Hari ini adalah pertandingan tinju penting bagiku. Karena pemenang kali ini akan mendapat gelar gadis terimut di seluruh kota. Namun aku tak menginginkannya dikarenakan aku hanya ingin menjadi gadis terimut di mata Danny-kun. Ketika aku sedang berlatih memukul samsak, Danny-kun mendapatkan sebuah surat dari seseorang. Aku melihatnya membuka surat tersebut, lalu aku melihat Danny-kun keheranan.
"Surat dari siapa, Danny-kun?" tanyaku.
"Surat dari seseorang yang bernama Silvie..," jawab Danny-kun.
"Apakah dia itu seorang perempuan?" tanyaku lagi.
"Aku tidak tahu ... karena yang namanya Silvie itu bisa laki-laki, bisa pula perempuan..," jawab Danny-kun.
"Apa isinya?" tanyaku lagi.
"Ajakan untuk minum teh..," jawab Danny-kun.
"Coba aku lihat..," ucapku.
Danny-kun menyerahkan surat tersebut padaku, lalu aku membacanya.
"Danny-kun, lebih baik kamu tolak saja undangan ini..," ucapku.
"Memangnya kenapa?" tanya Danny-kun.
Aku dan Danny-kun sedang menginap di sebuah hotel biasa dikarenakan malam ini hujan deras sekali. Di samping itu, kami memesan 2 kamar namun karena yang tersisa hanya 1 kamar saja dengan terpaksa kami harus tidur satu kamar. Dan kebetulan besok adalah hari Minggu. Jujur, aku merasa deg-degan karena terakhir satu kamar dengan Danny-kun saat kami berdua masih kecil."Kamu mandi duluan saja, Mei..," ucap Danny-kun."Apa tidak apa-apa?" tanyaku."Tidak apa-apa kok ... lagipula, nanti kamu akan sakit..," jawab Danny-kun sambil tersenyum.Aku pun bergegas mandi namun tidak terlalu lama dikarenakan Danny-kun juga harus mandi. Setelah selesai mandi, Danny-kun pun mulai mandi agar dia tidak sakit. Aku duduk di sebuah kursi sambil menunggu Danny-kun selesai mandi."Mengapa aku deg-degan ya? Seperti suami istri saja..," gumamku."Su ... suami istri..," gumamku lagi dengan wajah memerah.Sambil menunggu Danny-kun selesai mandi, aku memakai pakaia
Hari ini entah mengapa keadaanku sial terus. Dimulai saat pagi ini, aku bangun telat padahal aku sudah menyetel jam weker pukul 04.30 pagi. Lalu saat ramalan cuaca mengatakan hari ini cerah, namun malah menjadi hujan deras sehingga saat aku sampai di sekolah, aku menjadi basah kuyup. Dan saat Danny-kun melihatku basah kuyup, ia pun khawatir aku akan jatuh sakit."Mengapa aku sial sekali hari ini...," gumamku.Danny-kun mendengar suara gumamku."Tidak apa-apa kok Mei ... siapa tahu setelah ini selesai, kamu akan mendapatkan keberuntungan yang luar biasa..," ucap Danny-kun sambil tersenyum."Sekarang, lebih baik kamu mengganti pakaianmu dengan jaket olahraga..," lanjut Danny-kun.Aku pun segera mengganti pakaianku dengan jaket olahraga dan aku pun kembali ke kelas."Mengapa kamu memakai jaket olahraga, Kanaya-san?" tanya Canis."Karena tadi di luar hujan deras, sehingga membuatku basah kuyup..," jawabku."Hujan deras? Bukankah di
Hari ini aku janjian dengan Danny-kun untuk kencan. Kali ini, Danny-kun yang membimbing dikarenakan ada sebuah tempat yang ingin Danny-kun kunjungi. Disamping itu pula, hari ini adalah hari Valentine dimana setiap wanita memberikan coklat kepada pasangannya. Aku memakai pakaian berwarna merah agar terlihat dewasa dimata Danny-kun."Sepertinya aku akan pakai parfum ini saja..," ucapku.Aku menyemprotkan parfum ke bajuku secukupnya sampai tercium bau mawar di hidungku. Lalu setelah itu, aku berangkat kencan dengan Danny-kun. Sesampainya di stasiun kereta, aku menunggu Danny-kun sambil kembali merapikan rambutku yang sebenarnya sudah aku rapikan setelah aku selesai berpakaian. Tak lama kemudian, Danny-kun muncul di depanku."Apakah kamu sudah menunggu lama?" tanya Danny-kun."Tidak kok ... aku baru sampai..," jawabku sambil tersenyum."Oya Danny-kun, bagaimana penampilanku?" tanyaku sambil memutar tubuhku."Kamu imut sekali hari ini, Mei..," ja
Akhirnya bulan April pun datang, dimana Danny-kun akan lulus. Walaupun begitu, aku merasa senang dikarenakan tidak ada Nozomi, Hinada, Hatsuki ataupun Mimi yang akan mengejar Danny-kun lagi. Aku melihat Danny-kun dari kejauhan menuju ke aula untuk merayakan kelulusannya di Hope Peak's Academy."Akhirnya kamu tidak melihat Danny senpai lagi..," ucap Nozomi."Apa maksudmu?" tanyaku."Danny senpai kan sudah lulus, lalu dia akan meninggalkan Jepang..," jawab Nozomi sambil tersenyum."Tenang saja, Danny-kun tidak akan meninggalkan Jepang setelah dia lulus ... tahun depan baru dia akan meninggalkan Jepang..," ucapku sambil tersenyum."Kalau begitu, bisa dong aku berkencan dengan Danny senpai setelah selesai acara kelulusan ini..," ucap Nozomi sambil tersenyum."Apa kamu mau mengajakku berkelahi?" tanyaku sambil tersenyum kedut."Okey kalau itu maumu..," jawab Nozomi sambil tersenyum pula.Di aula Hope Peak's Academy memulai acara mer
Aku menunggu kedatangan Danny-kun di ruang tamu karena hari ini hingga setahun ke depan, Danny-kun akan berada di rumah ini. Aku memakai pakaian yang rapi serta memakai celemek karena ketika Danny-kun ingin memakan sesuatu, aku akan langsung membuatnya. Aku bersenandung kecil menunggu Danny-kun pulang ke rumah, lalu tiba-tiba terdengar suara bel di pintu masuk dan aku pun langsung membukanya."Aku pulang..," ucap Danny-kun sambil tersenyum."Selamat datang..," ucapku sambil tersenyum manis."Apa mau makan dulu? Mau mandi dulu? Atau ... a ... ku..," ucapku lagi sambil tersenyum memerah."Ya ampun Mei ... kita ini belum menikah loh..," ucap Danny-kun."Tidak apa-apa ... anggap saja ini adalah latihan kalau kita menikah nanti..," ucapku sambil tersenyum."Kalau begitu, aku mau merapikan barangku terlebih dahulu lalu aku membantumu menyiapkan makanan..," ucap Danny-kun sambil tersenyum.Danny-kun lalu membawa barang bawaannya ke kamarnya
Sebulan yang laluBAK!!! (meninju perut Silphie)BUK!!! (melakukan hook ke pipi Silphie)BAK!!! (meninju perut Silphie kembali)BUK!!! (meninju mata kiri Silphie)"Kanaya sedang memukul Silphie secara beruntun ... dan Silphie tidak memiliki kesempatan untuk membalas..," ucap salah satu komentator."Sekarang!!!" gumamku.BAK!!! (melakukan hook ke pipi Silphie)BUK!!! (meninju hidung Silphie)BAM!!! (uppercut ke dagu Silphie)Silphie pun terjatuh dan pingsan, sehingga wasit pun mulai menghitungnya."1..," ucap wasit."2..," ucap wasit lagi."3..," ucap wasit lagi."4..," ucap wasit lagi."5..," ucap wasit lagi."6..," ucap wasit lagi."7..," ucap wasit lagi."8..," ucap wasit lagi."9..," ucap wasit lagi."10...," ucap wasit lagi."Knock-out..," ucap wasit lagi.Wasit pun mengangkat tanganku sebagai tanda bahwa aku yang
Di suatu pagi"Da-kun ... hari ini kita akan sarapan apa?" tanya Hinada dengan manja."Danny-san ... sini aku bantu jemur pakaiannya.," ucap Hatsuki sambil tersenyum."Danny onii-chan ... dimanakah letak shampoonya?" tanya Mimi."Danny senpai ... tolong ajari aku memasak ya..," ucap Nozomi sambil tersenyum.Begitu terus hampir setiap hari yang membuatku kesal. Dan aku tidak akan membiarkan ini terjadi begitu saja, karena aku tidak ingin mereka berempat mendekati Danny-kun. Lalu 3 hari kemudian, Danny-kun pergi keluar bersama editornya untuk membahas buku puisinya. Dan ini adalah kesempatanku untuk membicarakan hal paling penting kepada mereka berempat."Aku ingin bicara kepada kalian berempat..," ucapku."Mengapa aku harus bicara denganmu? Itu tidak penting tahu..," ucap Hinada."Kalau ingin bicara denganku, lebih baik menunggu Danny-san pulang dulu..," ucap Hatsuki."Tidak bisa ... aku tidak bisa membiarkan kalian berempat berbuat seenaknya dirumahku ini..," ucapku."Bukankah ini rum
Pagi harinya disaat wajah Hatsuki babak belur karena ditinju olehku tadi malam, Danny-kun mengobatinya dengan wajah bertanya-tanya siapa yang melakukannya. Danny-kun menanyakan kami berempat, namun tak satupun dari kami yang mengaku. Tapi tentu saja aku yang melakukannya tadi malam karena Hatsuki melanggar perjanjian, bahwasanya kalau mau mendekati Danny-kun, harus kami berlima berada di situ. Aku melihat kalender dan aku terkejut karena sebentar lagi Danny-kun akan berulang tahun."Kira-kira aku akan kencan dengan Danny-kun kemana ya nanti..," gumamku sambil tersenyum."Mengapa kamu tersenyum?" tanya Hinada penasaran."Tidak ada apa-apa kok..," jawabku."Pasti ada apa-apanya..," gumam Hinada, Mimi, dan Nozomi serentak.Selagi Danny-kun mengobati Hatsuki, aku menyiapkan sarapan agar kami bisa pergi ke sekolah. Aku meminta bantuan kepada Hinada, Nozomi, dan Mimi untuk membantuku. Walaupun mereka bertiga pada awalnya menolak, tapi mereka sadar bahwasanya mereka bisa menunjukkan kemampua