"Dia benar-benar tidak menungguku," gumam Sienna pelan, hampir tidak terdengar.Saat keluar dari ruang rapat, Lucas sudah tidak lagi terlihat keberadaannya. Dengan perasaan campur aduk, Sienna menyusul ke lantai ruangan kerjanya. Pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian yang baru saja terjadi dengan Allen."Dasar berengsek!" Sienna masih mengumpat kesal setiap memikirkan hal tersebut.Keinginannya untuk segera keluar dari Luminous semakin besar, tetapi ia tidak tahu harus bagaimana membujuk Lucas. Saat ini ia tidak ingin memancing emosi Lucas lagi.Dari jendela kaca yang tidak tertutup tirai, Sienna melihat Lucas telah duduk dengan manis di balik meja kerja yang ada di ruangan kantornya. Ia hanya bisa menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri sebelum melanjutkan pekerjaannya. Kini Sienna hanya bisa pasrah dengan situasi yang terjadi di antara dirinya dan atasannya tersebut.Sejak selesai dari rapat, Lucas tidak keluar ruangannya satu langkah pun. Pria itu hanya sesekali menghub
“Di-Direktur Morgan? Kenapa Anda yang ada di sini? Bukannya ….”Anna mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran tersebut. Tidak ada satu orang pun pengunjung di dalam ruangan itu selain Lucas dan dirinya sendiri.Lucas sudah menduga gadis itu akan beraksi seperti itu sehingga hanya menanggapinya dengan senyuman.“Duduklah, Nona Bentley,” ucap Lucas mempersilakan gadis itu untuk duduk berhadapan dengannya.Salah seorang pelayan telah membantu Anna untuk menarikkan kursinya, lalu gadis itu pun terpaksa duduk di sana. Pelayan tersebut menyuguhkan minuman yang telah dipesankan Lucas sebelumnya untuk gadis itu.“Minumlah dulu untuk menenangkan dirimu,” ujar Lucas yang kembali mempersilakan Anna untuk meminum terlebih dahulu.Anna tersenyum kikuk. Ia masih berusaha menguasai dirinya dari rasa kaget yang melandanya. Ia berusaha mengatur napas dan menenangkan dirinya sebelum berbicara lagi.“Saya tidak terlalu haus, Direktur Morgan,” ujar Anna dengan sopan.Melihat kekhawatiran di wajah gad
“Anda benar-benar licik, Direktur Morgan,” geram Anna, membalas tatapan pria itu dengan tidak kalah tajamnya.Meskipun amarahnya telah memuncak, tetapi Anna tidak dapat mengutarakannya dengan lantang kepada pria itu. Ia masih berusaha menahan diri untuk tidak meluapkan kemarahannya karena ia perlu tahu lebih jauh tindakan Lucas saat ini.“Bagaimana Anda bisa mendapatkan rekaman video ini, Direktur Morgan?” selidik Anna dengan suara yang dipenuhi amarah.Sebelum Lucas menjawab, gadis itu kembali bertanya, “Apa laki-laki sialan itu adalah orang suruhanmu? Kamu sengaja menjebakku?”Lucas mengernyitkan keningnya, tetapi kemudian ia memahami sosok yang dimaksud oleh gadis itu. “Maksud Anda Oliver?”“Jadi dia masih punya nama, huh?” decak Anna dengan kesal.Melihat kemarahan Anna yang meluap-luap, Lucas pun semakin yakin jika Oliver telah melakukan sesuatu yang buruk kepada gadis itu. Namun, ia tidak ingin mencampuri permasalahan keduanya. Saat ini ia hanya ingin menginterogasi rahasia Sienn
“Saya … saya masih tidak percaya Anda akan menjawabnya dengan lugas seperti ini, Direktur Morgan. Seharusnya Anda mengatakannya juga kepada Sienna,” ucap Anna, mengungkapkan rasa kagetnya terhadap pengakuan Lucas.Kekagetan Anna tidak berakhir sampai di sana. Lucas kembali berkata, “Sienna sudah tahu tentang hal ini, tapi dia malah ingin mengundurkan diri dari perusahaan hari ini gara-gara saya menyatakan perasaannya.”Seulas senyuman miris terbit di sudut bibir pria itu. Anna masih termangu, mencoba mencerna semua ucapan pria itu.‘Apa yang sudah dipikirkan Sienn? Apa dia sudah gila?Kenapa dia malah mengajukan pengunduran diri setelah tahu Lucas Morgan menyukainya?’ gumam Anna di dalam hati atas tindakan yang dilakukan sahabatnya tersebut.Meskipun semalam memang ia yang menyarankan Sienna untuk berhenti dari Luminous, tetapi Anna berpikir seharusnya Sienna dapat merenungkannya lagi. Bukannya bertindak gegabah dan melewatkan pria sebaik Lucas Morgan.Akan tetapi, Anna dapat memahami
Wajah Lucas masih terlihat kesal. Ia masih tidak dapat percaya kalau ada orang yang berani memplagiasi karya Sienna dan merugikan perusahaannya. Ponsel di tangannya tergenggam erat, meredam amarah yang sedang menggelegak di dalam dirinya. “Saya harap Anda dapat menepati janji Anda, Direktur Morgan." Suara Anna mengalihkan sejenak amarah. Lucas menatap gadis itu dan berkata, “Jika memang seperti yang Anda ungkapkan, saya pasti akan membantunya dan menindak tegas orang yang sudah berani memplagiasi karyanya. Saya tidak akan membiarkan seekor tikus merugikan seperti itu menggerogoti Luminous!” Anna tersenyum penuh kekaguman. “Saya harap juga seperti itu, Direktur Morgan,” timpalnya. Anna memperhatikan perubahan ekspresi di wajah Lucas dan menghela napas lega. Masih dengan raut wajah penuh sesal, Anna berkata, “Direktur Morgan, saya harap Anda tidak menyalahkan Sienna. Bukan dia tidak mau bicara jujur, tapi dia hanya takut Anda tidak mempercayainya dan malah menjebloskannya lagi
“Ah, segarnya!”Sienna menghempaskan tubuhnya di atas sofa rumah kontrakannya. Ia baru saja membereskan rumahnya setelah sekian lama tidak pernah melakukannya.Sienna melirik masker wajah yang ditemukannya terselip di antara barang-barang saat ia beberes tadi. Ia pun membersihkan wajahnya terlebih dahulu sebelum memasang sheet mask tersebut.“Sudah lama sekali rasanya aku tidak sesantai ini,” gumam Sienna sembari merebahkan kembali tubuhnya ke atas sofa setelah memasang masker wajahnya tersebut.Ia meraih gawainya dari atas meja dan memeriksanya. Namun, tidak ada satu pun pesan ataupun panggilan tidak terjawab yang tertinggal di ponselnya tersebut.“Tenangnya … Apa dulu memang seperti ini hari-hari yang kulalui sebelum bekerja di Luminous?” gumam Sienna sembari mematut gawainya yang tidak menunjukkan respon apa pun.Sienna merasa aneh dengan ketenangan yang tidak biasa ini. Biasanya, ponselnya akan berdering dengan pesan atau panggilan dari Lucas yang selalu memberikan tugas mendesak,
“Jadi benaran Zombi Kutub itu menyatakan perasaannya?” sahut Anna, berpura-pura terkejut di seberang gawainya. Sienna terdiam. Ia merasa aneh dengan ucapan Anna, tetapi sahabatnya itu kembali bertanya, “Lalu, kamu jawab apa?”Sienna masih tampak ragu menjawab hingga akhirnya Anna kembali berkata, “Kita sahabat, kan? Apa kamu tidak mau berbagi masalahmu lagi denganku?” Sienna menarik napas dalam-dalam. Sulit baginya untuk merahasiakan sesuatu dari sahabatnya tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan hal yang terjadi hari ini kepada Anna tanpa tahu jika Anna sudah mengetahui semuanya sebelumnya. “Zombi Kutub itu … dia bilang dia suka padaku. Tapi, aku benar-benar bingung dan tidak tahu harus bagaimana,” cicit Sienna. Ia merasa beban di dadanya sedikit berkurang setelah menceritakannya. Anna terdiam selama beberapa detik, lalu berkata, “Aku tahu ini pasti sulit bagimu, Sienna. Tapi, kamu harus jujur dengan perasaanmu sendiri. Apa yang kamu rasakan padanya?” “Aku benar-bena
“Maaf, apa saya boleh tahu siapa tamu VIP-nya?” tanya Sienna kepada pelayan di hadapannya tersebut. Namun, pelayan itu tampak ragu menjawabnya. Sienna kembali mendesaknya dan bertanya, “Ada di mana dia sekarang? Apa dia masih ada di dalam?” Tanpa menunggu jawaban dari pelayan tersebut, Sienna pun bergegas masuk ke dalam restoran tersebut. “Tunggu, Nona─” Pelayan tersebut mencoba menghentikan langkahnya, tetapi Sienna terus berjalan masuk hingga akhirnya langkahnya terhenti ketika melihat keberadaan tamu VIP yang dimaksud pelayan tersebut. “Lucas Morgan?” gumam Sienna pelan. Terlihat sosok Lucas yang sedang menikmati kesendiriannya di salah satu sudut meja dengan berbagai hidangan mewah yang tersaji di hadapannya. “Anda mengenalnya?” Pelayan itu cukup terkejut mendengar hal tersebut. “Kenapa dia sendirian di sana?” tanya Sienna kepada pelayan yang masih menatapnya dengan bingung. “Sepertinya wanita yang ditunggunya tidak datang. Entahlah. Saya juga tidak paham, Nona,” gumam pe