Share

155. Terbiar Lama

Aku pun mengikuti apa yang dipesankan oleh suamiku itu. Cukup lama aku terdiam menunggu hingga hampir pagi. Lalu saat menjelang subuh, suamiku belum juga pulang. Dengan kesal aku bangun dan mandi junub. Entah rasanya begitu sakit, dia yang inginkan kehangatan ranjang dia pula yang tinggalkan. Bahkan di saat aku mulai menikmati sentuhan itu.

Cukup lama aku membersihkan tubuh ini dalam kamar mandi. Masih terlintas peristiwa tadi malam, air mataku terasa mengalir bersamaan guyuran air. Kubiarkan air mata itu keluar hingga membuatku sesak.

"Beginikah rasa memiliki seorang madu? Begitu sabarnya para istri nabi, sungguh aku tidak berdaya!" ujarku dengan nada rendah sambil menghempas gayung.

Sakit hati begitu dalam, luka yang awalnya sudah sedikit tertutup kini mulai membuka perlahan. Sungguh aku ingin berteriak sebebasnya meluapkan semua kecewa dan gundahku.

"Tuhan, hanya padaMu aku berserah diri. Beri aku petunjuk dalam menyikapi sakitnya hati bila diduakan!" pintaku dengan tulus.

Aku pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status