Share

Susi

"Baiklah, 085876 …"

"Eh, bentar-benar. Aku ambil ponselnya dulu. Ponsel apple miliknya ia keluarkan dan memencet nomor yang Kaisar sebutkan.

"Cek wa coba, aku dah pink."

"Oh, hp saya di kamar adik saya, nanti saya callback."

"Oke, makasih Mas Kaisar. Semoga kita berjodoh ...eh, bertemu lagi maksudnya. Bye," ucap Susi melambaikan tangan saat lihat Kaisar sudah menjauh.

Sebenarnya tadi ponselnya ia bawa. Ia hanya tak ingin Susi tahu, jika ia juga memiliki ponsel yang harganya tiga kali lebih mahal dari miliknya.

"Ken, sudah bangun?" tanya Kaisar saat sudah kembali ke ruang inap Kenzi.

"Sudah, Kak. Kakak dari mana?" Jika sedang lemah begini, Kaisar merasa Kenzi adalah adik kecilnya yang dulu. Yang sering menangis dan merengek karena menginginkan sesuatu dan dilarang oleh Kanjeng Mami. Kaisar adalah orang pertama yang akan didatangi Kenzi untuk dimintai tolong.

"Kakak dari depan beli bubur buat kamu, makan dulu ya? Setelah ini, minum obatnya. Masih sakit kepalanya?"

"Sedikit, sini biar K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status