Share

Laki-laki Melempem

"Pantas saja Ibu selalu mimpi dikejar-kejar bayi, mungkin Ibu merasa bersalah tapi tidak mau mengakuinya," kata Wita sambil meneteskan air mata.

"Maaf, Wita, kami pulang," pamitku.

Wita hanya mengangguk pelan, mungkin ia terguncang dengan kenyataan yang terjadi. Kami berjalan keluar dari rumah Ayah, tampak mobil Mas Fahmi baru saja masuk ke halaman rumah.

"Lho kalian disini, ya?" sapa Mas Fahmi.

Aku mengangguk, Arya dan Adiva memberi salam pada ayahnya.

"Mau kemana sekarang?" tanya Mas Fahmi.

"Mau pulang, Mas." Aku menjawab pertanyaan Mas Fahmi.

"Aku antar ya?" kata Mas Fahmi.

"Nggak usah," jawabku.

Drtt...drtt…

Ponsel Mas Fahmi berbunyi, ia pun menerima panggilan itu.

"......."

"Fahmi sudah di depan rumah Ayah," kata Mas Fahmi segera berlari masuk ke dalam rumah Ayah. Ia tampak cemas.

Aku dan anak-anak saling berpandangan.

"Ada apa ya?" tanyaku penasaran.

"Sudahlah, Bu. Kita pulang saja," kata Adiva.

"Kita lihat dulu apa yang terjadi," kataku pada anak-anak.

Mereka terlihat enggan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kamu ibu dan istri g berguna hanum, untung anak2 masih sayang kamu.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status