Share

Kesal

"Bu, pria itu tampan sekali," bisik Nita pada ibu Siti.

Penampilan pria yang berada di hadapan mereka sungguh menggoda. Tak ada satu pun cela di wajahnya yang tampan rupawan.

Hani meletakkan dua cangkir teh dihadapan nyonya Greta dan tamunya.

"Lho Hani, kok tehnya cuma dua. Buatkan juga untuk kami bertiga," bentak ibu Siti dengan kasar.

"Babu kok tak punya kesadaran, teh hanya dibuat untuk mereka. Apa kamu lupa kami juga tamu di dalam rumah ini?" Tanya ibu Siti dengan kasar, membuat Nita mencubit lengan ibunya, meminta ibunya menjaga sikap yang baik di hadapan tamu yang sangat tampan ini.

"Baik nyonya, akan saya buatkan lagi," ucap Hani sopan.

Yang sebenarnya hatinya sangat dongkol diperintah seenaknya oleh ibu Siti dan putrinya itu.

Hani bergegas kembali menuju ke dapur. Matanya sempat bertatapan dengan tamu nyonya Greta. Jantungnya tak berhenti berdegup kencang. Sambil memegang dadanya, Hani mengatur hembusan napasnya dan menarik dalam-dalam.

"Kamu kenapa Hani, kayak baru melihat han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status