Kami terus berjalan dan akhirnya sampai di hutan.
"Akhirnya kita dapat keluar dari kampung Lamuna tanpa diketahui oleh orang lain." Kata Ilham.
"Benar, kalau Nyai Sri mengetahui ini dia akan menghukum kita semua." Kata Vita.
"Sebaiknya kita cepat pergi ke pasar setan dan mencari informasi tentang Nyai Sri." Kataku.
"Apa kita harus pergi ke pasar setan?" tanya Rafael sambil merasa ragu.
"Harus supaya kita mengetahui apa kelemahan Nyai Sri dan bagaimana cara mengalahkan dia." Jawabku.
"Baik kalau begitu." Kata Rafael.
Kami terus berjalan dan akhirnya kami sampai di ujung jalan sebelah kiri.
"Itu dia!" Kata Ilham.
"Ayo kita pergi ke sana!" Kataku.
"Baik, kita masuk sekarang juga." kata Vita sambil ketakutan.
Saat kami masuk ke pasar setan. Kami langsung bertemu penjual yang berbicara kepada Rafael dan Ilham waktu itu.
"Kalian datang lagi
"Terima kasih atas ucapan kamu, Ayuna." kata Ilham sambil tersenyum."Ini sudah sangat malam. Ayo kita tidur! Vita sudah sangat nyenyak tidurnya." Kataku."Vita itu memang tidak dapat kalah jika masalah tidur. Dia belum pernah tidak dapat tidur saat berada di tempat ini." kata Rafael sambil tersenyum."Itu bagus sekali, supaya dia tidak terlalu ketakutan dengan apa yang terjadi sekarang ini." Kataku."Benar juga." Kata Rafael."Apa kalian merasa ada yang aneh dengan Daffa?" tanya Ilham sambil merasa bingung."Apa yang aneh dari dia?" tanya Rafael."Aku juga merasa aneh terhadap dia." Kataku."Aneh kenapa?" tanya Rafael."Dia jarang berbicara dengan kita semua. Tapi dia selalu mengikuti kita semua. Dan saat malam hari, aku terbangun sebentar dari tidurku dia sudah tidak ada di kamar. Tapi waktu pagi hari datang dia berada di kamar kita. Itu aneh sekali menurut aku." Ka
"Benar juga, Ayuna selalu memberi kita informasi yang tidak bisa kita cari." Kata Vita."Aku juga setuju dengan kamu, Rafael. Ayuna terlahir berbeda dari kita semua. Aku percaya dia dapat ember kita keluar dari kampung Lamuna ini." Kata Ilham."Semoga saja itu benar." Kata Vita."Kamu juga sangat yakin dengan hal itu. Kita harus mencari siapa nama penjual di pasar setan kemarin." Kata Rafael."Untuk apa?" tanya Ilham."Benar, melihat wajah dia meski hanya sebentar saja sudah menakutkan untuk aku apalagi harus mencari tahu nama dia." Kata Vita."Tetap saja kita harus mencari tahu tentang penjual itu. Itu sepertinya memiliki hubungan dengan Nyai Sri. Dengan begitu, kita dapat menemukan cara untuk mengalahkan Nyai Sri dan semua setan di kampung Lamuna." Jawab Rafael."Jadi begitu, apa kita harus kemal Bali ke pasar setan itu?" tanya ilham."Jangan, kemarin saja kita hampir dibunuh. A
"Kita memang harus pergi ke perayaan itu nanti. Memangnya kenapa? Untuk apa kamu berbicara dengan dia?" tanya Rafael."Aku hanya ingin saja berbicara dengan dia, memangnya kenapa?" tanya Daffa."Itu dia! Kamu tidak biasanya, sangat aneh berbicara dengan Kuhar. Ada apa ini?" tanya Rafael sambil curiga."Tidak ada, sudah kita makan saja." Kata Daffa."Ayo! Aku juga sudah sangat lapar." Kata Vita."Baik, aku juga ingin makan." Kataku.Saat kami pergi makan, aku dan Rafael membicarakan tentang suara Samar Itu."Aoa kamu tidak mendengar suara itu lagi, Ayuna?" tanya Rafael."Tidak, aku belum ke toilet dan belum mendengar suara itu." Jawabku."Memangnya itu suara apa?" tanya Daffa."Aku juga tidak tahu tapi bukan manusia. Aku sangat yakin dengan itu. Pasti hantu yang mengatakan itu kepada aku." Jawabku."Sudah, kita sedang makan dan jangan membahas tentang han
Daffa berbicara dengan Vita di luar rumah."Daffa, apa yang ingin kamu katakan?" tanya Vita."Aku ingin mengatakan bahwa aku.." jawab Daffa sambil bingung."Kamu kenapa?" tanya Vita."Aku ingin bicara saja dengan kamu, Vita." Jawab Daffa."Apa? Kamu hanya ingin berbicara dengan aku tanpa ada sesuatu yang ingin dibicarakan. Apa aku hanya menjadikan aku sebuah alasan saja." kata Vita sambil cemberut."Memangnya salah? Kita bicara apa saja di sini." Kata Daffa."Apa kamu memang sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua dan membawa aku supaya tidak diketahui mereka bahwa kamu sedang mendengarkan pembicaraan kami berdua." Kata Vita."Tidak! Kenapa kau berpikir seperti mereka semua?" tanya Daffa sambil membentak Vita."Maafkan aku jika itu menyinggung kamu tapi kamu tidak perlu membentak aku. Aku juga akan mengerti jika kamu berbicara dengan baik." kata Vita sambil cemberut.&nb
Aku dan mereka berdua menghampiri Vita. Aku berusaha menenangkan Vita yang menangis sedih."Kamu tenang Vita, Daffa pasti akan kembali seperti dulu. Kita hanya perlu berbicara terhadap dia secara perlahan dan membuat dia mengerti atas semua ini. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu memang perempuan yang baik, Vita. Terima kasih kamu tetap ingin bertahan dengan kita semua. Terima kasih sudah percaya dengan kami semua. Aku janji aku akan mendapatkan cara untuk membuat Daffa kembali lagi. Dan kita pasti bisa mengalahkan Nyai Sri dan semua setan yang berniat jahat. Kita bisa kembali dan kita harus kembali. Aku percaya itu." kataku sambil tersenyum."Tidak, kamu tidak perlu berterima kasih sebab kamu sudah melakukan yang terbaik untuk kita semua. Kamu selalu berusaha untuk mencaru cara. Terima kasih, Ayuna!" Kata Vita."Tidak aku tidak melakukan apa apa, aku mengetahui arti cinta dari kamu, Vita. Terima kasih sudah mengajarkan sesuatu yang pentin
Aku mendengar rintihan suara itu lagi dan ada jeritan juga yang sangat menyeramkan."Tolong aku, Ayuna! Aku dibunuh oleh Nyai Sri sebab dia tahu bahwa aku istri dari pria yang sudah menjual dia. Sebelum aku dibunuh, aku ditahan di tempat ini. Hanya gelap dan dingin yang aku rasakan. Padahal aku tidak tahu kejahatan suami aku terhadap Nyai Sri. Tolong keluarkan aku dari tempat ini! Tolong!" Jeritan suara itu.Aku takut dan berteriak mendengar suara itu."Ah! Aku takut sekali, kamu tunjukkan diri kamu, jangan hanya suara kamu yang terdengar oleh aku. Aku sangat takut mendengar suara tapi tidak terlihat siapa orang itu. Aku mohon beritahu aku sebuah petunjuk albumnya aku dapat keluar dari kampung Lamuna ini." Kataku."Aku terjebak di dalam gusi yang berada di luar pintu kamar mandi ini." Kata suara itu."Guci? Yang mana?" tanyaku sambil mencari guci itu."Yang ini! Yang kecil." Kata Vita."Yang ini!" K
Rafael dan Ilham masuk ke kamar mereka berdua."Di mana Daffa?" tanya Rafael."Dia pasti pergi ke tempat Nyai Sri untuk memberikan informasi yang dia dengarkan dari pembicaraan Ayuna dan Vita." Jawab Ilham."Benar juga, kita harus mengikuti dia ke tempat Nyai Sri." Kata Rafael."Ayo kita pergi sekarang! Apa kita harus memberitahu Ayuna dan Vita?" tanya Ilham."Tidak, Ayuna baru saja panik sebab dia baru meliha hantu. Dia membutuhkan istirahat yang cukup untuk dapat menenangkan diri." Jawab Rafael."Benar juga, aku lupa itu." Kata Ilham."Aku mengerti seperti apa Ayuna, dia tidak akan mengaku bahwa dia lelah tapi dia akan mengakui itu. Jadi, aku mengerti jika dia sudah bertekad untuk mencari informasi dia akan melakukan itu sampai dia menyelesaikannya." Kata Rafael."Ayuna memang tepat memilih kamu, Rafael. Kamu memang pria terbaik untuk Ayuna. Kamu mengerti seperti apa dia dan yang akan
Aku dan yang lainnya sampai di kamar lebih dulu dari Daffa. Lalu, Daffa masuk ke kamar dan melihat Rafael dan Ilham seperti kelelahan. "Kenapa dengan kalian berdua? Seperti sudah berlari jauh saja." Kata Daffa. "Kami sudah lari di jalan supaya tubuh kita sehat. Jadi, kita berlari dengan cepat supaya tubuh kita berkeringat. Memangnya kenapa? Kamu ingin ikut berlari dengan kami berdua." Kata Rafael. "Untuk apa berlari di malam hari?" tanya Daffa. "Terserah kita ingin berlari kapan saja, memangnya tidak boleh berlari di malam hari?" tanya Rafael. "Aneh saja." Jawab Daffa. "Kenapa aneh? Ini biasa saja, ada orang lain yang berolahraga di malam hari." Kata Ilham. "Benarkah? Siapa? Siapa yang berlari di malam hari?" tanya Daffa. "Ada, orang lain berlari di malam hari supaya dapat menghirup udara malam dan tidak merasa gerah." Kata Rafael. "Mungkin itu hanya kalian s