Share

Chapter 4. Pagoda Raja

Markas rahasia tampak cukup bagus untuk mengembangkan diri, 7 budak yang belum menunjukkan bakatnya maju dan berlutut.

"Tuan Muda, tolong gunakan kami!" kata mereka serentak. Mereka semua sudah merasakan hasil latihan yang disarankan Rony, tidak hanya bakat tapi mereka berhasil mempelajari beberapa gerakan pamungkas.

Rony mengangkat tangannya dengan santai. "Jangan berlebihan, aku jadi malu."

7 orang itu berhasil mendapatkan bakat dan memiliki spesialis senjata masing-masing. Dua orang menggunakan perisai dan pedang, satu orang menggunakan tombak, 3 orang menggunakan pedang dan 1 orang menggunakan panah.

"Ivan aku serahkan mereka padamu. Oh jangan lupa bawa Kevin, Rocky dan Chriss kesini." Rony berjalan menuju ruangan Zuko yang sedang melakukan penelitian, tapi sebelum masuk Rony berhenti dan berbalik.

"Ingat, jangan sampai ketahuan. Kita butuh lebih banyak waktu."

Ivan mengangguk dan mengajak Thomas serta Clarissa untuk mengamankan jalurnya. Jecki adalah pria licik yang bisa menyadari sesuatu yang tidak wajar, jadi untuk menghindari masalah kedua orang itu solusi terbaik.

Rony melihat Zuko sedang menulis sesuatu dan mencampurkan berbagai bahan. "Dua bahan itu punya sifat berbeda, itu tidak akan bisa bersatu."

Tepat setelah Rony mengatakannya, eksperimen Zuko gagal dan meledak. Asap hitam langsung menampar wajah Zuko yang penuh dengan keyakinan.

Sembari membuka kacamatanya, Zuko dengan penuh semangat menghampiri Rony dan bertanya, "Bagaimana kau bisa tau?"

Wajah Rony tampak canggung, dia tidak pernah melihat peneliti yang begitu bersemangat. "Karena dua bahan itu mirip seperti air dan minyak."

"Minyak?"

"Lupakan soal itu, yang pasti dua bahan itu tidak bisa dicampur langsung. Membutuhkan bahan lain untuk mencampurnya, coba gunakan Batu Mana untuk mengikat energinya."

Karena tidak ada Batu Mana di markas rahasia, Zuko tampak lemas. "Apa kau tidak punya Batu Mana Bos?"

"Apa yang tidak bisa aku dapatkan? daripada itu bagaimana pesananku kemarin?" tanya Rony dengan santainya.

"Tentu saja sudah jadi. Racun terbaik yang bisa aku buat!"

Rony dengan santai mengambilnya, dia membuka tutup botol dan mencium aromanya. "Tanpa bau dan memiliki konsentrasi racun yang padat. Aku menyukainya, tapi aku ingin kau buat racun yang lebih mematikan daripada ini."

Zuko sedikit bingung sambil memiringkan kepalanya. "Racun kuat itu sudah mampu membunuh Ksatria tingkat 3."

Rony dengan santai meminum racun itu tanpa berkedip. Kulitnya memerah, matanya terbelalak serta tangannya menegang.

Tubuh Rony jatuh dan menatap langit-langit seperti seorang yang akan mati kapan saja, Zuko dengan panik langsung keluar tapi kakinya di pedang sesuatu.

"Jangan berlebihan, racunmu tidak terlalu berpengaruh padaku." Rony dengan santai berdiri dan kulitnya mulai normal.

Zuko bingung dengan pernyataan bosnya. "Apa yang kau lakukan Bos? bagaimana kau selamat?"

"Tubuhku sudah terbiasa dengan racun, aku membutuhkan racun yang lebih kuat untuk meningkatkannya. Kau sekarang tau kenapa aku selalu mengkonsumsi obat-obat itu."

Rony membuat propaganda di kalangan rekannya, dia sebenarnya hanya ingin bermain-main dengan Zuko. Namun kenyataan tidak seindah bayangannya, Zuko dengan santai menceritakan kejadian Rony meminum racun ganas buatannya.

Ivan akhirnya mengerti kenapa tuan mudanya selalu mengkonsumsi narkoba, ternyata dia menyimpan rahasia yang sangat besar.

Rony yang menjadi pusat pembicaraan pergi meninggalkan markas. Sudut bibirnya terangkat karena merasakan kehadiran seseorang yang sedang mengawasinya.

"Sepertinya aku tidak bisa menunggu terlalu lama," ucapnya dalam hati.

Seorang prajurit dengan paras menyeramkan datang. "Tuan Muda, anda harus segera menemui Kepala Keluarga!"

"Apa yang terjadi?"

"Jangan tanya hal yang tak penting!"

Prajurit itu adalah bawahan setia Boby, pria itu bernama Winter. Pria dengan wajah menyeramkan yang telah menyelesaikan puluhan Dungeon Monster. 

Pengalamannya sebagai prajurit tidak dapat diremehkan, tetapi pandangannya memilih tuan muda terlalu buruk. 

"Baik," jawab Rony ketus. Dia segera menuju kediaman utama dan bertemu dengan Kepala Keluarga. 

"Ayahanda?" tanya Rony dengan santainya.

"Ternyata kau bisa santai juga." Tomi berdiri dari kursinya, dia mengibaskan tangannya dan sebuah kubah Mana tercipta. Kubah itu bisa memblokir semua suara keluar dari ruangan.

"Aku akan langsung pada intinya, untuk apa pasukan di bawah tanah itu?"

Rony tersenyum tipis, dia sudah menyadari ada yang aneh. "Untunglah, ternyata mata-mata itu dari Anda."

Tomi sedikit bingung, padahal dia sudah menyuruh bawahannya untuk tetap bersembunyi. Bahkan seorang ksatria tingkat 4 tidak akan bisa menyadarinya.

"Jadi selama ini kau menipu semua orang!"

"Sebenarnya tidak, hanya saja fisikku tidak sebanding dengan otakku." Rony dengan sedikit emosi mengepalkan tangannya ke depan. 

Tomi mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam dengan ornamen emas. "Ambillah, ini warisan dari kakekmu."

Rony mengambil dan langsung membukanya, sebuah kalung dengan bentuk menara terlihat. 

[Artefak Pagoda Raja. Efek tidak diketahui.]

"Benda misterius itu tidak bisa dinilai siapapun. Bahkan Penilai Kerajaan tidak tahu."

"Terus kenapa anda memberikannya padaku, Ayah?"

"Kakekmu berpesan untuk memberikan benda itu pada keterunannya yang memiliki tubuh lemah dan berbudi luruh. Rencanamu menghancurkan kelompok Tank sangat brilian.” Tomi berbalik dan menatap keluar jendela.

"Aku harap kau tidak sepertiku."

Rony tersenyum tipis. "Aku tidak mungkin mengambil jalan sepertimu ayah!"

Tomi berhasil menjadi kepala keluarga dengan cara yang paling kejam. Dia menyingkirkan 6 saudaranya untuk bisa duduk di kursinya sekarang. Tomi harus melakukannya karena dialah yang paling terampil, jika tidak dia maka keluarga Baskoro akan runtuh. 

"Untuk sekarang pergilah ke Akademi, aku yang akan mengurus orang-orangmu."

Rony menggelengkan kepala. "Aku bisa membawa mereka, lebih baik Anda mengawasi Jecki dan komplotannya."

"Aku tidak bisa, kau pasti sudah tahu siapa yang yang berada di balik Tank."

Rony mengangguk dengan tenang, padahal dia tidak mengetahuinya sama kali. "Tunggulah aku Ayah, menunggu 4 tahun tidak akan terlambat."

Tomi mengeluarkan sebuah gulungan sihir. "Bawa ini dan tunjukkan pada pengurus Akademi," katanya dengan tatapan dingin. 

"Lebih baik aku memulainya dari awal, rekomendasi ini bisa membuatku semakin pusing."

"Apa kau tahu isinya?"

Rony tersenyum tipis dan berkata, “Rekomendasi untuk melindungiku dan memberikan fasilitas terbaik.”

Tomi berbalik dan tersenyum. "Pergilah tanpa rekomendasi, aku bisa menunggumu. Ingat batas waktumu 4 tahun."

"Jangan khawatir Ayahanda, aku tidak akan mengecewakanmu. Satu lagi Ayahanda, tolong jangan tempatkan orang-orang itu di dekatku, mereka terlalu mengganggu."

Tomi menggangguku dan berkata pelan, "Lakukan sesukamu!"

Rony meninggalkan tempat, dia segera menuju markas rahasianya. "Kemasi barang-barang kalian, kita harus pindah."

Rony tidak menyangka harus masuk ke Akademi Militer, dia sebenarnya ingin menikmati kehidupan mewahnya. Tetapi Akademi Militer dapat membuatnya semakin leluasa bergerak dan memperkaya diri. 

Ivan dan Thomas bisa pergi tanpa persiapan, Clarissa dan Zuko membutuhkan waktu yang lebih lama. Ivan juga harus mengatur Chris, Rocky, dan Kevin untuk bisa ikut. 

Rony yang sendirian di dalam kamar memakai kalung pemberian ayahnya. "Benda aneh apa ini?"

Cahaya terang yang menyilaukan langsung menusuk matanya, kesadaran Rony tiba-tiba pudar. Setelah bangun, dia tiba-tiba berada di sebuah ruangan luas tanpa ada seorangpun. 

Rony perlahan membuka matanya, dia tampak bingung melihat ruangan kosong yang cukup luas untuk berlatih.

"Apa yang terjadi? Ini dimana?" katanya kebingungan. 

[Selamat datang pemilik baru, bagaimana aku harus memanggilmu?] 

Sebuah suara lembut terdengar bergema di seluruh ruangan. Rony langsung waspada dan melihat sekelilingnya. 

"Siapa kau?"

[Pemilik, aku adalah kesadaran buatan Padoga Raja.] 

"AI?"

[Bisa dibilang aku seperti AI, tapi kemampuanku jauh melebihi itu dizamanmu.]

"Jadi kau tahu aku bukan dari dunia ini?"

[Tentu saja saya tahu, Pemilik baru selalu memiliki latar belakang misterius. Sebelum anda masuk, aku sudah mengambil sebagian ingatan anda. Jadi aku bisa mengetahuinya.]

"Menarik-menarik, jawab pertanyaanku. Apa aku bisa kembali ke duniaku?"

[Secara teori bisa saja, tapi itu tidak akan membuatmu puas. Pasalnya duniamu adalah dunia kecil yang hampir musnah, itu hanya tebakanku.]

"Itu cukup, sekarang apa yang harus aku lakukan?"

[Anda sangat cerdas. Tugas inti anda adalah mencegah kehancuran dunia ini, jika tidak dunia ini akan sama seperti dunia anda sebelumnya.] 

"Itu sangat merepotkan!"

[Anda ditakdirkan untuk menjadi salah satu penyelamat dunia, jadi tolong penuhi takdirmu.]

"Takdir? Aku bisa membuatnya sendiri. Jangan membuatku mengulanginya lagi!"

[Sebenarnya anda hanya tidak memiliki motivasi saja.]

[Sistem ditingkatkan, kemampuan sistem pengguna berubah menjadi tingkat 0.] 

Jendela sistem berwarna merah muncul di sebelah kiri dan warna biru di kanan. Dua sistem itu menunjukkan informasi yang berbeda. 

[Rony Baskoro

Level : 7

Umur : 18 tahun

Status : Normal

Kekuatan : 16

Stamina : 20

Energi : 5

Bakat Bawaan : 

Pelahap Segalanya (Ex).]

“Kemana Mata Penilai ku?”

[Mata Penilai hanyalah skill yang tidak penting, jadi aku menghapusnya. Anda bisa melihat seluruh detail informasi hanya dengan Sistem Kaisar.]

"Jadi ini keistimewaan Pagoda Raja. Oh iya, kenapa namanya Raja dan Kaisar?"

[Anda akan mengetahuinya setelah mencapai lantai 12. Untuk sekarang anda tidak bisa mengakses informasinya.]

"Jadi aku harus lulus ujian Pagoda ini untuk naik lantai, aku mulai tertarik dengan tantangan pertama!"

[Sebaiknya Anda tidak menyesalinya!] 

Seorang pria tua muncul layaknya sebuah program AI, matanya yang tajam dan ekspresinya yang dingin menatap Rony. Tanpa peringatan kakek itu langsung menyerang dan membelah tubuh Rony. 

" Ugh…" Rony muntah darah dan kesadarannya kembali ke dunia nyata. "Sialan, apa itu tadi? Aku tidak bisa bereaksi sama sekali!"

Seorang pelayan masuk dengan wajah khawatir. "Tuan Muda, Tuan Boby menghancurkan pintu depan!"

"Bersihkan ini, aku bisa menyelesaikannya!" katanya dengan ekspresi tenang. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status