Meskipun sudah masuk musim liburan, cerita ini akan tetap diusahakan update ya, Kak. Mohon dukungannya ya ^^
“Bagaimana, Nona? Apa Anda mau mencobanya? Kebetulan ukuran yang pas untuk Nona hanya tinggal satu ukuran ini saja karena baju yang satunya sudah dipesan oleh pelanggan lain.”Pelayan toko masih berusaha membujuk Sienna untuk membeli pakaian rekomendasinya itu.Sienna hanya bisa tersenyum kikuk. Ia pun menoleh kepada Lucas yang sedang duduk santai menikmati secangkir kopi yang disediakan oleh salah seorang pelayan toko untuknya.“Sebentar sa-saya tanyakan dulu kepada ...," Ucapan Sienna terhenti. Ia tertegun sejenak, lalu akhirnya ia melanjutkan, “saya tanyakan dulu kepada kekasih saya."Dengan sangat terpaksa Sienna mengakui Lucas sebagai kekasihnya. Akan terasa aneh apabila ia mengatakan bahwa Lucas adalah atasannya. Pastilah pelayan toko itu akan menatapnya dengan penuh curiga. Apalagi tadi Lucas sendiri telah mengakui dirinya sebagai kekasihnya.“Baiklah, Nona,” sahut pelayan toko tersebut.Sienna pun bergegas menghampiri Lucas. Pria itu pun langsung menatapnya dan bertanya, “Suda
“Hapus air liurmu itu. Jangan memalukanku.”Peringatan Lucas menyentakkan lamunan Sienna. Sontak, gadis itu menyeka sudut bibirnya, lalu bercermin melalui kaca spion tengah yang ada di mobil tersebut.Wajahnya sudah terlihat cerah dan cantik dengan riasan tipis yang dipoles di wajahnya selama perjalanan tadi.“Mana ada air liur,” sungut Sienna yang telah melayangkan tatapan tajamnya kepada Lucas.
“Kamu cukup lakukan bagianmu yang terbaik saja, Sienna. Tidak perlu memikirkan hal yang lain,” Lucas kembali menenangkan sekretarisnya tersebut, lalu bergegas turun dari mobilnya. Ia yakin orang tua dan saudaranya pasti sudah tidak sabar bertemu dengannya. Tanpa berpikir panjang, Sienna pun bergegas turun dari mobil tersebut. Lucas memerintahkan salah seorang pelayan untuk membantunya membawakan beberapa barang dari mobilnya. Sienna segera mengikuti langkahnya dan berdiri di samping atasannya itu. Bukannya langsung berjalan masuk ke dalam mansion, tetapi pria itu malah menatap ke arahnya. ‘Kenapa dia?’ batin Sienna seraya mengerutkan keningnya. Lucas pun berdeham pelan, lalu berbisik, “Aku pinjam sebentar tanganmu, Sienna.” Sebelum gadis itu mencerna maksud dari bisikannya itu, Lucas telah meraih tangan gadis itu, menggenggamnya dengan erat, dan bersama-sama mereka masuk ke dalam mansion. Tindakan tak terduga Lucas tentu saja cukup mengejutkan Sienna. Namun, gadis itu tidak bisa
“Si buaya mesumnya sudah datang juga rupanya.”Celetukan Ivona Morgan terdengar oleh Sienna. Gadis itulah yang tadi memergokinya dan Lucas. Dia adalah kakak kedua Lucas dan juga kembaran dari Ivory Morgan.“Jaga bicaramu, Ivona. Apa seperti itu caramu menilai adikmu?” cetus wanita paruh baya yang duduk di samping Alvaro Morgan. Wanita itu adalah istri Alvaro dan juga ibu kandung Lucas, Veronica Ramsey.Ivona pun mengerutkan bibirnya dengan masam atas pembelaan ibunya terhadap Lucas. Gadis itu memilih untuk diam daripada ha
“Berhentilah menilai Sienna secara sepihak saja, Ibu.” Lucas memperingatkan ibunya agar tidak lagi menyudutkan Sienna dengan sindiran yang menyakitkan. Pria itu merasa ibunya sudah keterlaluan.“Kenapa sekarang kamu malah membelanya, Luke? Seharusnya kamu tahu kalau Ibu memikirkan tentang kebaikanmu,” timpal Veronica yang merasa sangat kecewa dengan sikap putranya.Lucas menghela napas panjang. “Seharusnya Ibu senang karena Ibu tidak perlu bersusah payah menjodohkanku lagi. I
“Kenapa masih berdiri di sana?” celetuk Alvaro karena melihat Lucas dan Sienna masih berdiri di depan gazebo.Sienna dapat melihat keengganan Lucas, tetapi ia kembali membujuknya dengan menarik ujung lengan kaos pria itu. “Lucas ….”Lucas pun menoleh. Binar mata Sienna yang sedang menatapnya cukup memenuhi ekspektasinya terhadap sandiwara gadis itu.Akhirnya Lucas pun berjalan masuk ke dalam gazebo, disusul Sienna. Mereka duduk berdampingan, berhadapan langsung dengan kedua orang tua pria itu.
‘Ke-kenapa ada dua orang yang berwajah sama di sini?’ batin Sienna yang masih diliputi kebingungan.Sepasang netranya masih terbelalak lebar, menatap sosok wanita yang berdiri di belakangnya dan sedang tersenyum sumringah padanya. Wanita itu mendorong stroller bayi yang dibawanya, masuk ke dalam gazebo.Veronica bergegas beranjak dari tempat duduknya untuk membantunya. Ia menggendong cucunya yang sedang didudukkan di atas stroller tersebut. Wajahnya berubah sangat ceria.
“Ivory, kalau kamu kesepian, seharusnya kamu menghubungi Ibu. Kenapa kamu malah tidak cerita apa-apa setiap kamu telepon?” selidik Veronica. Wanita paruh baya itu masih belum sepenuhnya percaya dengan putri sulungnya tersebut. Namun, ia juga berpikir jika Ivory tidak memiliki alasan untuk berbohong padanya. “Aku tidak ingin membuat Ibu khawatir. Jadi aku berpikir untuk mencari orang asing yang mungkin mau mendengarkan keluh kesahku dan aku pun berjodoh dengan Sienna yang kebetulan juga mau menjadi pendengar yang baik,” jawab Ivory dengan mimik wajah yang tampak dipenuhi suka cita. ‘Benar-benar akting yang sangat luar biasa!’ puji Sienna atas kebohongan yang dilakukan oleh Ivory. Ia melihat wanita itu bahkan tidak terlihat gugup saat menjawab interogasi dari Veronica yang terlihat meragukannya tadi. Senyuman masih melengkung indah di bibir Ivory. Wanita itu lanjut berkata, “Kalau saja Lucas tidak memberitahuku semalam waktu aku menghub