Share

Bab 107 Kecemasan Naila

Setelah beberapa saat kemudian Hatan, Lia dan anak-anak pun pulang ruangan sepi kembali, membuat Satria sedih.

"Ma, kapan kita pulang?" tanya Satria.

Nunggu perintah Dokter dulu ya, sayang," jawab Naila dengan lembut.

"Baik, Ma!" jawab bocah kecil sambil bermain dengan mainannya.

Naila menghampiri putranya ia menyentuh pucuk kepala anaknya. "Nak, waktunya untuk membersihkan tubuhmu, ibu seka pakai air hangat, ya?" tanyanya pada sang putra.

"Belum boleh mandi, Ma?" tanya Satria.

Naila terdiam ia menatap jam dinding menunjukkan jam empat sore, biasanya Dokter Rizal akan datang ke seni untuk menanyakan keluhan Satria tetapi entah kenapa ia belum ke sini juga.

"Sebentar, Mama lihat dulu badanmu masih panas atau tidak?" tanya Naila sambil menyentuh kening Satria.

"Masih hangat, Mama seka saja ya?" tanyanya pada putranya.

Satria mengangguk pasrah dan Naila memencet bel untuk memanggil suster, Seorang suster datang membawa sebaskom air hangat untuk pasien.

"Ada sesuatu yang ibu butuhkan lagi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status