Share

66. Menulis Surat (1)

.

.

.

Malam hari begitu dingin di Pulau Henai. Saat ini, Mawar dengan memakai dress sifonnya tampak memandangi langit berbintang di atasnya. Sambil matanya mengamati lautan lepas, ia juga bisa melihat cahaya laut yang berpendar berwarna merah keungu-an ditepian pantai disana. Bagai lampu LED yang berkilauan, cahaya itu menerangi sepanjang pantai itu. Sungguh, cantik sekali. Batinnya dalam hati.

Awalnya, Mawar tidak begitu mengetahui detail pantai itu pada malam hari. Tetapi, semakin lama dia disana, semakin ia bisa melihat detail keindahan yang ditunjukkan oleh pulau itu bagian demi bagian.

“Kenapa kau melamun sendirian? Hm?” Tiba-tiba suara baritone seorang pria mengejutkannya hingga ia sedikit tersentak.

“Astaga, kau rupanya.” Mawar menoleh, lalu mengembalikan posisinya seperti semula, memandang tepian lautan dihadapannya.

“Kalau bukan aku, memang kau mengharapkan siapa lagi? Rasyid?” Suara itu semakin mendekat

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status