"Jangan khawatir. Jika aku ingin menyakitimu, aku akan melakukannya saat kita mendaki." Baron duduk di tanah dan menguap. "Jangan buang-buang waktu. Aku hanya ingin menjadi wasit. Dewitt Lloyd menantang Owen Green. Mereka akan bertarung sampai mati untuk melihat siapa yang lebih kuat. Kematian mereka bukan tanggung jawab orang lain.""Kematian kami bukan tanggung jawab orang lain," ulang Owen, lalu menatap Dewitt.Tanpa diduga, Dewitt sudah berada tepat di depan Owen. Saat Owen berbicara dengan Baron, Dewitt hanya berjarak beberapa meter jauhnya darinya. Dewitt pasti sangat kuat karena dia bergerak sangat cepat dan tanpa suara.Terdengar suara dentuman yang keras.Mereka berdua langsung mulai bertarung. Saat tinju mereka beradu, tercipta suara yang keras. Suara itu terdengar di atas gunung dalam kegelapan malam.Sementara itu, mereka mundur. Owen mundur tiga setengah langkah dan Dewitt mundur lima langkah.Owen menurunkan lengan kirinya dan menjulurkan tangan kanannya. Dia seperti men
Dewitt akan menyerah jika Owen adalah murid Derek. Dalam kondisi ini, tidak ada seorang pun di sektenya yang berani menghadapi Owen secara langsung.Apalagi, Derek tampaknya memiliki kekuatan yang sangat misterius di Negara Washal. Dia dikenal tak terkalahkan dan banyak tokoh berpengaruh yang bahkan tidak berani menyebut namanya.Oleh karena itu, meskipun sangat putus asa, Dewitt menatap Owen sambil berharap menemukan jalan keluar.Baron pun turut menatap Owen dan ingin mendengar jawabannya."Tidak!" Owen menggelengkan kepala dengan serius.Ketika mendengar hal itu, Baron terlihat sedikit kecewa. Namun, Dewitt langsung berseri. Dewitt berpikir bahwa tidak ada yang perlu ditakuti selama Owen bukan murid Derek.Meskipun begitu, Owen melanjutkan, "Derek juga belajar seni bela diri pada saat yang sama dengan masterku. Namun, menurut Derek, masterku lebih kuat."Hal ini mengejutkan Dewitt.Dia kembali merasa frustrasi.Dia bertanya-tanya, apakah benar ada seseorang yang lebih kuat dari Der
Terdengar suara dentuman yang nyaring.Baron menerima tinju Owen dengan telapak tangannya. Namun, dia tidak mencoba menggenggamnya. Dia memundurkan telapak tangannya dan menggunakan kekuatan tinju Owen untuk bergerak mundur begitu dia menyentuh tinju itu.Owen menarik tinjunya secepat gerakan Baron, kemudian meletakkan tangan kanannya di belakang punggungnya."Bung, kamu tidak tahu. Aku adalah salah satu anggota Sekte Bela Diri Racun. Tapak Racun yang barusan kugunakan cukup untuk melumpuhkan seekor gajah. Jadi, kamu bisa mati dengan tenang sekarang." Baron tersenyum jahat setelah pengkhianatannya berhasil sambil melemparkan sebuah pisau ke arah Owen.Pada saat itu, Owen sepertinya tertegun tanpa bereaksi,Saat pisau itu akan menembus tubuh Owen, seseorang yang semerbak bergegas ke pelukan Owen.Darah menyembur.Pisau tajam menembus punggung seorang wanita yang lembut."Fiona." Owen memeluk pinggang ramping wanita itu dengan tangan kirinya. Owen bisa merasakan dada wanita itu yang bes
"Tuan Bonham, kami diberi tahu Tuan Walsh bahwa tugas kami adalah membawa tuan muda kami kembali. Jadi, kami tidak akan ikut campur dalam hal-hal lain," kata pemuda paling tinggi di antara ketiganya. Dia terlihat kaku dengan tubuh yang perkasa.Aaden tidak marah sama sekali.Dia berkata sambil tersenyum, "Tentu saja. Kalian bisa menjalankan tugas kalian. Namun, aku punya pertanyaan. Apa yang akan kalian lakukan kalau Owen menolak untuk menyerahkan Connor? Tyrell, aku harus memperingatkanmu bahwa Owen tidak mudah dihadapi."Tyrell menjawab dengan tegas, "Dia akan mati.""Baiklah," Aaden menyeringai.Kedua pemuda lainnya ikut tertawa dengan menakutkan."Aaden, aku ke sini bersama saudaraku. Bagaimana kalau kita langsung pergi ke Universitas Samudra untuk mencari pria yang kamu bicarakan?""Tepat sekali. Kita bisa bunuh dia begitu menemukannya. Kalau ditunda lama akan menyebabkan masalah."Kedua bersaudara sepertinya ingin sekali menunjukkan kebulatan tekad mereka. Mereka mengatakan ingi
Setengah jam kemudian, Fiona yang sudah mandi dan berpakaian rapi berjalan ke luar gerbang hotel dengan malu-malu.Owen sudah memarkirkan mobil di depan gerbang hotel. Melihat tatapan malu-malu Fiona, Owen mengekeh dan berkata, "Fiona, bisakah kamu bersikap lebih wajar?""Apa? Bukankah aku terlihat wajar?" tanya Fiona. Sebenarnya, Fiona juga merasa jika tingkahnya sedikit aneh. Fiona menganggap bahwa nuansa romantis antara dirinya dan Owen yang membuatnya menjadi gugup.Untuk menunjukkan betapa tenang dirinya, Fiona berkacak pinggang dan mulai berjalan dengan anggun seperti seorang model. Namun, setelah berjalan sebentar, Fiona terhuyung dan hampir jatuh. Fiona merasa sangat malu.Owen sangat geli. Dia menunjuk Fiona dan berkata, "Lebih baik kamu bersikap apa adanya. Kamu harus bersikap anggun. Kamu harus berbicara dengan kasar dan kamu harus mengamuk seperti monyet. Itulah dirimu yang sebenarnya.""Sialan, dasar bajingan! Beraninya kamu menyebutku monyet! Apakah kamu ingin dipukuli?"
"Aku akan....""Ayo, kita serang bersama. Kalau kita tidak membunuhnya hari ini, kita tidak akan bisa merasa bangga nantinya."Lalu, kedua master dari Kota Raja bergegas membunuh Owen lagi.Namun, fakta yang ada cukup kejam. Dengan banyaknya mahasiswa di sekitar yang menonton dan terus bersorak, Owen tidak berhenti menampar wajah kedua pemuda ini.Aaden yang berada di restoran seberang jalan hampir putus asa."Mengapa? Mengapa para master yang dikembangkan di keluarga kami sejak mereka masih muda menjadi sangat lemah di hadapan Owen? Bagaimana mungkin?" Bagaimanapun, Aaden bukanlah Dewitt. Tanpa pengetahuan seni beda diri, Aaden tentu saja tidak bisa melihat tekniknya dan tidak bisa melakukan apa pun selain merasa sedih karena ketidakmampuan anak buahnya.Setelah ditampar selama dua menit, wajah kedua master dari Keluarga Bonham membengkak seperti wajah babi.Mereka hanya bisa terbaring di tanah dan tidak bisa
Kedua polisi itu muncul dari belakang Eileen. Masing-masing dari mereka menahan lengan Owen dan Aaden, lalu hendak membawa mereka ke kantor polisi.Aaden sangat senang sampai matanya berlinang. Dia lebih baik dibawa ke kantor polisi daripada disiksa Owen. Itulah mengapa Aaden tidak meronta saat polisi membawanya."Tunggu sebentar. Bagaimana denganku?"Fiona yang berdiri di samping Aaden dan Owen menjadi cemas. Fiona takut akan ditinggal. Dia ingin ke kantor polisi juga bersama Owen.Sebagai putri Ryan, Fiona terkenal di Kota Samudra. Tentu saja, Eileen sangat mengenal Fiona. Eileen mengernyit pada Fiona dan berkata, "Nona Harvey, ini tidak ada hubungannya denganmu. Kamu tidak membuat masalah ...Lalu, terdengar suara keras.Fiona berjalan ke depan dan menampar wajah Aaden sebelum Eileen menyelesaikan perkataannya. Seketika, wajah Aaden makin bengkak.Aaden terkejut. Dia membatin, kamu kenapa? Aku tidak mengatak
"Aku mengerti!"Pria paruh baya itu membungkuk kepada lelaki tua dari Keluarga Lloyd dan berjanji, "Aku akan langsung pergi ke sana. Jika Owen melakukan sesuatu kepada Dewitt, aku akan membuatnya merasakan kesakitan yang lebih buruk dari kematian.""Jangan berkata omong kosong seperti itu. Aku ingin kamu membawa Dewitt kembali dengan selamat." Pria tua itu berbicara dengan serius. Dia bahkan berbicara dengan anak-anaknya dengan nada suara memerintah."Aku berjanji akan menyelamatkan Dewitt."Pria paruh baya itu berkata dengan ekspresi tegas, "Dewitt adalah anakku. Bagaimana mungkin aku tidak mengutamakan keselamatannya?"Di dalam sebuah hotel bangsawan di Quillo, Negara Washal, Soren sedang berbicara dengan beberapa pria dan wanita paruh baya."Jimmy, aku hampir mati di Kota Samudra. Kamu harus membantuku. Pilihannya dia atau aku. Hanya salah satu dari kami berdua yang akan tetap hidup di dunia ini."Ross, tuju