Share

Perjalanan Wira

Kalian harus bersyukur, memiliki mata tak melihat dunia gelap. Kalau kalian mampu melihatnya, dunia ini sangat pengap.

* * *

Subuh hari Wira dan Eiliyah pulang dari rumah Aiza, satu alasan yang sama mereka tamu dan lelaki gondrong itu punya jam mengajar siang nanti. Sementara Eiliyah setelah malam panjangnya, berterimakasih karena tak ada jam mengajar.

Setelah pamit dari Aiza dan berterima kasih kepada Nayanika, sepertinya pertemanan baru terbentuk di antara dua wanita itu. Satu kesamaan mereka adalah keduanya memiliki kemauan yang keras, tapi bisa sangat tenang dan pendiam secara bersamaan.

Diperjalanan pulang arunika di sela-sela pohon dan dedaunan, menyambut pagi hari itu dengan nyanyian alam yang tenang. Hati Eiliyah sudah lebih lapang setelah menyimpan penyesalan, yang selama ini ia pendam sendirian. Kini seperti gambaran burung di langit pagi yang terbang berkelompok, dan fajar baswara yang hangat. Senyumnya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status