Share

Bab 45a

Belum berapa jam di rumah kedua orang tuanya, lelaki dengan garis tulang pipi tercetak sempurna itu langsung berbalik ke mobil kemudian mengendarainya. Ia menghela napas berkali-kali. Tatapannya fokus ke jalanan.

Pikirannya masih terngiang-ngiang oleh perkataan ibunya tadi. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia mengiyakan. Tidak ada yang salah dengan ucapan ibunya tersebut. Namun entah kenapa ia selalu merasa terpojok kalau pertanyaan sudah mengenai pernikahan.

Keresahan dan kegelisahan orang tua pasti akan ada, seperti kegelisahan orang tua lainnya di luar sana. Apalagi usia putra mereka sudah di usia yang sangat matang. Itulah kenapa mereka mendesak terus putranya.

Ponselnya seketika berdering, sebuah notifikasi panggilan masuk. Ia melirik sebentar kemudian menjawabnya.

"Waalaikumsalam. Bagaimana, Dika?"

"Semua materi untuk sidang besok sudah kami baca dan persiapkan. Selanjutnya apa yang akan kita lakukan, Bos?"

"Baik. Aku akan ke sana sekarang." Arka membelokkan mobil menuju kantor.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status