“Saya minta maaf, Yang Mulia. Benda itu terlihat sangat berharga. Saya tidak mempunyai keberanian untuk menerima benda seperti itu dari Yang Mulia. ” Kalista mencoba menolak secara halus. Tidak ada hal bagus jika terseret ke dalam politik kerajaan. Pemuda di depannya mungkin terlihat ramah dan baik hati. Namun jika dirinya tenggelam pada perlakuan baik yang semu itu, tak ada bedanya dengan dirinya di masa lalu. Dia yang dulu jatuh cinta pada orang yang hanya ingin memanfaatkan dirinya pasti akan merutuki kebodohannya jika kembali jatuh pada hal yang sama. Itu seperti keluar dari mulut buaya dan masuk ke dalam mulut harimau. Itu sebabnya lebih baik bagi dirinya untuk menghindari segala situasi yang berhubungan dengan putra mahkota. Karena belajar dari pengalamannya, dia tahu pemuda di hadapannya tidak sebaik kelihatannya. “Nona Ruliazer. Apa menurut Anda benda itu lebih berharga dari ketulusan saya?” tanya putra mahkota. “Saya tidak berani mempertanyakan ketulusan Yang Mulia Putr
Tampak seorang lelaki tua yang tengah mendorong sebuah gerobak. Meski tubuhnya terlihat tua dan renta, namun Ia sama sekali tak kesulitan untuk melakukannya. Lelaki itu membawa gerobaknya melewati lorong sepi. Sebelum sampai di kedai kecil yang memiliki sedikit pengunjung. Sinar mentari mengintip dari celah bayang-bayang. Memperlihatkan wajah si lelaki tua pendorong gerobak. Mata bundar, hidung kecil dan bintik-bintik hitam di bawah area mata. Jika Kalista berada di sana, dia akan tahu jika lelaki tua itu adalah penjual daging panggang yang sebelumnya Ia temui. Sesaat sebelum gerobak berhenti, sebuah keajaiban terjadi. Lelaki tua yang sebelumnya terlihat berubah menjadi seorang pemuda tampan. Setelah memarkirkan gerobak di tempat yang aman, pemuda itu masuk ke dalam kedai. Tempat kecil itu hanya memiliki satu orang pelanggan di sudut. Dengan perabot sederhana dan bangunan yang reyot, tempat itu tampak bisa rubuh kapan saja. “Permisi, Kakek.” si pemuda tampan menghampiri pelanggan
"Nona Muda!!” Leon memanggi dengan cukup keras. Bahkan, panggilan tersebut sampai membuat gadis yang dicurigai sebagai nona muda dari Keluarga Ruliazer menengok. Sebenarnya, bukan hanya gadis itu saja yang melihat ke arah sumber suara. Beberapa orang yang penasaran juga ikut mengarahkan pandangan mereka pada pemuda tampan berambut hitam. Di sisi lain, Kalista yang akhirnya bisa keluar dari restoran yang diperkirakan milik putra mahkota merasa sedikit lega. Setidaknya, dia masih dapat menghirup udara segar. Dalam kehidupan pertamanya, dia mati muda. Itu sebabnya dia tidak bisa menyaksikan secara langsung siapa yang pada akhirnya berhasil menduduki tahta. Namun dalam hati, Ia yakin jika sosok yang baru ditemuinya adalah pemenang akhir dari perebutan tahta. Ada satu hal yang membuatnya berpikiran seperti itu. Dulu, semasa orang-orang dari pihaknya mengirim seseorang untuk merayu putra mahkota, tidak ada satu orangpun yang berhasil keluar dari istana putra mahkota. Namun, selalu ada
Roselia Fernand YuriscitiaDia adalah putri dari Viscount Yuriscitia. Memiliki wajah manis dan kepribadian yang baik hati. Terlebih tutor pengajarnya juga selalu menyebutnya sebagai anak yang cerdas. Membuatnya memiliki reputasi yang baik dikalangan bangsawan.Bukan itu saja. Meski posisi keluarganya tidak terlalu tinggi, namun Ia berhasil berteman dengan anak-anak dari bangsawan besar. Tidak heran jika banyak orang yang menjulukinya sebagai primadona ibukota. Itu adalah apa yang diketahui oleh masyarakat umum. Tidak ada yang akan menyangkal jika gadis berambut merah muda itu dilahirkan untuk menjadi kesayangan semua orang. Roselia sendiri juga berpikir begitu. Dia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang memuji wajah cantik dan kepribadian yang baik. Bahkan tidak sedikit anak-anak bangsawan yang ingin menjadi seperti dirinya. Sampai saat ini. “Hei.. Apa kau tahu? Menurut rumor yang kudengar, katanya Nona Muda Ruliazer adalah gadis yang sangat cantik.” seorang gadis bergaun merah
“Itu tidak mengganggu saya. Hanya saja, saya terkejut karena Anda tiba-tiba berbicara santai kepada saya.” Kalista berbicara dengan tenang. Tak sekalipun terganggu dengan serigala berbulu domba di hadapannya. Dia tahu gadis di hadapannya sangat suka berpura-pura menjadi korban. Membuat kesan sebagai gadis rapuh yang harus dilindungi oleh semua orang. Dulu, Ia berpikir wajar jika gadis itu selalu dibicarakan dan dikagumi oleh semua orang. Bahkan anak-anak akademi tidak ada yang tak mengenalnya. Selain cantik, gadis berambut merah muda itu juga baik hati dan ramah kepada semua orang. Bahkan kepada dirinya yang dijauhi oleh semua orang. Jadi, siapa yang tidak memiliki kesan bagus tentangnya. Namun nyatanya, semua itu tak lepas dari trik gadis di hadapannya. Gadis inilah orang paling vokal yang terus mengingatkan semua orang perihal dirinya sebagai pembawa malapetaka. Dialah yang membocorkan semua rahasia pribadinya kepada semua orang. Membuat dirinya terlihat seperti orang picik di h
“Ini semua gara-gara si jamur merah muda. Kami bahkan tidak saling mengenal. Tapi dia bersikap sok akrab dan menyentuh rambut saya tanpa permisi.”“Nona Muda, Anda harus memberi keadilan untuk saya!” adu Leon. “Jamur merah muda?” kening Kalista sedikit berkerut saat bertanya. “Itu benar. Dia gadis aneh dengan rambut dan mata merah muda. Mengingatnya saja sudah membuat saya merasa kesal setengah mati.” ucap Leon. Kali ini, Kalista dengan keras menjambak rambut yang sebelumnya Ia belai dengan lembut. “Aduh..”“Aduh..”“Nona Muda. Itu sakit.” Leon yang semakin manja dengan Kalista mengaduh kesakitan. Meski pada kenyataannya, hal seperti itu tak bisa benar-benar menyakiti ksatria muda seperti dirinya. “Sakit?”“Itu bagus. Hal seperti itu dibutuhkan untuk mengasah indramu yang tiba-tiba tumpul.” balas Kalista sinis. Tangan gadis itu masih mencengkeram kuat pada helai hitam milik Bungsu Keluarga Lunox. “Sakit, Nona Muda.”“Tolong maafkan saya. Saya mengaku bersalah.” ucap Leon setulus
“Nona Muda, saya merasa kesepian jika makan seorang diri. Bisakah saya meminta kemurahan hati Nona untuk membiarkan saya makan malam di depan kamar Nona Muda?” suara dari luar kembali terdengar. “Tidak boleh.” “Lakukan saja di depan kamarmu sendiri.” balas Kalista. “Saya mengerti, Nona Muda.” “Maksud ucapan Anda adalah Anda tidak akan membiarkan saya makan ataupun tidur tanpa mendapat maaf dari Nona Muda terlebih dahulu.” “Anda tak perlu khawatir Nona Muda. Saya tidak akan mengecewakan Anda.” “Mulai saat ini, saya tidak akan makan, tidur bahkan membersihkan diri tanpa persetujuan dari Anda. Saya akan terus menunggu Anda memaafkan saya. Jika perlu, saya akan terus menunggu Anda sampai saya tua ataupun ajal menjemput saya terlebih dahulu.” kata-kata penuh pengabdian diucapkan. Kalista yang tidak sanggup lagi mendengar omong kosong pemuda di luar pintu, “Granet, suruh dia masuk.” “Baik, Nona Muda.” Granet membalas sopan. Tidak lama setelahnya, suara keras terdengar. Kalista yang
Kereta yang indah, kuda-kuda jantan yang kuat, dan simbol elang yang tengah mengibarkan kedua sayapnya. Sekali melihat, orang-orang akan tahu jika kereta itu milik Keluarga Duke Ruliazer yang terkenal. Di pagi yang cerah, kereta Keluarga Ruliazer telah terparkir di halaman luar akademi. Bersama dengan kereta-kereta dari keluarga lain, kereta tersebut tetap terlihat mencolok. Mengingat ini adalah hari kedua ujian, halaman luar akademi Royal Sun masih ramai seperti sebelumnya. Namun, ada hal yang berbeda dari sebelumnya. Sesuatu yang membuat bahkan para peserta ujian yang gugup menunggu di kereta masing-masing.Dan itu semua karena kereta Keluarga Ruliazer. Hari sebelumnya, kereta itu hanya memiliki satu penumpang. Dan sekarang, mereka melihat ada orang lain yang turun dari kereta. Seorang pemuda tampan berambut hitam. Bukan itu saja. Dia juga orang yang sama dengan sosok yang membuat akademi heboh pada hari pertama ujian. Hal tersebut dikarenakan warna matanya yang tidak biasa. No