Share

Chapter 5. Mengerikan

Kedatangan Boby dan Winter sangat mencolok, Winter menendang pintu hingga hancur dan Boby dengan bangga mengatakan kata-kata kasar yang seharusnya tidak diucapkan seorang bangsawan. Dia menendang barang-barang berharga di rumah Rony hanya untuk meluapkan emosinya.

"Saudaraku, apa yang kau lakukan?" tanya Rony dengan santainya. 

Boby yang disulut api amarah langsung berkata dengan nada tinggi, "Tinggalkan tempat ini, kau susah mencoreng nama Keluarga Baskoro!"

"Apa yang kamu katakan? Aku tidak melakukan apa-apa."

"Jangan pura-pura bodoh, bandit pengedar obat-obatan itu belum angkat kaki dari wilayah ini!"

Rony menghela nafas, dia tidak percaya punya sepupu yang begitu ceroboh. "Tugasku sudah selesai, kelompok bandit itu sudah pindah. Kalau ada anggota dari kelompok itu masih di wilayah ini berarti bukan tanggungjawabku. Justru sebaliknya, bukankah keluargamu yang bertugas mengamankan wilayah kota?"

"Bedebah sialan, aku sudah mengadu ke ayahanda. Kau harus angkat kaki dari rumah ini!"

"Baiklah jika itu maumu." Rony dengan santai keluar rumahnya. Semua pelayan di belakang bukan sekutunya, jadi Rony meninggalkan mereka. 

Setelah melewati Winter, Rony tersenyum tipis dan berkata lirih, "Malangnya nasibmu melayani tuan muda yang begitu bodoh!"

Winter terbelalak tak percaya, dia ingin sekali memukuli wajah Rony tapi tidak bisa. Statusnya hanya sebagai Ksatria, tidak seharusnya dirinya ikut campur. 

"Apa yang kau tunggu, bunuh sialan itu!" teriak Boby dengan emarah menggebu-gebu. 

Winter reflek langsung menarik pedangnya, tanpa perasaan takut dia langsung mengayunkan pedangnya. Matanya terbelalak saat melihat Rony yang sudah berjongkok. Senyuman tipis Rony terlihat jelas, Winter memandangnya dengan tatapan tidak percaya. Pisau berwarna hitam menusuk jantungnya dengan begitu cepat. 

"Kau…" Winter tidak bisa menyelesaikan kata-katanya, tubuhnya terjatuh dengan ekspresi kebingungan, dia seorang Ksatria Aura tapi kekuatannya benar-benar hilang. 

"Tidak mungkin! Bodoh cepat bangun kau Ksatria bintang 2!"

Rony sedikit menyempitkan matanya, istilah bintang sedikit asing di telinganya. Kata Ivan, kekuatan seorang kesatria dihitung dengan tingkatan angka.

Perlahan kulit Winter menegang dan semua ototnya lemas. Racun di darah Rony bukan main, seorang ksatria bintang 2 akan lumpuh total selama 5 menit. 

Rony dengan tatapan dingin mengambil pedang Winter. "Seorang ksatria yang menyerang bangsawan harus dihukum. Aku sendiri yang akan mengeksekusinya!"

Pedang ditanganinya segera berayun dengan cepat dan menebas leher Winter. Rony tidak menggunakan Energi apapun, dia hanya mengandalkan fisiknya.

"Sial, aku terlalu mendramatisir keadaan." Rony baru menyadari fisiknya sangat lemah, jadi ayunan pedangnya hanya sedikit menggores leher musuh. 

Tanpa menunggu aba-aba lainnya, Rony dengan cepat mengeksekusi Winter dengan menusuknya di bagian jantung. Winter tergeletak tak berdaya, Rony dengan santai melempar pedangnya ke arah Boby yang masih membatu tak percaya.

"Ivan urus mayatnya!"

"Baik, Tuan Muda," jawab Ivan dengan tegas. Meski begitu dia kagum dengan kemampuan Rony membaca situasi. Memanfaatkan kelemahan Winter yang mengayunkan senjata sembarangan, Tuan Mudanya dengan tepat merespon dan menyerang balik. Hanya dengan satu serangan Winter tumbang dan berakhir mengenaskan.

Kematian Winter tersebar luas, Boby tampak tertekan karena adik yang selalu dia ganggu bisa membunuh orang dengan begitu kejam. Ini pertama kalinya dia melihat Rony dengan tatapan menyeramkan seperti itu, jadi Boby tanpa sadar ketakutan. 

Sebelum berita kematian Winter tersebar luar, Rony dan kelompoknya mulai meninggalkan Wilayah Keluarga Count Baskoro. 

Meski Count Baskoro sangat kaya tapi infrastruktur dan teknologi di wilayah ini sangat sederhana. Rony bisa memahaminya karena itu adalah bentuk dari Pertahanan Militer. 

Memanfaatkan wilayah yang luas dan tidak ada teknologi yang muntahir, Count Baskoro bisa memaksa lawan menggunakan kekuatan murni. Baik itu Sihir maupun Aura, keluarga Baskoro tidak kekurangan satupun. 

Hanya untuk meninggalkan wilayah Baskoro, Rony harus berjalan kaki selama seminggu.

"Tuan Muda, kita akan memasuki wilayah Merah. Sebaiknya Anda berhati-hati, banyak monster yang agresif di malam hari." Ivan memberi peringatan.

"Bos, sepertinya ada yang aneh. Monster di wilayah ini seperti sedang menghindari sesuatu, kita harus cepat pergi!" ucap Thomas dengan ekspresi panik. 

"Sudah terlambat, kita hanya bisa bertarung." Rony sudah menyadarinya dari tadi, dia tahu ada monster kuat yang sedang mengintai kelompoknya.

Ivan dan dua lainnya langsung maju ke depan, mereka siap bertarung dengan monster ular bermata kuning. Rony menepuk pundak Ivan dan berkata, "Berikan aku panggung juga."

Rony dengan percaya diri melangkah maju melewati barisan depan. Tangan kanannya segera mengepal dan tubuhnya mulai merendah.

Monster Ular mendesis dan langsung menerjang ke arah Rony, mulutnya terbuka lebar dan melahap tangan musuhnya.

Rony meringis kesakitan melihat tangannya tergigit Monster Ular yang begitu ganas, tepat setelah tergigit ada semburan bisa yang langsung masuk ke aliran darahnya. "Hemb, racunnya tidak terlalu kuat. Aku sedikit kecewa," katanya sambil menarik tangannya dengan santai.

Monster Ular yang begitu ganas tiba-tiba terjatuh dengan kondisi mengenaskan, tubuhnya kaku dan matanya terbelalak. Rony dengan santai mencongkel mata dan menguliti monster ular tanpa kesusahan, darah yang berserakan di tanah tidak menghentikannya sama sekali.

Zuko yang penasaran langsung mendekat. "Bos bahan-bahan apa ini?"

"Monster ular tingkat D ini punya racun kuat. Jika menambahkannya dengan bahan lain, pasti kita bisa membunuh beberapa ratus orang dengan satu botol darahnya."

Perkataan Rony terlihat tenang, tapi mengandung kengerian yang membuat bulu kuduk semua orang berdiri. Zuko tertawa keras dan berkata, "Aku mulai tertarik dengan racun-racun, Bos ajari aku lebih banyak!"

"Aku hanya tahu sedikit," jawab Rony sambil berdiri. Dia merasa perlu untuk menaikkan staminanya. Status sistem tidak menunjukkan detail dari kekuatannya, kemampuan racunnya tidak dimasukkan dalam poin apapun, jadi Rony bisa sedikit lebih tenang.

Rony dan kelompoknya sampai di kota kecil. Mereka kali ini cukup beruntung karena tidak dihadang bandit atau sesuatu yang mengerikan. Jadi memutuskan untuk bermalam di tempat yang telihat aman ini.

"Paman, aku ingin menyewa 10 kamar."

"Teman kecil, tidak ada kamar sebanyak itu. Aku hanya bisa memberimu 7 kamar."

Rony melirik ke arah seorang pria yang sedang duduk makan, dia bisa lihat niat mereka.

"Baiklah, aku hanya bisa membayarmu setengah. Selanjutnya aku bayar besok siang." Rony dengan santai menyerahkan 40 koin perak untuk 7 kamar.

Ivan sedikit mendekat ke arah Rony. "Tuan Muda, aku merasa ada yang aneh."

"Thomas aku serahkan mereka padamu. Jangan membuat banyak keributan!"

Thomas memberi hormat dan langsung menggunakan sihirnya. Sebuah kubah Mana muncul menutupi penginapan, Thomas segera menggunakan Blink untuk memindahkan tubuhnya.

7 Ksatria pengawal juga bersiap, mereka ingin menguji kekuatannya. Namun Rony tidak mengizinkannya.

"Jangan ikut campur, ini panggungnya. Kalian akan dapat kesempatan besok pagi, sekarang istirahatlah."

7 Ksatria segera menurunkan kewaspadaannya, mereka masuk ke 3 kamar berbeda. Clarissa dan Zuko juga masuk ke kamar berbeda, keduanya tidur dan melanjutkan belajarnya di pagi hari.

"Ivan jangan kemana-mana, ikuti aku!"

Rony dengan santai mendekati pertarungan Thomas dan 10 perampok yang ingin menjarah hartanya. Ivan tampak khawatir melihat Thomas yang terluka parah, tubuhnya dipenuhi luka sayatan benda tajam.

"Seorang penyihir circle pertama ingin melawanku, jangan bercanda pak tua!"

Thomas mengingat pengajaran Rony tentang memaksimalkan penggunaan Mana, dia mencoba menempatkan Mana di sekitar tubuhnya. Matanya menjadi tajam dan segera berlari ke arah musuh.

Dengan kepungan para perampok serangan Thomas bisa dihentikan dengan mudah, seorang pria muda dengan cepat menendang perut Thomas yang terbuka.

"Ugh…"

Thomas memuntahkan darah, matanya terbelalak saat menyadari kelemahan dalam fisiknya. "Tidak, aku tidak bisa kalah lagi!"

Thomas bangkit dengan tatapan penuh tekad, dia segera mengendalikan Mana dan mulai menyerang membabi buta. Sayang serangannya tidak membuahkan hasil, Thomas terjatuh dengan kondisi yang sangat parah.

Lingkaran Sihir di jantungnya memudar dan pecah, padahal itu adalah kekuatan satu-satunya. Jika sudah hancur maka Thomas tidak mungkin lagi menjadi Penyihir.

"Matilah!"

Perampok dengan kuat mengayunkan pedangnya. "Tingg!"

Suara benturan pedang terdengar keras, Ivan menghentikan serangan perampok dengan mudah. Rony dengan cepat memberi Thomas obat penyembuh. "Kerja bagus, kau berhasil melakukannya!"

"Maafkan aku Tuan Muda!"

"Perhatikan aku!"

Rony dengan santai melangkah ke arah 9 perampok. "Ivan aku serahkan pria itu padamu!"

Ivan mengangguk setuju, dia bisa mengalahkan ketua perampok dengan mudah jika langsung membunuhnya. Namun Rony tampak tidak ingin membunuh semua perampok.

Rony melangkah pelan, tubuhnya pelan-pelan menghilang dan tiba-tiba muncul di depan musuh. Pedang di tangan kanannya dengan cepat berayun dan memotong salah satu musuh tanpa ada perlawanan.

"Bajingan!" teriak seorang perampok.

Serangan datang dari kanan, Rony dengan santai menghindar dan membuat serangan balik. Satu ayunan pedangnya langsung mengarah ke jantung musuh. Rony mengibaskan pedangnya hingga darah segar menciprat.

"Majulah, aku ingin menguji kekuatan Ksatria Bintang 1!"

"Jangan takut, serang semua!"

7 orang menyerang bersamaan, Rony mengepalkan tangan kirinya. Sebuah energi aneh berwarna hitam muncul dan membentuk sebuah duri menusuk semua musuhnya.

"Ugh…"

Semua musuh muntah darah dan mulai kejang-kejang. Rony mendekati salah seorang perampok dan memeriksa lehernya.

"Konsentrasi racunnya masih terlalu rendah. Ini sedikit mengecewakan!" ucapnya dengan santai.

Thomas mulai melihat Rony dengan cahaya yang berbeda, tidak hanya menggunakan pedang tapi kemampuan sihirnya sangat unik dan tanpa rapalan mantra.

Ivan melumpuhkan lawannya dan segera melihat ke belakang. "Tuan Muda…" sebelum menyelesaikan perkataannya dia ternganga tidak percaya.

"Apa Anda yang melakukan semua ini?"

"Siapa lagi kalau bukan aku, cepat selesaikan aku akan mengurus mereka."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status