Share

70. Kecurigaan Adlar

Beberapa hari kemudian, Akara telah selesai menempa, dengan beberapa pasak seperti tombak yang sudah melayang di sekitarnya. Dengan tubuh penuh keringat, ia meraih salah satu pasak dan berjalan ke arah pancuran magma di tengah altar. Begitu santai ia jatuhkan tepat di tengah pancuran, tapi pasak segera melesat memasuki aliran magma. Beberapa pasak lainnya juga menyusul.

Ia lalu segera pergi, tidak ada yang berani berkomentar tentangnya lagi. Ketika berpapasan, mereka hanya menyingkir dan bergegas menghindar. Sesampainya di ruangan Adlar, bukan pria berpupil tiga yang tengah berlatih. Namun pemuda berpawakan tenang yang setengah bagian atas wajahnya bernoda hitam. Seperti habis dicelup ke dalam tinta, juga bekas tetesan turun ke pipinya.

"Sepertinya kau terlalu fokus sampai tidak mendengar teriakanku dari luar!" seru Adlar yang ada di sisi samping, bersama kedua gadis yang salah satunya menatap sinis Akara.

"Oh?" jawab Akara sambil mengamati pemuda di pusat altar yang masih menyempu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status