Rachel akhirnya dapat merasa lega setelah membawa Michelle ke bagian bawah gedung.Michele melepaskan pelukannya dari lehernya Rachel dengan ekspresi penuh penyesalan dan rasa bersalah.Rachel bertanya pada Michele dengan suara lembut, "Michelle, beri tahu Mama, mengapa kamu datang ke Tanjaya Group?"Gadis kecil itu membuka matanya lebar-lebar, tidak berbicara sepatah kata pun.Rachel menghela napas, "Kamu hanya perlu menggelengkan kepala atau mengangguk, apakah seseorang membawamu ke sini?"Michelle menggelengkan kepalanya."Jadi, kamu datang ke sini atas inisiatifmu sendiri?"Michelle mengangguk.Rachel mengerutkan bibirnya, dia ingin sekali bertanya pada Michelle mengapa dia datang ke sini, dan bagaimana dia tahu tentang tempat ini, tetapi, Michelle tidak bisa berbicara, jadi percuma saja jika dia bertanya.Dia membelai rambut putrinya tiba-tiba menyadari rok merah muda Michelle pagi tadi telah berganti menjadi celana yang sedikit longgar.Dia mengingat ketika dia baru saja tiba di
Lupakan saja, bagaimanapun juga dia adalah mitraku, pasti akan ada banyak kesempatan untuk meminta maaf padanya di masa depan.Rachel menempatkan Michelle di kursi belakang, lalu pergi ke kantor polisi untuk menutup kasus ini, kemudian dia pergi ke taman kanak-kanak untuk menjemput Michael dari sekolah."Bu, saya benar-benar minta maaf! Ini adalah kelalaian taman kanak-kanak kami. Mulai sekarang, saya akan terus mengawasi Michelle. Kejadian hari ini tidak akan pernah terjadi lagi!" Bu Jessy meminta maaf dengan wajah penuh rasa bersalah.Rachel tahu bahwa dia tidak bisa menyalahkan taman kanak-kanak secara sepihak untuk masalah ini. Dia memegang tangan kedua anak itu dan berkata dengan lembut, "Michael, Michelle, kamu harus mendengarkan Bu Jessy mulai sekarang. Jika ingin pergi ke suatu tempat harus memberi tahu Bu Jessy, jangan menyelinap sendirian lagi, apakah kalian mengerti?"Michael mengangguk, "Jangan khawatir, Ma, aku pasti akan menjaga Michelle dengan baik."Michelle membuka leb
Di rumah keluarga Hutomo.Shania yang pergelangan kakinya terkilir, menghabiskan waktunya sepanjang sore bekerja di ruang buku.Karena Rachel yang tiba-tiba kembali beberapa waktu yang lalu, semua pikirannya tertuju padahal yang berurusan dengan Rachel, sehingga banyak masalah perusahaan yang terbengkalai.Sekarang Rachel telah kembali, jika dia tidak bekerja keras, kemungkinan besar dia akan digantikan oleh Rachel.Setelah makan malam, Shania lanjut merevisi dokumen proposal penawaran dari Hutomo Group, pihak penawar tender adalah mitra bisnis lama dari Hutomo Group yang telah bekerja sama selama lebih dari sepuluh tahun. Rapat penawaran ini hanyalah sebuah formalitas, karena pada akhirnya hanya Hutomo Group yang akan memenangkan tender ini.Proposal sederhana seperti ini selalu diserahkan kepada Shania, karena proposal seperti ini tidak pernah gagal. Setelah tender berhasil, kontributor terbesar untuk tender ini adalah Shania.Shania bersandar di kursi dan memeriksa proposal penawara
Terdengar suara batuk, beberapa pegawai wanita di ruang teh gemetar ketakutan.Mereka menoleh perlahan dan melihat Rachel berdiri di belakang mereka dengan setengah tersenyum. Sangat jelas, semua yang baru saja mereka katakan didengar olehnya.Pada saat ini, satu hal yang sangat mereka syukuri adalah mereka tidak berbicara hal yang buruk tentang Rachel.Mereka sangat lega sekali, Jika saja itu adalah Shania yang mendengar percakapan mereka, maka nasib mereka pasti akan dipecat semuanya.“Ra ... Ra .…" Beberapa pegawai wanita terbata-bata seperti tidak tahu cara menyapa.Sandi Hutomo adalah Direktur, Shania adalah CEO, jadi saya harus dipanggil apa?, “Bagaimana kalau memanggil saya Bu Manajer?” Rachel menekuk bibirnya dan tersenyum, “Tidak butuh waktu lama, Saya pasti menjadi manajer departemen pelanggan.”Ketika dia mengatakan ini, beberapa karyawan wanita saling memandang mereka kurang lebih telah mendengar taruhan Rachel dengan rapat pemegang saham.Bode Group yang merupakan perusaha
Shania dibuat pusing dengan ocehan ayahnya. Masalah ini juga bukan dikarenakan dirinya. Kenapa semua kesalahan harus dilimpahkan padanya? Dengan wajah kesal dia berkata, “Bukannya hanya satu klien saja? Tanjaya Group bisa menandingi sepuluh klien kecil seperti itu, kok!”“Proyek Tanjaya Group akan dimulai tiga tahun lagi, kamu jangan bahas proyek itu dulu!” ujar Sandi sambil mondar mandir dengan tangan yang berada di belakang punggungnya.“Oh iya, bagaimana dengan masalah Bode Group? Ini sudah hari kedua, Rachel sudah cari penanggung jawabnya belum?” tanya Sandi lagi dengan kening berkerut.Shania memijat keningnya sambil menjawab, “Pagi tadi waktu aku tiba di kantor, aku dengar katanya Rachel juga datang. Nggak tahu dia datang untuk apa.”Jari Sandi mengetuk meja sambil berkata dengan nada dingin, “Kalau kali ini dia beneran bisa berhasil mendapatkan proyek kerja sama Bode Group, Papa nggak perlu khawatir kasih dia satu kesempatan lagi ….”Kalimat Sandi berhasil membuat Shania terkeju
Asisten tersebut tampak tersentak dan berkata, “Baik, Bu Shania. Akan saya kerjakan sekarang!”***Rachel segera kembali ke ruang kerjanya setelah mendapatkan laporan keuangan. Laporan tersebut merupakan laporan keuangan Hutomo Group dengan pihak eksternal. Sengaja dibuat dengan rapi dan tidak akan menemukan kesalahan apa pun di dalam sana.Perempuan itu mengambil foto dari laporan yang dia dapat dan mengirimkannya pada Melvin dan berkata, “Temukan kendala dalam laporan itu dalam waktu tiga jam!”“Rachel, aku sudah lulus dari jurusan ekonomi! Tega sekali kamu memintaku membaca laporan keuangan?”“Ini bukan ujian, ini laporan keuangan Hutomo Group. Kalau ketemu hal yang janggal, kamu akan mendapatkan hadiah,” ujar Rachel. Setelah itu dia membuka laptop dan mulai membuat kode-kode.Proyek A-F ini sebenarnya tidak rumit. Hal yang paling penting adalah dalam hasil rancangannya terdapat beberapa poin yang cukup bercabang. Kalau tidak dicerna dan dianalisa dengan baik, maka akan menjadi bias
Rachel menenteng tas tangannya sambil berjalan masuk ke dalam Hutomo Group. Orang-orang di sekelilingnya memandangi dia dengan tatapan berbeda.“Bu Rachel baru saja mendapatkan saham Hutomo Group, tapi sebentar lagi sudah mau diusir dari Rapat Umum Pemegang Saham. Benar-benar menyedihkan sekali.”“Apa yang menyedihkan? Semua juga karena dia nggak mencari tahu dengan jelas dan ngomong seenaknya. Ini akibat dari ulahnya sendiri.”“Sepertinya Bu Shania jauh lebih cocok mengendalikan Hutomo Group. Bu Rachel sebaiknya pergi ke tempat yang membuat dia merasa nyaman saja.”“Kamu cepat sekali melupakan kelakuan Bu Rachel yang menghancurkan proyek kemarin?”Ucapan-ucapan tersebut terdengar di telinga Rachel tapi diabaikan oleh perempuan itu. Dia berjalan masuk ke dalam lift dan naik ke ruang rapat. Perempuan itu berdiri di depan pintu masuk ruang rapat dan melirik ke dalam sekilas. Bagus! Semua orang sudah lengkap.Dia melangkah dengan sepatu hak nya dan masuk ke ruang rapat. Sedetik kemudian,
Semua orang memang merasa penasaran apa alasan Bode Group memilih bekerja sama dengan keluarga Adijaya. Mata indah milik Rachel memandangi semua orang yang ada di tempat satu per satu kemudian membuka rekaman suara di ponsel miliknya.“Pak Ramli, sebenarnya internal dari Hutomo Group cukup kacau. Para petinggi dan direksinya sangat suka membohongi para klien besar. Perusahaan besar seperti milik Pak Ramli ini merupakan mangsa segar bagi petinggi Hutomo Group,”“Kalau Pak Ramli bekerja sama dengan Hutomo Group, dipastikan akan mendatangkan kerugian besar bagi Bode Group.”Saat rekaman suara tersebut diputar, semua orang yang ada di dalam ruang rapat terlihat kebingungan. Akan tetapi, tiba pada akhir rekaman yang isinya mulai menyudutkan para petinggi, semua orang yang ada di sana tampak marah besar.“Benar-benar omong kosong!” seru Pak Yuda sambil menggebrak meja.“Bu Rachel, rekaman ini Ibu dapat dari mana?”Mata Rachel menyipit dan menjawab, “Kalau gitu harus tanya Shania apa yang ter