.
.
.
Siang hari tampak begitu terik di pusat kota. Suasana panas itu pula yang dirasakan oleh Rasyid yang masih tidak tahu keberadaan Mawar. Ia bingung sekali. Ditemani oleh calon kakek mertuanya, ia saat ini sedang berada di ruang tamu untuk menerima informasi dari detektif swasta yang beberapa waktu lalu sempat disewanya.
“Informasi apa yang kau dapatkan?” Rasyid bertanya dengan wajah seriusnya. Ia berharap, informasi kali ini sangat valid, karena ia bisa membunuh siapapun yang dicurigainya.
“Begini Pak, sewaktu di kampus, Mawar pernah menjadikan seorang pria menjadi budak dan bahkan bertahun-tahun Mawar selalu memeras dan membulinya.” Kata detektif itu yang membuat sang kakek terkejut.
“Apa kau bilang? Aku tahu Mawar arogan, tetapi setahuku dia tidak akan seperti itu.” Sahut sang kakek merasa tidak terima. Ia tahu Mawar sangat kasar, tetapi ia tidak suka mendengar ada orang lain yang menfitnah Mawar me
...Sementara itu di pulau Henai, Jayden terlihat mondar-mandir di dalam kamarnya. Ia berpikir kenapa Mawar begitu lama belajarnya? Seharusnya, bukankah para guru itu sudah pulang?! Sambil mengendap-endap ia lalu mengintip pada pintu yang sedikit dibukanya.Shit! Benar. Guru-guru itu masih saja ada disana. Padahal Jayden sudah sangat rindu untuk bertemu dengan istrinya itu. Beberapa waktu menunggu, akhirnya Jayden merasa bosan juga! Meskipun ia sudah mandi sebanyak dua kali dengan air dingin, tetapi pikirannya tidak bisa segar sama sekali. Bagaimana ini, apakah dia harus keluar untuk mengusir guru-guru itu atau tidak? Batinnya dalam hati sambil memegang dagu lancipnya.Setelah memikirkannya beberapa saat, Jayden memantapkan hatinya. Guru-guru itu harus diusirnya! Ini sudah 5 jam Mawar belajar, dan rasanya itu sudah sangat cukup untuk hari ini! Melangkahkan kakinya ke depan, Jayden lalu menyambar gagang pintu di depannya.“Kalian&hell
...Semenjak saat itu, baik Jayden maupun Mawar sama-sama mengunci diri di kamar mereka masing-masing. Mawar dilantai atas dan Jayden di lantai bawah. Bagai sebuah peperangan, mereka berdua tidak bertegur sapa dan tidak berjumpa satu dengan yang lainnya. Bahkan sudah beberapa hari, mereka menolak untuk makan di ruang makan keluarga. Hal itu tentu membuat bibi Hans yang sudah tua merasa sangat cemas.Pertempuran batin itu sudah berlangsung beberapa hari, dan tidak ada penyelesaian diantara mereka. Jayden memilih untuk menahan emosinya dan Mawar memilih untuk diam sampai ia diceraikan. Rumah yang awalnya bahagia itupun dalam sekejap berubah menjadi sebuah neraka. Bibi Hans saja menjadi tidak betah untuk tinggal bersama Tuan dan Nyonya-nya itu.Melihat situasi itu, mau tidak mau Bibi Hans harus mencari sebuah bantuan. Untuk itu ia menghubungi Suseno untuk datang kesana.“Bibi Hans, ada apa?” Setelah memasuki rumah, Suseno be
...Sementara itu Jayden di ruang kerja rahasianya, mencoba untuk melupakan semua yang didengarnya. Mawar, wanita itu, benar-benar brengsek! Berani sekali dia meminta untuk bercerai?!“Shit!!!” Dengan panas hati, Jayden lalu mengumpat Mawar di sela-sela kesibukannya itu. Brengsek! Mawar benar-benar telah membuatnya sangat marah kali ini. Sambil meneguk segelas Vodka, Jayden berusaha menenangkan dirinya tetapi ia tidak bisa.Dunianya sangat kacau dengan kata-kata dari wanita itu. “Ayo kita bercerai.” Kata-kata sialan itu terus saja terngiang di kepalanya yang membuatnya semakin penat. Menyugar rambutnya frustrasi, Jayden kemudian dikejutkan oleh sebuah suara ketukan pintu dari luar.Tok! Tok! Tok!“Masuk” Ucapnya kemudian di-ikuti oleh langkah kaki Bibi Hans yang membawakannya makan siang.“Tuan. Nyonya bilang, dia mau meminjam laptop anda.” Kata Bibi Hans kepada Jayden yang meny
...“Brengsek! Di mana kertas milikku?!” Mawar berteriak sambil mengobrak-abrik seluruh meja belajarnya. Barusaja ia menaruh satu paket lembar kertas kosong berwarna putih di atas meja kamarnya, tetapi sekarang kertas itu tiba-tiba saja menghilang. Dimana dia menaruhnya?! Dengan jengkel Mawar lalu melihat ke kolong tempat tidurnya, lalu ke lemari pakaian, dan juga bahkan ke kamar mandi. Sayangnya, sudah beberapa kali ia mencari tetapi tidak ketemu juga. Sialan! Gerutunya dalam hati.“Bibi Hans, kau itu kemana sih?! Ayo cepat bantu aku mencari kertasnya!” Mawar berteriak dengan sangat kencang dari lantai dua, tetapi Bibi Hans benar-benar menghilang bagai ditelan bumi.Menaruh tangannya ke pinggang rampingnya, Mawar lalu mencoba mengingat-ingat kemana ia terakhir kali menaruh kertas kosong itu. Sepertinya, ia memang menaruh kertas itu di atas meja. Tetapi mengapa kertas itu tidak ada disana?! Dan juga sekotak peralatan menul
...Siang hari tadi, situasi di pantai Henai begitu memanas. Jayden sampai memerlukan waktu berjam-jam untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun ia sudah mencoba, tetapi mendengar kata perceraian, emosinya selalu kembali meluap. Mawar kali ini benar-benar menguji kesabarannya. Memandangi lantai yang sudah dibersihkan oleh bibi Hans, Jayden kembali teringat dengan kaki wanita brengsek itu yang menginjak serpihan yang sebelumnya ada disana. Shit! Jayden mengumpat di dalam hatinya. Meskipun berkali-kali mencoba, tetap saja ia tidak bisa abai dengan wanita brengsek itu.“Bi!” Panggil Jayden kepada bibi Hans yang segera memasuki kamar miliknya.“Iya Tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?”“Cepat obati luka wanita itu.” Katanya sembari memberikan sebuah kotak obat kepada kepala pelayannya itu.“Eh. Maaf Tuan. Nyonya tidak ada di rumah.” Sahut sang bibi yang membuat Jayden mengernyitkan ali
. . . Mengamati isi cek bernilai puluhan juta dollar itu, Jayden menyipitkan kedua matanya. Sial! Tua bangka itu rupanya telah melangkah lebih jauh dari dugaannya. Batinnya dalam hati dengan begitu geram. Apakah ia mau membeli isterinya hanya dengan puluhan juta dollar?! Sepertinya tua bangka Li terlalu merendahkannya. Meremas selembar cek yang semalam tidak sengaja ditemukannya, Jayden kemudian memikirkan hal lain yang mungkin dilakukan oleh tua bangka itu. Tidak mau berlama-lama, ia lalu segera menuju ke ruang kerjanya untuk membuka perangkatnya. Disana, beberapa monitor kemudian dinyalakannya. Setelah semua siap, ia lalu mengunduh semua rakaman dari sebulan yang telah berlalu ketika dirinya tidak ada di rumah. “Tuan, Nyonya marah-marah meminta kertas, bagaimana?” Bibi Hans terlihat menyela Jayden di ruang kerjanya. “Berikan saja padanya.” Sahut Jayden kemudian. “Tetapi Tuan…” “Berikan saja Bi. Biarkan
...Sementara di ruang tamu itu, suasana begitu hening. Disana ada seorang wanita cantik dengan dress bunga-bunga sedang memangku sekeranjang roti yang dibawanya untuk pria yang sangat dirindukannya. Sayangnya, pria itu saat ini tampak begitu sedih. Diona tidak tahu ada apa dengan pria yang duduk didepannya itu.“Kak, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” Wanita itu berbicara dengan sangat lembut. Lalu ia meletakkan keranjang roti di atas meja dan menatap Jayden dengan penuh kasih sayang.“Aku baik-baik saja.” Seperti biasa, Jayden menjawabnya dengan singkat sembari memainkan segelas wine ditangannya.“Benarkah?” Memandang wajah pria itu, Diona tahu bahwa kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Ia sangat mengenal pria itu dengan sangat baik. Jadi, ia tidak bisa dibohongi dengan begitu mudahnya. “O, iya. Aku dengar kau kembali ke pusat kota. Apakah itu benar Kak?” Wanita itu lalu mengamb
...Beberapa jam telah berlalu, setelah mengakhiri sesi pertama, akhirnya mereka berdua berbaring dengan Jayden yang memeluk erat punggung Mawar yang tidak mau menatapnya itu. Beberapa kali Jayden mengusap-usap bahu perempuan itu untuk menenangkannya. Tetapi, Mawar tidak mau menghentikan tangisannya.Menghela nafasnya, Jayden lalu memalingkan wajahnya untuk menyalakan lampu tidur yang tadi sempat dimatikannya. Ia berpikir untuk mencari tisyue supaya isterinya itu bisa mengusap air matanya. Namun bukannya sekotak tisyue, ia malah melihat selembar foto yang dikenalnya.Yups, itu adalah foto dirinya bersama dengan Diona. Di dalam foto itu, dia mengenakan setelan tuksedo berwarna hitam sedangkan Diona memakai gaun putih yang berkilauan. Mungkin jika orang tidak tahu, pasti foto itu dikira sebuah foto pernikahan. Padahal bukan! Foto itu adalah foto disaat mereka merayakan ulang tahun pernikahan kedua orang tua mereka.Jayden sama sekali tidak m