“Sayang, sepertinya kita perlu membersihkan lukamu dulu.”Suara lembut dari Lucas mengalihkan perhatian Sienna yang masih tertuju pada kepergian Cindy. Ketika Sienna menoleh, ia melihat sorot mata kekhawatiran dari kekasihnya itu.“Aku baik-baik saja kok. Hanya luka gores saja,” timpal Sienna seraya tersenyum tipis, mencoba menenangkan pria itu.Namun, masih ada rasa bersalah di dalam hati Lucas atas kejadian sebelumnya. Ia pun meraih lengan Sienna dan membalut luka tersebut dengan sapu tangan yang diambil dari saku jasnya.“Luka gores juga tidak boleh diabaikan. Seharusnya tadi aku lebih waspada lagi. Aku benar-benar tidak menyangka kalau dia akan ….”Suara Lucas yang terdengar penuh penyesalan membuat hati Sienna terenyuh. Ia juga merasa bersalah telah membuat pria itu khawatir.Sienna menyentuh lembut salah satu pipi Lucas yang masih tampak menegang, lalu berkata dengan penuh syukur, “Kamu sudah melakukan yang terbaik untukku, Lucas. Kalau kamu tidak ada, aku mungkin tidak akan bisa
“Kamu kenapa?” selidik Lucas seraya melepaskan pelukannya.Kedua tangannya menangkup wajah Sienna yang tiba-tiba berubah sendu. “Apa aku sudah mengenai lukamu?” tanyanya dengan khawatir.Sienna menggeleng dan mencoba tersenyum. Ia kembali teringat dengan saat bersitatap dengan Felix Harvey tadi.Sienna merasakan kedamaian dan kenyamanan seolah dilindungi seperti keluarga yang sudah lama tidak pernah didapatkannya selama ini. Perasaan ini terasa sama seperti yang pernah dirasakannya saat bersama Samuel dulu.“Benarkah?” selidik Lucas lagi. Netranya telah menyipit tajam.“Sebenarnya sakit sedikit sih,” cicit Sienna seraya mengerucutkan bibirnya, sengaja mengalihkan pembicaraan karena ia tidak tahu bagaimana menyimpulkan perasaan yang muncul mendadak di dalam hatinya.Lucas menghela napas kasar. “Kalau begitu, sekarang kita obati dulu lukamu,” ajaknya seraya masuk ke dalam lift lain yang telah terbuka.Sebelum pintu lift tertutup, tiba-tiba ponsel Sienna bergetar. Ia pun menemukan satu no
“Sienna, apa menurutmu aku terlalu bodoh?”Pertanyaan yang diajukan Ivory membuat Sienna terdiam selama beberapa saat. Namun, ia menjawab, “Iya.”Tatapan tajam yang diberikan Ivory tidak menyusutkan sedikit pun nyali Sienna. “Bukan hanya kamu, tapi aku juga pernah berada di posisi yang hampir sama sepertimu, Ivory,” lanjut Sienna.Ivory tercenung. Ia tidak memberikan tanggapan selama beberapa detik dan memalingkan wajahnya sejenak. Sampai detik ini ia masih belum bisa menerima kenyataan bahwa suaminya pernah menjalin hubungan dengan Sienna karena mereka tidak pernah menceritakan apa pun padanya. Ketika Sienna dan Allen bertemu di hadapannya, mereka juga bersikap seolah tidak mengenal satu sama lain. Sandiwara yang dilakukan keduanya itulah yang membuat Ivory merasa tertipu dan marah!Setelah menghela napas beberapa kali, Ivory kembali menatap Sienna. Kilatan amarah masih terpatri di matanya, tetapi ia mencoba mengendalikan diri untuk tidak mendamprat kekasih adiknya tersebut.“Baikl
Sienna menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan kegelisahannya sebelum lanjut bicara. “Sebenarnya ada satu hal yang pernah Allen katakan padaku. Aku tidak tahu apakah harus menceritakannya padamu atau tidak, tapi ….”“Katakan saja. Aku ingin mendengar apa lagi yang dilakukan keparat itu di belakangku,” sela Ivory dengan suara yang bergetar meskipun ia berusaha untuk tetap tegar.Walaupun Ivory belum siap mendengar kebenaran mengenai suaminya, tetapi ia tidak ingin terus-menerus hidup dalam dunia kebohongan yang diciptakan oleh Allen untuknya.Lagipula, sejak ia menerima pesan dari Penelope, kepercayaannya terhadap suaminya itu sudah terkikis semakin dalam hingga ia sendiri tidak yakin apakah masih ada kepercayaan yang tersisa untuk suaminya itu.“Dia pernah mengatakan padaku kalau … dia menikahimu hanya karena ingin menyelamatkan keluarga Grant,” ucap Sienna dengan hati yang sangat berat.Ivory sangat terkejut, tetapi entah kenapa pengakuan Sienna seolah memberikan tamparan yang
"Apa kamu masih perawan?"Sienna Sherwood hampir tersedak udara ketika mendengar pertanyaan absurd dari sosok pria bermata biru langit, Lucas Morgan. Seandainya bukan karena posisi pria itu sebagai bosnya, ia mungkin sudah melontarkan umpatan kasar."Direktur Morgan, apa Anda lupa minum kopi pagi ini?" tanya Sienna dengan wajah penuh kebingungan.Lucas hanya menatapnya tajam, membuat bibir Sienna langsung mengatup rapat. Dalam hati, dia mengutuk pria itu karena membuatnya terkejut."Nona Sherwood, jangan mengalihkan pembicaraan," tukas Lucas tegas.Sienna tersenyum kikuk. Dia benar-benar tidak mengerti maksud dan tujuan dari pertanyaan atasannya itu. Padahal, ia mengira hari ini akan menerima surat pemecatan atas kinerjanya yang buruk selama tiga bulan terakhir.Tiga bulan lalu, Sienna nekat melamar sebagai sekretaris di Luminous, sebuah perusahaan manufaktur dan perdagangan perhiasan terkenal. Meski tidak memiliki pengalaman menjadi sekretaris sebelumnya, ia berhasil lolos wawancara d
“Saya punya tugas khusus untukmu.”Ucapan Lucas membuat Sienna mengernyit bingung. Sebelum ia mempertanyakan lebih lanjut, pria itu hanya berkata, “Nanti kamu juga tahu harus melakukan apa, yang pasti jangan sampai kamu mengacaukan semuanya. Saya ganti baju dulu.”Lucas langsung meraih pakaian ganti yang dibawakan oleh Sienna sebelumnya dan melangkah menuju ke ruang peristirahatan miliknya yang hanya terpisahkan oleh lemari kerjanya. Sienna hanya bisa menerka-nerka dengan bingung, tetapi kemudian terdengar suara teriakan Lucas. “Nona Sherwood, apa kamu masih punya waktu untuk melamun?”Sienna tersentak. Ia langsung teringat dengan tugasnya untuk mempersiapkan penyambutan Tuan Besar Morgan. Akhirnya ia bergegas melanjutkan pekerjaannya.Tiga puluh menit kemudian, Sienna dan Lucas telah turun ke lobi dan bersiap untuk melakukan penyambutan. Terlihat barisan para karyawan yang berjejer rapi di kedua sisi pintu masuk lobi tersebut.Mereka sedang menyambut kedatangan Alvaro Morgan, pemega
‘Apa dia bilang? Aku kekasihnya? Hei! Sejak kapan aku setuju menjadi kekasihmu, Zombi Kutub Sialan!’Sienna Sherwood terperangah. Ia hanya bisa memaki atasannya itu di dalam hati dan mencoba memastikan bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.Sienna pun mencubit kecil punggung tangannya dan keningnya langsung mengerut ketika merasakan sakit atas cubitannya sendiri.‘Ya Tuhan! Aku harap ini hanya mimpi buruk. Semoga saja lidah Zombi Kutub itu lagi keseleo, jadi salah sebut saja,’ batin Sienna penuh harap.“Di-Direktur Morgan ….”Sienna hendak mempertanyakan kebingungannya. Namun, Alvaro Morgan telah lebih dulu bertanya kepada Lucas, “Kamu serius, Lucas? Dia wanita yang kamu kencani sekarang?”Telunjuk Alvaro Morgan telah mengacung ke arah Sienna. Terlihat jelas rasa tidak sukanya atas keputusan putranya yang bukan hanya membuatnya syok, tetapi juga mencoreng mukanya di hadapan para petinggi perusahaan!Ya, mana mungkin ada orang tua yang menyetujui putra tunggalnya yang merupakan calon pen
"Ya, ampun! Moral anak muda zaman sekarang benar-benar sudah rusak."Cibiran yang cukup pedas dari salah seorang petinggi perusahaan terdengar di telinga Sienna. Namun, ia tidak peduli dan tetap menempelkan bibirnya pada bibir Lucas.Keduanya terus melanjutkan cumbuan mereka hingga membuat semua orang menggelengkan kepala dan tidak mampu berkata-kata, termasuk Alvaro Morgan.Seperti ada awan hitam di atas kepalanya yang membuat wajah Alvaro Morgan tampak menggelap saat ini. Ia merasa wajahnya telah tercoreng habis oleh tindakan tak senonoh yang sedang dipertontonkan oleh putranya!Sienna berniat untuk menyudahi ciuman mereka. Namun, ia tersentak ketika lidah Lucas ikut menerobos masuk dan mengabsen setiap sudut mulutnya.Bola mata Sienna terbuka lebar. Ia menatap Lucas yang masih menyapu lembut bibirnya dan sesekali memainkan lidahnya. Sienna benar-benar syok. Ia tidak pernah berekspektasi jika Lucas begitu ahli dalam berciuman!‘Dari mana Zombi Kutub ini mempelajarinya? Bukankah aku