Share

bar

Rupanya bar di bawah hanya penyamaran belaka, karena di lantai dua dan tiga isinya penuh dengan preman yang sedang bersantai, sebagian tidur dan sebagian lagi bersiap menunggu perintah.

Melihatku datang, tentu semua mata tertuju padaku, tatapan mereka tajam seolah hendak menelanjangi tubuh ini habis, namun aku tetap berusaha tenang, menarik napas dan mengatur keberanian diri.

"Permisi, saya ingin bertemu Bos Bendi," ujarku.

"Tidak bisa! Beliau tidur!' jawab seorang pria bertubuh besar dan sangar.

"Saya ada bisnis yang kau dibicarakan dengan beliau, jika anda menolak, bisa jadi bosnanda akan marah kehilangan peluang."

Pria sangar itu terlihat berpikir sesaat sampai kemudian ia memperbolehkan aku masuk.

"Silakan masuk, tapi awas jika Nyonya macam-macam, jangan harap bisa keluar dengan selamat."

"Tenang saja, saya kooperatif kok," balasku sambil tersenyum tipis.

"Baik."

Dia mengantarku pada sebuah pintu besar berlapis warna emas, ketika pintu terbuka, terlihatlah sebuah kamar tidur mewah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status