Share

Yang Tak Terlihat

Langkah Bayyu mendadak terhenti di depan kamar rawat Airin. Padahal, gagang pintu sudah diraihnya. Tapi, pemandangan yang ia tangkap dari balik ornamen kaca membuat niatnya urung. Ia tidak ingin merusak momen itu. Selama bersamanya, ia tak pernah melihat Airin tertawa selepas itu.

Tadinya, ia berniat untuk mengistirahatkan diri. Tidur barang sejenak di rumah. Sekalian memberi waktu untuk Airin menenangkan diri dan menerima maaf darinya. Sesungguhnya, ketika Airin menyuruhnya pergi, ia tak bermaksud benar-benar ingin pergi.

Meski sudah di rumah, batinnya tetap gundah. Matanya memejam tapi pikirannya berlarian. Isi kepalanya mengutuki dirinya sendiri. Suami macam apa yang tega membiarkan istrinya terbaring sendirian di rumah sakit? Ya, meskipun kehadirannya tak diinginkan, bukankah seharusnya ia memaksa untuk tetap bertahan? Hatinya berkonflik. 

Dorongan nurani Bayyulah yang akhirnya menyeretnya kembali ke rumah sakit. Ia sudah mengabark
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status