PRANNG! Irvan menyenggol gelas yang ada di atas meja dekat tempat tidurnya. Meja itu baru ditaruh disana Semenjak Irvan gak bisa berjalan. Gunanya untuk menaruh makan dan minum irvan. Sontak saja Selly yang tidur disebelahnya jadi terbangun. Ia duduk dan menoleh kearah Irvan dengan mata melotot."Apalagi sih, Mas? Bisa gak sehari saja mas gak bikin masalah? Aku tu capek pengen istirahat!" Selly membentak Irvan. Akhir-akhir ini Selly sering pulang malam tak jarang pula ia pulang pagi. Setiap ditegur sama bu Sutri, ia selalu mengancam akan pergi dri rumah. Hal itu membuat bu Sutri Kalah telak, karena kalau Selly pergi dari rumahnya siapa yang akan menanggung biaya berobat Irvan. siapa juga yang akan mencukupi kebutuhan dapurnya.Tak kunjung bisa berjalan akhirnya Irvan di rumahkan dari tempatnya bekerja. Tanpa digaji dan tanpa diberi pesangon karena Irvan karyawan kontrak."Uuk ... Uuk ...uuk!" Irvan berbicara dengan bahasa isyarat."Kamu ngomong apa sih, Mas!? Aak uuk, aak uuk, gak j
"Jangan lupa besok dandan yang cantik, pake baju yang bagus, tas bagus, pake perhiasan, tunjukan pada mantan mertua dan mantan suamimu kalau kamu bisa sukses tanpa mereka. Buat mereka menyesal telah membuangmu," ucap bu Anisa selepas kepergian Danu. Semarah apapun dirinya pada Tia tetap saja Tia adalah anaknya dia akan membantu Tia untuk membalas perbuatan mantan menantu dan mantan besannya itu. "Tapi Tia gak punya perhiasan, baju bagus, tas bagus, seperti yang Emak katakan," "Sudahlah Mak, pakai saja apa yang ada gak usah berlebihan. Lagian kita ke sana cuma sebentar," ucap Pak Rasyid."Gak bisa gitu dong Pak, mereka harus di buat menyesal telah membuang Tia dan Raffa. Mereka kira tanpa mereka Tia gak bisa hidup, gak bisa sukses!" bantah bu Anisa."Terserah Emak sajalah, Bapak mau ke depan jalan-jalan. Sini Raffa biar sama Bapak." Pak Rasyid mengulurkan tangannya untuk meminta Raffa yang ada di pangkuan Tia.Sebelum Danu pulang sempat ada drama tangisan Raffa yang tidak mau berp
"Aku mau yang ini" ucapnya pada Mbak SPG. Hehhh, enak saja!" Bu Anisa mendorong bahu perempuan itu. "Anak saya sudah memilih ini duluan, kamu cari yang lain. Jangan dibiasakan mengambil punya orang lain." Bu Anisa menarik tas yang ada di tangannya."Kamu ...." Tia melotot melihat Siapa yang yang mengambil tas pilihanya."Kamu kenal dia?" tanya bu Anisa bingung.Tia pun menganggukkan kepalanya. "Dia istrinya Mas Irvan!" jawab Tia tanpa memalingkan wajahnya. Ya perempuan itu adalah Selly."Ohh, jadi kamu orangnya Yang telah merusak rumah tangga anakku. Dasar pelakor!" Bu Anisa mengacungkan jari telunjuknya ke muka Selly."Dengar ya, nenek tua! Rumah tangga anak nenek itu sudah hancur dari sananya. Anak nenek itu, tidak bisa muasin suami. Jadi, jangan salahkan aku kalau suaminya melirikku, secara aku lebih segala-galanya dibanding anak nenek," ucap Selly sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya.Selly memang cantik tubuhnya putih bersih dan langsing. Tapi Tia lebih cantik kecantikannya ia
"Hadiah? Dari siapa pak?" Tia menatap kotak yang ada ditangannya"Katanya dibuka saja Non, nanti Non Tia akan tahu sendiri dari siapa,""Dari siapa, Tia?" tanya bu Anisa yang duduk di sampingny"Gak tau, Mak!""Coba dibuka!""Iya, sebentar! Tiapun segera membuka kotak tersebut."Wahh! ini 'kan tas yang Tia suka tadi Mak." Mata Tia berbinar melihat tas yang ada ditangannya. Selama hidup dengan Irvan belum pernah dia membeli tas semahal ini. Jangankan untuk membeli tas, untuk makan saja Tia kesulitan, semua uang belanja di pegang ibu mertua."Iya benar, ternyata tas ini Nak Danu berikan untuk kamu, Nak," ujar Bu Anisa."Iya, Mak!" Tia sangat bahagia mendapatkan tas kesukaannya. Senyuman mengembang di sudut bibirnya. "Kamu baik banget, Mas! Terimakasih, Maafkan Tia yang sempat berpikir Mas Danu punya wanita lain," batinnya.Pak Rasyid menoleh ke belakang, ia ikut bahagia melihat anaknya bahagia, "sudah cukup penderitaan yang kamu dan raffa alami selama ini. Sekarang sudah saatnya kalian
Tia tersenyum, "kenapa? Apa ibu tidak mengenaliku? menantu yang ibu sia-siakan dulu sekarang jauh berbeda?""Apa aku gak salah dengar? Iya, benar dia, Tia! Kok bisa dia berubah jadi cantik dan berkelas begini," batin bu sutri."Ehh, Tia! Kamu apa kabar Nak? Kamu kemana saja Irvan mencarimu kemana-mana? Maaf ibu pangling kamu tambah cantik sekarang!" Bu Sutri memeluk tubuh Tia."Sepertinya Tia sekarang sudah menjadi orang kaya. Terlihat dari penampilannya sudah seperti wanita karier. Wajahnya juga terlihat lebih bersih pasti dia menggunakan perawatan kecantikan. Aku harus bisa membujuknya untuk kembali bersama Irvan. Supaya aku tidak kelelahan lagi merawat irvan dan juga aku tidak perlu bergantung sama Selly." Bu Sutri bicara dalam hati.Melihat perubahan sifat bu Sutri, membuat Tia bingung. "Tumben ibu menjadi baik seperti ini, tidak seperti biasanya?" batinnya.Pak Rasyid yang berada disebelah Tia juga bingung tapi ia hanya melihat terlebih dulu sampai kapan mantan besannya itu akan
POV Tia"Tidak bisa pokoknya Tia harus kembali ke rumah ini titik." Ibu meninggikan suaranya. Seperti biasa dia akan selalu memaksakan kehendaknya."Kenapa sekarang ibu memaksaku untuk kembali ke rumah ini, bukankah dulu Ibu selalu mengusirku?" Heran saja rasanya kenapa dia berubah secepat ini? Apa karena penampilanku? Ia pikir aku sudah kaya dan ia ingin menguasai uangku sama seperti dulu saat ia menguasai rejekiku dan Raffa lewat Mas Irvan."Suka-suka aku lah! Pokoknya kamu harus kembali ke rumah ini." ucapnya yang terkesan egois. Sebenarnya Ibu ini mengerti ajaran agama tidak, sih? emosi lama- lama ngomong sama dia."Sampai kapan pun Bapak tidak mengijinkan kamu untuk kembali ke rumah ini, tia!" Bapak menatap ku tidak memperdulikan ucapan Ibunya Mas Irvan."Iya, pak! Lagi pula aku pun tidak mau masuk rumah ini lagi. Bagiku Ini bukan rumah tapi neraka." Mana mungkin aku akan kembali ke rumah yang tidak bisa menjamin keselamatan Raffa. Bagiku Raffa adalah nafasku dia segalanya dala
Aku terbangun saat mendengar keributan yang ada diluar kamarku. Bukankah di rumah ini yang bisa bicara selain aku hanya ibu. Itu rame-rame ibu ngomong sama siapa?Aku berjalan keluar kamar dengan mengendap-endap. Berdiri di balik tembok pembatas ruang tamu dan ruang tengah. Rasa penasaran ini sangat besar aku ingin tahu ibu bicara dengan siapa dari nada bicaranya ia sedang emosi."Loh, bukannya itu Mbak Tia? Mau apa dia kemari? Terus siapa laki-laki yang datang bersamanya itu? Ucapku dalam hati. Aku mengintip di celah-celah tirai penghubung ruang tamu dan ruang tengah."Pokoknya Tia harus kembali ke rumah ini titik!" Aku mendengar ibu membentak laki-laki tua itu."A-APA? IBU ingin Mbak Tia kembali ke rumah ini. Lah, aku mau dikemanakan? Dasar nenek lampir! Sepertinya ibu ingin main-main dengan ku. Baiklah mari kita mulai siapa yang akan menang. Segera aku kembali kekamar mencari buku nikahnya Mas Irvan dan Tia dan juga akte kelahiran Raffa. Aku heran, buat apa mbak Tia meminta akte
POV Ibu Sutri"Lepaskan!!" Dengan sekuat tenaga aku menepis tangan Selly dan akhirnya pegangannya pun terlepas. "Loh ... loh! Kenapa tubuhku menjadi oleng."Bugghh! Pantatku mendarat dengan sempurna ke lantai."Aaww! Aduhh!" Aku mengerang kesakitan dan mengelus-elus pantatku. Aku tidak menyangka Selly akan melepaskan pegangannya begitu saja hingga tubuhku hilang keseimbangan.Hahaha! Kulihat Selly menertawakan diriku yang masih terduduk di lantai. Dasar menantu tak punya sopan santun orang tua lagi kesakitan bukannya ditolong malah diketawain."Uukk ... uukk ... uukk! Irvan menghampiriku. Ia meraih tanganku dan berusaha membantuku berdiri. Sedangkan dirinya saja tidak bisa berdiri. Irvan memang anak yang baik, hanya saja kesalahannya kenapa menikahi Selly, wanita berhati iblis. Sungguh aku menyesal merestui Irvan menikah dengannya.Segera aku berdiri walapun rasanya pinggang ku pegel sekali. Sepertinya aku harus pergi ke tukang urut nanti. "Kamu sengaja ya mau bikin ibu celaka." Aku