Share

kenyataan

Susana di pagi hari ini sangat cerah. Langit yang mulai nampak terang menandakan penghuni bumi harus bersiap beraktivitas. Arin yang sudah selesai memandikan Agam, memintanya ke depan bersama sang nenek dan kakeknya.

Arin bangun jam empat subuh tadi. Selepas sholat Subuh ia memasak dan juga membereskan rumah. Ia ingin penghuni rumah merasakan kenyamanan ketika menginap, jadi sebelum mereka membuka mata semuanya harus sudah bersih dan tersedia.

"Loh, sudah masak toh, Rin?" tanya Umi.

"Sampun, Umi. Umi mau makan sekarang?" tanya Arin.

"Enggak, Umi hanya mau membantu masak tadinya, eh dah siap duluan. Kamu memang cekatan, Rin."

"Habisnya Arin ingin kalian nyaman, sebentar lagi Pakde datang, karyawan gudang datang, pasti semua akan sibuk. Jadi, Arin harus menyelesaikan pekerjaan rumah lebih awal."

"Bagus, anak rajin. Makananya rezekinya ngalir kaya air, ya sudah kalau gitu Umi mau bikinin Abah kopi hitam."

"Sini biar Arin ambilkan," sahut Arin.

"Nggak usah, Umi bisa. Kamu bawa pisang gore
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status