Tidak berapa lama kemudian, Sienna telah selesai mandi dan berganti pakaian. Saat ia keluar, kedaan dapurnya telah rapi dan bersih. Tas bekal juga sudah tersedia di atas meja dapur.
Tidak perlu ditanyakan lagi, tentu saja Lucas yang telah melakukannya. Pria itu berdiri di tengah ruangannya sembari memegang bantal berwajah dirinya dan Sienna bergegas merebut bantal tersebut dari tangannya.
“Apa kamu setiap malam memelukku saat tidur?” selidik Lucas yang telah tertawa geli.
Sienna tidak menjawab dan langsung menyimpan bantal tersebut ke dalam lemari pakaiannya. Namun, Lucas telah menatapnya dengan penuh curiga.
“Tidak usah berpikiran aneh-aneh. Aku tidak menggunakannya untuk hal lain,” tukas Sienna dengan terbata-bata. Tanpa menunggu tanggapan Lucas, ia mengambil tas bekal dan tas kosmetiknya, dengan maksud merapikan dan menghias wajahnya di mobil saja.
Lucas masih tertawa. “Apa yang sudah dipikirkan di dalam kepalamu itu, Sienna? Sepertinya kamu sud
“Jangan cemberut begitu,” ledek Lucas ketika melirik Sienna yang masih memasang wajah masam. “Aku tidak akan mengubah keputusan yang sudah kubuat, kamu tetap akan dimutasikan ke bagian desain meskipun aku tidak rela.”“Aku jadi khawatir kalau terus dimanjakan berlebihan, aku akan menjadi besar kepala,” seloroh Sienna seraya melirik surat mutasi di tangannya.Lucas kembali mencubit hidung gadis itu dan bertanya, “Selama bisa menyenangkanmu, apa pun akan kulakukan. Bukankah memang seharusnya seperti ini kalau orang-orang berpacaran pada umumnya?”“Apa hadiah ulang tahun seperti ini termasuk hal yang umum?” cibir Sienna seraya terkekeh geli.“Jadi apa menurutmu yang umum?” selidik Lucas.Sebelum mendapatkan jawaban dari Sienna, pria itu bertanya lagi, “Apa ciuman yang kita lakukan semalam juga termasuk hal yang umum?”“Kamu masih ingat saja. Padahal semalam kamu mabuk berat, bukan?” sungut Sienna, mulai merasa curiga.Lucas tersenyum smirk. “Aku tidak mungkin melupakannya. Apalagi ….”Ta
Sesampainya di Luminous, Sienna tetap melakukan bagian pekerjaannya sebagai sekretaris Lucas untuk sementara waktu dan membereskan beberapa barang yang perlu dibawanya ke divisi perancangan nanti.Ia juga harus menjelaskan pekerjaannya kepada penggantinya nanti. Akan tetapi, pengganti yang dimaksud Lucas belum juga tiba.“Lucas, apa penggantiku tidak jadi datang hari ini?” tanya Sienna saat ia meletakkan laporan ke meja pria itu.Lucas mengangkat pandangannya sejenak dari dokumen yang sedang ditelitinya, lalu melirik jam tangannya dan mengesah panjang. Tanpa menjawab pertanyaan Sienna, ia meraih ponsel dari atas mejanya, kemudian menghubungi nomor yang ada pada riwayat panggilan terakhirnya.“Kamu sudah di mana? Apa kamu tidak jadi datang?”Nada suara Lucas terdengar sangat akrab saat berbicara dengan lawan bicaranya di telepon. Hal tersebut sangat menarik perhatian Sienna dan menambah rasa penasarannya. Terlebih lagi samar-
“Lihatlah. Sudah waktunya makan siang sebentar lagi, tapi wanita itu masih juga belum menunjukkan batang hidungnya. Sepertinya dia sudah merasa menjadi nyonya pemilik perusahaan ini hanya karena mendapatkan promosi dari Direktur Morgan untuk menjadi tim kita." Sienna baru saja tiba di dekat pintu masuk ruangan divisi perancangan, tetapi ia langsung mendengar sambutan yang dipenuhi kalimat sindiran yang sangat pedas. Ia berdiri sejenak di sana untuk mendengarkan dengan saksama pembicaraan orang-orang di dalam ruangan tersebut sekaligus untuk menenangkan dirinya. Tanpa bertanya pun, ia tahu jika wanita yang sedang dibicarakan oleh mereka adalah dirinya. Terdengar tanggapan dari wanita lainnya atas sindiran sebelumnya. “Wajar, Emily. Namanya juga pacar kesayangan. Memangnya kita yang harus kerja seperti kuda, baru bisa mendapatkan perhatian?” Sienna mengenal Emily yang dimaksud oleh wanita itu. Emily Garcia adalah salah seorang desainer senior yang memiliki hubungan yang cukup de
"Terima kasih telah memberikanku saran yang bagus. Mungkin aku bisa menawarkan diri kepada Direktur Morgan untuk menjadi mata-matanya kalau dia mau," sindir Sienna yang membuat wajah Nicole memerah karena malu. Ruangan itu hening sejenak. Tatapan terkejut terlihat dari beberapa rekan kerja yang lain. Nicole menatap Sienna dengan pandangan tajam, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Sienna melanjutkan, "Tapi sayangnya, aku di sini untuk bekerja, bukan untuk main-main. Jadi, mari kita fokus pada pekerjaan kita masing-masing. Direktur Morgan pasti lebih mengharapkan hal seperti itu." “Apa maksudmu bicara seperti itu? Apa kamu pikir dengan gertakan seperti itu, kami akan takut?” timpal Emily dengan penuh emosional. Sienna menatap langsung ke mata Emily, tetap menjaga sikap tenangnya. "Aku tidak bermaksud menggertak siapa pun, kecuali kalau kamu sendiri yang selalu berpikiran buruk tentangku," jawabnya. Emily tampak terkejut dengan respons tenang Sienna. Ia menyadari jika ia sudah sa
'Kenapa dadaku terasa sesak seperti ini?' Sienna memegang dada kirinya yang tiba-tiba terasa nyeri ketika ia teringat pembicaraan Lucas dengan sekretaris penggantinya di telepon. Rasa cemburu yang tidak terduga menyelimuti hatinya, membuatnya tiba-tiba merasa gelisah dan tidak nyaman.‘Masa sih aku ….’ Sienna terkesiap dengan pikirannya sendiri dan menggelengkan kepalanya dengan cepat.'Tidak! Pasti aku hanya belum beradaptasi dengan perubahan,' tampik Sienna di dalam hati. Namun, perasaan tidak nyaman itu tidak kunjung hilang.Sienna memandangi ruang kerja barunya dengan perasaan campur aduk. Tidak ada wajah-wajah ramah yang menyambutnya atau tawa ringan yang membuat suasana lebih nyaman.Semua orang terlihat sibuk dengan urusan masing-masing dan memang seharusnya seperti itulah cara bekerja yang efisien. Hanya saja Sienna belum terbiasa bekerja secara tim dan merasakan perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan dengan saat bekerja di bawah Lucas.Selama ini Lucas selalu tahu bagai
“Syukurlah kamu mengirimkanku pesan, Sayang. Aku pikir aku akan menunggu balasan pesan cinta darimu sampai tua.”Pernyataan yang dilontarkan Lucas terdengar sangat menggoda dan membuat debaran jantung Sienna meningkat pesat. Memang sudah sejak tadi Lucas menunggu balasan pesan dari Sienna, tetapi gadis itu malah tidak peka dengan perasaannya.Sienna masih melongo syok. Lidahnya terasa kelu dan tidak tahu harus bagaimana menanggapi pernyataan manis dari Lucas yang tiba-tiba tersebut.Sienna memegang salah satu pipinya yang telah memanas. Masih dengan gugup, ia menjawab, “Pesan cinta apanya? A-aku hanya mengingatkanmu untuk makan siang.”Sienna mencoba terdengar biasa saja, tetapi malah mendapatkan tanggapan berupa tawa kecil dari kekasihnya itu. Ia pun sedikit menyesal telah mengirimkan pesan tadi karena malah menjadi olok-olokan pria itu.“Bagiku, setiap perhatian darimu adalah pesan cinta,” ucap Lucas lembut dan membuat ritme jantung Sienna kembali berdebar tidak karuan.“Terima kasi
“Bagaimana pekerjaanmu tadi?” tanya Sienna, mencoba mencari bahan pembicaraan.Lucas tidak langsung menjawab. Ia mengarahkan garpu yang terdapat potongan kecil daging sapi kepada Sienna.Gadis itu sempat terpaku selama beberapa detik. Netranya berkeliling ke sekitar dan seperti yang diduganya, tindakan kecil yang dilakukan Lucas saat ini langsung mendapatkan sorotan tajam dari orang sekelilingnya.Namun, Sienna tetap menerima suapan tersebut dengan canggung. Apalagi ketika ia melihat jelas di salah satu meja, tatapan Nicole dan Emily sudah berkilat tajam dan siap menghujamnya.“Hari ini ... aku cukup sibuk, tapi aku merasa sangat sepi karena tidak ada kamu,” jawab Lucas atas pertanyaan yang diajukan Sienna tadi.Sienna tersenyum simpul. “Bukankah kamu ada sekretaris baru? Memangnya dia tidak bisa menghibur rasa sepimu?” selorohnya. Rasa ingin tahu kembali mencuat di dalam kepalanya."Dia ... tidak membuat masalah untukku sudah termasuk membantuku."Netra Sienna menyipit tajam. Jawaban
“Jadi … sekretaris baru yang dimaksud Lucas itu kamu, Ivory?” tanya Sienna dengan wajah kaget.Ivory mengangguk, lalu tersenyum sumringah. “Iya, aku disini untuk menggantikanmu sementara waktu,” jawabnya.Sienna tidak tahu apakah ia harus bernapas lega atau tidak setelah mendengar jawaban tersebut. Ia merutuki kekonyolannya yang malah mencurigai keakraban Lucas dengan sekretaris barunya tadi.Sienna langsung melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucas karena tidak berterus terang padanya. Akan tetapi, Lucas malah memasang wajah acuh tak acuh.Padahal tadi Sienna sempat menerka jika sekretaris pengganti yang dimaksud adalah Ivory, tetapi ia malah tidak mempercayai instingnya sendiri. Sekarang ia merasa lebih lega setelah mengetahui hal tersebut. Namun, ia masih belum memahami kenapa Lucas bisa memilih Ivory.“Apa sebelumnya kamu sudah mendalami bidang ini, Ivory? Bukannya setahuku, kamu dulu bekerja di bidang entertainment ya?” tanya Sienna dengan antusias.Ivory tersenyum simpul. Ia dap