Share

Bab 2 - Tugas Khusus

“Saya punya tugas khusus untukmu.”

Ucapan Lucas membuat Sienna mengernyit bingung. Sebelum ia mempertanyakan lebih lanjut, pria itu hanya berkata, “Nanti kamu juga tahu harus melakukan apa, yang pasti jangan sampai kamu mengacaukan semuanya. Saya ganti baju dulu.”

Lucas langsung meraih pakaian ganti yang dibawakan oleh Sienna sebelumnya dan melangkah menuju ke ruang peristirahatan miliknya yang hanya terpisahkan oleh lemari kerjanya. 

Sienna hanya bisa menerka-nerka dengan bingung, tetapi kemudian terdengar suara teriakan Lucas. “Nona Sherwood, apa kamu masih punya waktu untuk melamun?”

Sienna tersentak. Ia langsung teringat dengan tugasnya untuk mempersiapkan penyambutan Tuan Besar Morgan. Akhirnya ia bergegas melanjutkan pekerjaannya.

Tiga puluh menit kemudian, Sienna dan Lucas telah turun ke lobi dan bersiap untuk melakukan penyambutan. Terlihat barisan para karyawan yang berjejer rapi di kedua sisi pintu masuk lobi tersebut.

Mereka sedang menyambut kedatangan Alvaro Morgan, pemegang saham terbesar Luminous dan juga merupakan ayah kandung dari presdir mereka, Lucas Morgan.

Sebuah mobil Rolls Royce telah berhenti tepat di depan pintu masuk gedung Luminous. Seorang sopir turun dari mobil tersebut, lalu bergegas membukakan pintu penumpang bagian belakang. Tampak sosok pria paruh baya berwajah tegas turun dari mobil itu. 

"Selamat datang, Tuan Besar Morgan!" Seruan bak paduan suara langsung bergema di dalam lobi gedung Luminous. 

Wajah Alvaro Morgan terlihat datar. Tidak ada senyuman yang membingkai bibirnya meskipun ia mendapatkan sambutan hangat dari para karyawan Luminous.

“Ayah,” sapa Lucas kepada pria paruh baya yang hanya memberikannya lirikan sekilas.

Sienna tidak lagi merasa heran dengan interaksi dingin di antara Lucas dengan Alvaro karena memang seperti itulah hubungan keduanya. Entah apa yang membuat mereka bersikap acuh tak acuh satu sama lain, yang pasti Sienna tidak ingin terlibat lebih jauh.

‘Huh, ayah dan anak sama saja! Sepertinya Lucas Morgan mewarisi darah zombi dari ayahnya,’ sungut Sienna di dalam hati.

Kening Sienna mengernyit ketika ia melihat beberapa wajah yang tidak asing di belakang Alvaro Morgan.  Para pria bersetelan jas rapi tersebut adalah enam dewan direksi yang juga memiliki beberapa persen saham Luminous. Kehadiran mereka membuat para karyawan Luminous bertanya-tanya termasuk Sienna.

‘Kenapa hari ini para dewan direksi juga ikut hadir? Kenapa aku tidak dapat info apa-apa? Mati aku!’ rutuk Sienna dalam hati dengan khawatir.

Pasalnya, Sienna belum mempersiapkan apa pun apabila para dewan direksi tersebut memang hadir untuk mengadakan rapat dewan. Diam-diam Sienna merogoh ponsel dari saku blazernya ketika Lucas sedang berbincang dengan para dewan direksi tersebut.

Sienna ingin memastikan apakah ada pesan yang terlewat olehnya, tetapi setelah ia mengeceknya berulang kali, memang tidak ada pesan apa pun mengenai kunjungan para dewan direksi tersebut.

‘Aneh sekali. Tidak mungkin juga Zombi Kutub itu lupa,’ gumam Sienna di dalam hati, menyebutkan julukannya untuk Lucas.

Biasanya Lucas akan selalu menyampaikan pesan penting kepada Sienna sehingga gadis itu bisa mencatatnya ke dalam jadwalnya. Namun, berulang kali Sienna menggulir layar ponselnya, memang tidak ada pengingat dari atasannya itu mengenai rapat para petinggi hari ini.

‘Apa ini yang dimaksud Zombi Kutub itu tentang tugas khusus untukku? Apa dia sedang mempermainkanku, hah?’

Tiba-tiba saja Sienna teringat dengan ucapan Lucas mengenai tugas khusus yang harus dilakukannya. Namun, tadi pria itu tidak menjelaskan secara rinci mengenai tugas tersebut sehingga Sienna tidak tahu persiapan apa yang harus diberikannya.

Apabila memang tugas khusus yang dimaksud adalah rapat dadakan pagi ini, Sienna berpikir jika Lucas Morgan benar-benar gila!

Tidak mungkin bagi Sienna untuk mempersiapkan kebutuhan rapat dalam waktu singkat. Ia khawatir malah akan mempermalukan Lucas apabila Sienna tidak mempersiapkan bahan rapat dengan benar.

‘Jangan-jangan Zombi Kutub ini memang ingin mengujiku karena hari ini adalah hari penentuanku? Sialan!’ maki Sienna di dalam hati. Wajahnya sudah terlihat kesal, tetapi ia masih tidak dapat menerka hal apa yang akan dibahas dalam rapat nanti.

Biasanya rapat rutin para petinggi memang selalu dilakukan di awal bulan untuk membahas anggaran bulanan perusahaan dan strategi bisnis, tetapi hari ini baru masuk pertengahan bulan. Sienna berpikir ada hal darurat yang perlu dibicarakan hari ini hingga para dewan direksi harus berkumpul.

Bukan hanya Sienna saja yang khawatir, tetapi juga para jajaran manajer yang berdiri di sisi pintu masuk lobi. Di setiap kepala mereka muncul berbagai firasat yang buruk. Apalagi terlihat ketegangan yang terlukis di wajah Lucas Morgan dan Alvaro Morgan seolah telah terjadi sesuatu di dalam perusahaan yang membuat semua orang mengkhawatirkan mangkuk makan mereka.

“Nona Sherwood!”

Seruan Lucas membuyarkan lamunan sekretarisnya tersebut. Ketika Sienna mengedarkan pandangannya, ia baru menyadari jika Lucas dan yang lainnya telah berjalan meninggalkan lobi.

“Mau sampai kapan kamu di sana?” panggil Lucas lagi ketika melihat Sienna masih berdiri mematung di tempatnya.

“Y-Ya, Direktur Morgan,” sahut gadis itu dengan cepat melangkah meninggalkan lobi, lalu melewati Lucas dan para petinggi yang lainnya.

Sienna segera menahan pintu elevator yang terbuka dengan tangannya agar para atasannya dapat masuk ke dalam elevator tersebut, sedangkan para karyawan lain menggunakan elevator yang berbeda. 

Sepanjang perjalanan menuju ke lantai atas, hati Sienna terasa tidak tenang. Detak jantungnya terus berdegup tidak beraturan.

‘Semoga saja mereka memang bukan datang untuk rapat,’ batin Sienna penuh harap.

Sesampainya di lantai yang dituju, Sienna segera mengikuti langkah para atasannya di belakang mereka. Namun, ia malah bingung ketika ruangan yang dituju bukanlah ruang rapat, melainkan ruang kerja Lucas sendiri.

Kebingungan Sienna tersita ketika Lucas memintanya untuk membuatkan minuman untuk para tamu agungnya tersebut. Tanpa banyak bertanya, Sienna bergegas melaksanakan perintah atasannya itu.

Tidak berapa lama kemudian, gadis itu masuk dengan mendorong troli yang berisi beberapa cangkir kopi dan satu teko yang berisi kopi yang masih panas, lalu menyajikan minuman buatannya kepada delapan orang dewan direksi termasuk Lucas dan Alvaro Morgan.

“Wah, kopi buatan Nona Sherwood semakin enak sekarang,” puji salah seorang dewan direksi yang dikenal Sienna karena pria itu pernah mengkritik kopi buatannya.

Sienna hanya tersenyum simpul. Ia sudah berusaha keras untuk memberikan yang terbaik selama tiga bulan ini agar mendapatkan pengakuan dari atasannya yang menginginkan pekerjaan tanpa cela.

Setelah menyajikan kopi kepada para tamu, Sienna berdiri di samping Lucas untuk menunggu perintah selanjutnya dari atasannya tersebut.

Kening Sienna mengernyit ketika ia mengalihkan pandangannya kepada Alvaro Morgan. Pria paruh baya malah memandangnya selama beberapa detik, lalu kembali mencicipi kopi buatannya.

‘Ada apa dengannya? Apa kopiku tidak sesuai seleranya?’ terka Sienna di dalam hati, tetapi Alvaro Morgan tidak memberikan kritik terhadap kopi tersebut.

Alvaro Morgan meletakkan cangkir kopinya, lalu menatap putranya dengan tajam. “Lucas, hari ini adalah janji yang sudah kamu tetapkan. Kamu tidak lupa, kan?”

Kedua alis Sienna bertaut. Ia tidak memahami maksud dari pertanyaan Alvaro Morgan terhadap atasannya itu.

“Tentu saja saya tidak lupa, Ayah,” sahut Lucas seraya tersenyum miring.

Alvaro memandang arloji di pergelangan tangan kirinya dan berkata, “Tapi, sepertinya wanita itu tidak datang. Sekarang sudah tersisa satu menit. Ayah rasa kamu harus menerima tawaran Ayah atau kamu harus menyerah.”

“Paman rasa sebaiknya kamu terima saja tawaran Ayahmu, Lucas. Untuk apa kamu terus bersikeras seperti ini?” Salah seorang dewan direksi bernama Edric Ramsey yang juga merupakan paman Lucas, ikut menimpali. “Tidak ada untungnya juga buatmu, bukan? Paman dan yang lainnya tidak ingin melihatmu menyesal nanti.”

Kerutan di dahi Sienna semakin bertambah. Gadis itu hanya bisa menjadi pendengar saja karena ia tidak memahami pembicaraan para petinggi tersebut terhadap atasannya. 

‘Sepertinya cuma aku saja yang tidak mengerti,’ gumamnya di dalam hati.

Seulas senyuman tipis kembali membingkai wajah Lucas. 

Pria itu meletakkan cangkir kopinya, kemudian menjawab, “Siapa bilang wanita itu tidak datang? Bukankah dia sudah bersama kita sedari tadi?”

Netra Alvaro memicing tajam. Pandangannya langsung tertuju kepada satu-satunya wanita di dalam ruangan itu. Begitu juga dengan semua orang di dalam ruangan itu ikut mengalihkan pandangan mereka ke satu wajah yang sama.

Siapa lagi kalau bukan Sienna Sherwood, wanita yang dimaksud oleh Lucas Morgan tadi. Tubuh Sienna mematung seketika saat semua pasang mata tertuju padanya. Refleks, sepasang bola mata Sienna mendelik tajam terhadap Lucas.

‘Apa maksudnya semua ini, Zombi Kutub Sialan!’ maki gadis itu di dalam kepalanya.

“Lucas, apa kamu sedang bercanda?” Kening Alvaro Morgan mengernyit. Ketajaman manik mata pria paruh baya itu membuat tubuh Sienna mematung.

“Saya tidak bercanda, Ayah. Sienna Sherwood adalah kekasih yang ingin kuperkenalkan kepada kalian,” jawab Lucas dengan tenang.

Ucapan tersebut berhasil  membuat sepasang bola mata sekretarisnya itu membulat besar.

Atasannya itu pasti sudah gila!

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Justina Agustine
Wow menarik juga cerita nya..
goodnovel comment avatar
puji amriani
ah ya hadir lagi wkwkwk malah jadi ngakak
goodnovel comment avatar
NN.
sejenak mari lupakan novel yg satunya lagii..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status