Share

Peluklah Aku

“Dek, peluk aku.”

Riana segera melakukan permintaan sang suami. Dalam sekejap saja, getar-getar yang menyelimuti badan Jagat bisa dirasakan oleh Riana.

“Kita menghadapi bersama-sama, Mas. Ada Bapak dan Ibu juga, Kak Vivi … banyak yang sayang sama Mas,” bisik Riana. Dia hadiahkan kecupan hangat di bibir Jagat.

Lelaki itu mengangguk-angguk. Meski bibir tersenyum, namun mata tidak bisa berbohong. Himpunan air yang telah lama terkumpul di kelopak mata Jagat, segera merembes keluar. Seperti saling berebut untuk meluncur duluan.

“Ma-maafkan aku, Dek. Harusnya aku enggak boleh menangis ya?” gagap Jagat. Dia dekap lagi tubuh kecil istrinya.

“Boleh, Mas, boleh nangis di sini.”

Riana balas mendekap lebih erat. Berharap kehangatan cintanya dapat terserap menjadi tenaga ke dalam tubuh sang suami.

“Coba ngomong, apa yang membuat Mas merasa gugup?”

“A-akan a-ada Pa-papa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status