"Kalau begitu, tunjukkan agar semua orang bisa melihatnya."Yenny langsung berkata pada pelayan.Pelayan itu tidak berani bergerak, lalu dia memandang Kakek Owen.Kakek Owen melambaikan tangannya, "Pergilah, aku juga ingin melihat hadiah apa yang akan diberikan Grace padaku."Pelayan pun pergi mengambilnya, lalu dia segera kembali sambil membawa sebuah gulungan.Setelah dibuka, ternyata karya kaligrafi buatan Paul Eduardo.Seniman ini tidak terlalu terkenal dalam karya kaligrafinya. Kalau Yenny tidak mengikuti lelang dan tanpa pikir panjang memenangkan karya itu, dia pasti tidak akan pernah tahu tentang seniman ini.Begitu Yenny melihatnya, dia langsung tersenyum sinis dan menunjuk ke karya itu dengan jijik, "Grace, apakah ini hadiah yang kamu persiapkan? Menurutmu, memangnya karya ini pantas diberikan untuk Tuan Owen? Apakah kamu tidak menyia-nyiakan rasa sayang Tuan Owen yang begitu besar padamu?"Orang-orang lain pun mulai berbisik mendengar ucapan itu."Sia-sia Tuan Owen begitu men
Pengurus rumah tangga diam-diam mendekati Grace, "Tuan Owen, haruskah kami membawa kiln ini kembali ke kediaman dan menyimpannya dengan baik?"Kakek Owen menyetujui dan segera berkata, "Segera atur seseorang untuk membawanya pulang ke kediaman kita."Kakek Owen pun berhenti bertanya. Grace akhirnya dapat bernapas lega dan memandang pengurus rumah tangga dengan penuh rasa terima kasih.Pengurus rumah tangga mengangguk sedikit pada Grace, lalu pergi mengatur seseorang untuk mengurus kiln itu.Melihat kejadian ini, semua orang pun mulai mengangkat gelas anggurnya untuk memberikan selamat pada Kakek Owen."Tuan Owen, selamat untukmu sudah mendapatkan hadiah yang begitu istimewa. Sungguh luar biasa.""Nona Grace sangat berbakti.""Ya, benar. Grace bahkan belum menikah ke dalam Keluarga Hayes, tapi dia begitu murah hari dan sangat perhatian. Tuan Owen benar-benar diberkati.""…"Kakek Owen sangat senang dan tidak dapat menahan senyumannya.Sedang Yenny, dia langsung diabaikan oleh orang-oran
Grace dengan gugup meraih kerah Samuel, wajahnya sangat panik.Samuel pun berhenti, dia merasa sangat tidak puas dalam hatinya. Samuel berdiri dan merapikan pakaiannya, lalu berjalan keluar.Tidak tahu apa yang Samuel katakan pada Ethan di luar pintu. Tak lama kemudian, Grace mendengar suara langkah kaki yang menjauh.Grace pun mengerti kalau Samuel sedang mengulur waktu agar Grace bisa pergi.Grace segera mengenakan pakaiannya, lalu diam-diam membuka pintu. Dia memastikan tidak ada orang di koridor, kemudian bergegas menuju kamar kecil.Setelah masuk ke dalam bilik, Grace mengeluarkan cermin kecilnya untuk merias diri. Dia pun melihat wanita di dalam cermin itu memiliki mata yang memesona dan pipi memerah. Wanita itu bagaikan bunga mawar yang diwarnai dengan hangatnya musim semi dan mekar dengan memesona.Pipinya terasa sedikit panas, dia seolah-olah dapat merasakan napas Samuel di telinganya lagi.Grace menarik napas dalam-dalam, lalu dia hendak berdiri dan melihat keadaan Samuel. Ti
Grace menatap Lily dengan mata merahnya.Lily sangat ketakutan sampai seluruh tubuhnya gemetar.Sosok Grace seakan mau memakannya hidup-hidup.Untuk pertama kalinya, Lily merasakan hasrat membunuh yang begitu kuat dari seorang wanita yang biasanya begitu anggun."Grace, apa yang ingin kamu lakukan?"Grace mencibir dan perlahan melepaskan rambut Lily, "Baiklah. Bukankah kamu ingin aku menikah dengan Ethan? Aku akan mengumumkannya sekarang juga dan menyuruhmu untuk menjadi pengiring pengantinku. Aku ingin kamu mengurus semuanya, dimulai dari memilih cincin sampai resepsi pernikahan itu. Sepanjang jalan, kamu akan menyaksikan aku menjadi nyonya besar di Keluarga Hayes. Terlebih lagi, kamu tidak akan pernah merasakannya seumur hidupmu. Kamu sudah bersumpah di hadapan semua orang. Kalau kamu berani menikahi Ethan, Kakek Owen akan menjadi orang pertama yang menolaknya."Wajah Lily menjadi makin pucat. Jari-jarinya yang tidak bertenaga menggaruk lantai yang licin dan mencoba meraih pergelanga
Grace mengikuti arahannya dan membuka kantong tersebut, dia melihat ada buku kepemilikan rumah berwarna merah di dalamnya.Ketika Grace membuka halaman pertama, dia melihat namanya tertulis sebagai pemilik rumah itu.Grace pun tidak sabar dan melihat ke bawahnya.Diamond Residence, blok B nomor 103.Diamond Residence merupakan kawasan villa tempat orang tua Grace tinggal!Sedangkan blok B nomor 103 itu villa yang mereka kunjungi hari itu."Apakah kamu gila!" Grace berdiri, "Kamu benar-benar membelinya? Berapa banyak uang yang kamu keluarkan? Dari mana kamu mendapatkan uang begitu banyak?"Samuel menyipitkan matanya dan mengusap punggung tangan Grace dengan ujung jarinya, "Bukankah kamu menyukainya?"Samuel tampak begitu percaya diri. Grace pun menghela napasnya dan berbicara dengan lebih lembut, "Kalaupun aku menyukainya, kamu tidak sepantasnya menghabiskan uang sembarangan. Kehidupanmu setelah menikah nanti, semuanya pasti akan memerlukan uang."Samuel tersenyum, "Bukankah itu berarti
Tidak boleh!Suara dalam hati Grace berteriak kalau dia akan mengumumkan pernikahannya dengan Ethan, jadi dia tidak boleh menerima hadiah yang sangat berharga itu.Namun ….Grace menundukkan kepalanya, merasakan niat Samuel yang tulus dan tidak mengharapkan imbalan. Grace pun mengangkat kepalanya dan melihat wajah Samuel dalam-dalam, dia merasa kebingungan.Mata Grace kembali berair."Kenapa?" Samuel mengangkat dagu Grace, suaranya penuh kasih sayang dan sedikit tidak berdaya, "Kenapa kamu terus menangis? Kamu cengeng sekali."Selesai Samuel berbicara, Grace melihat dengan jelas melalui matanya. Dia sudah dicium dengan begitu lembut.Perasaan kasih sayang ini membuat hati Grace yang layu kembali mendapatkan harapan."Tidak sama sekali …." Grace mendorong Samuel, dia menjauhkan diri dan berusaha untuk tidak tergoda oleh Samuel, "Sudah waktunya aku kembali. Kalau aku pergi terlalu lama, Kakek Owen akan mencariku."Samuel mengerutkan kening saat dia melihat langkah Grace yang tergesa-gesa
Tubuh Ethan bergetar hebat. Melihat punggung Grace yang tertatih-tatih, dia merasa jarak di antara mereka berdua begitu jauh, bagaikan langit dan bumi.Entah kenapa, Ethan merasa panik dan ingin mengejar Grace."Kak Ethan …." Lily bersembunyi di tengah kegelapan dan mengintip, lalu dia buru-buru menggerakkan kursi rodanya dan memanggil Ethan.Ethan berbalik, dia melihat pipi kiri Lily yang membengkak, lalu teringat akan niatnya kemari yang ingin memberi pelajaran pada Grace."Maaf, aku …."Lily menyela ucapan Ethan, seolah sedang menyembunyikan sesuatu, "Kak Ethan, aku … bolehkah aku meminta bantuanmu?"Ethan merasa bersalah karena sudah melupakan niatnya untuk memberi pelajaran pada Grace. Begitu mendengar permintaan Lily, Ethan mengangguk dengan segera, "Katakan padaku.""Kakakku bilang dia akan mengumumkan pernikahan kalian di pesta ulang tahun ini sebagai kejutan untuk Kakek Owen."Ethan mengangkat alisnya, "Apa maksudnya?"Lily menggelengkan kepalanya, dengan berlinangan air mata,
Grace membuat semua orang penasaran, dia mengambil dan mengetuk gelas anggur beberapa kali.Suasana tiba-tiba menjadi sunyi.Semua orang melihat ke arah Grace.Grace berjalan ke atas panggung sambil menyeret salah satu kakinya, lalu berkata dengan menggunakan mikrofon, "Semuanya, aku ingin mengumumkan sebuah kabar bahagia pada acara pesta ulang tahun kakek malam ini."Sambil berkata, Grace melirik ke arah Ethan.Tindakan Grace itu tentu tidak luput dari perhatian semua orang yang hadir.Semua orang seperti sudah memahami apa yang sedang terjadi, lalu mereka mulai berteriak dan mendesak Grace untuk segera mengatakannya.Namun, ada beberapa orang bersangkutan yang memasang raut wajah berbeda dari yang lainnya.Terutama Samuel yang sedang melihat keadaan melalui kamera CCTV di belakang panggung. Wajahnya terlihat sangat putus asa.Samuel makin merasa kehilangan kendali."Hal ini sangat berarti bagiku." Grace tersenyum lembut, seolah tenggelam dalam ingatannya, "Aku selalu menantikan hari