Share

Bab 75 - Trending Topic

"Saya minta maaf, Godfather," suara Ardy bergetar, lututnya menekan lantai marmer besar ruangan itu. Tubuhnya, yang lebih banyak perban daripada kulit, bergetar lemah. Sisa-sisa darah tampak merembes melalui perban yang sudah basah dan berwarna merah.

Vincent, mengintip dari balik tatapan tajamnya, memandang Ardy dengan penuh kebencian. "Kau berani kembali menampakkan diri setelah gagal menjalankan tugas?" Suaranya bergema di seluruh ruangan, membuat udara seakan membeku. Tangan kanannya terangkat, mencengkeram sesuatu yang tak tampak di udara.

Tanpa peringatan, tubuh Ardy merespon. Di balik lapisan perban, pembuluh darahnya seolah-olah menyala, merah panas, seakan-akan setiap sel darahnya berteriak dalam rasa sakit. Ardy merasakan sakit yang tak terkira, seolah-olah jantungnya sendiri sedang diperas. Teriakan panjangnya memecah keheningan, "Aaaaah—!"

Vincent yang telah puas menikmati penderitaan Ardy, akhirnya melepaskannya. "Pertimbangkan ini sebagai pelajaran," ujarnya dengan nada y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status