Dia tidak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status