Share

Bagian 15

Sepeninggal Safwan, Yusuf masuk ke rumahnya dengan raut kesal. Langkahnya lebar sedikit menghentak.

"Ma!" serunya lantang bahkan masih beberapa langkah sebelum tiba di muka pintu.

"Hmm ...," sahut Lesti malas.

Sejak tahu perselingkuhan Yusuf dan Kirana, ia nyaris tidak peduli dengan suaminya itu. Satu-satunya alasan dia bertahan di rumah itu adalah nafkah lahir dan anak-anak mereka.

"Selesaikan urusan Mama dengan saudara Mama itu. Jangan libatkan papa! Puyeng tahu, gak?" ucapnya lantang.

"Papa berikan uangnya, maka mama selesaikan urusannya. Gampang," sahut Lesti santai.

"Mengapa papa? Mama yang pinjam?"

"Tapi Papa yang suruh."

"Iya. Waktu itu tunjangan sertifikasi belum cair. Gaji tiga belas tunda. Tapi begitu cair, semua Mama yang pegang, mengapa tidak dibayarkan?"

"Siapa yang suruh menunda? Katanya mau ganti AC di kamar, kurang dingin. Terus untuk makan-makan, merayakan anniversary."

"Apa habis bersih? 'Kan bisa kasih sedikit, tidak perlu lunas?"

"Sebagian mama tabungkan. Cadan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status