Share

titik

"Itu ada titipan dari kurir, aku meletakkannya di atas meja kerjamu," ujarku ketika menyajikan sarapan.

"Titipan apa?"

"Surat Mas."

"Surat? jaman sekarang?"

"Ya, mungkin aja surat tagihan atau sejenisnya," jawabku sambil menggigit roti.

"Ya, jaman digital seperti sekarang kan bisa kirim pesan via SMS atau WA," jawabnya sambil tertawa.

"Bisa jadi itu pesan penting, jadi silakan untuk memeriksanya," ujarku sambil membalas senyumnya.

"Tentu Nyonya, sesuai arahan Anda," godanya menandaskan minumannya.

**

Dari meja makan kulirik pria yang berangsur menuju meja kerjanya, diraihnya amplop yang sudah kurekatkan ulang, dan membukanya dengan perlahan. Bisa kutangkap betapa terkejut wajahnya ketika membuka isi pesan itu. Ketika ia bersitatap denganku, aku bisa menangkap kegugupan yang coba dia tutupi dari senyumnya.

"Dari siapa, Mas?"

"Dari salah satu korban yang aku ingestigasi kasusnya," jawabnya.

"Dia tahu alamatmu?" selidikku.

"Tentu, aku memberi tahunya, agar ia sewaktu waktu bisa menghubun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status