Terdengar suara dentuman yang nyaring.Baron menerima tinju Owen dengan telapak tangannya. Namun, dia tidak mencoba menggenggamnya. Dia memundurkan telapak tangannya dan menggunakan kekuatan tinju Owen untuk bergerak mundur begitu dia menyentuh tinju itu.Owen menarik tinjunya secepat gerakan Baron, kemudian meletakkan tangan kanannya di belakang punggungnya."Bung, kamu tidak tahu. Aku adalah salah satu anggota Sekte Bela Diri Racun. Tapak Racun yang barusan kugunakan cukup untuk melumpuhkan seekor gajah. Jadi, kamu bisa mati dengan tenang sekarang." Baron tersenyum jahat setelah pengkhianatannya berhasil sambil melemparkan sebuah pisau ke arah Owen.Pada saat itu, Owen sepertinya tertegun tanpa bereaksi,Saat pisau itu akan menembus tubuh Owen, seseorang yang semerbak bergegas ke pelukan Owen.Darah menyembur.Pisau tajam menembus punggung seorang wanita yang lembut."Fiona." Owen memeluk pinggang ramping wanita itu dengan tangan kirinya. Owen bisa merasakan dada wanita itu yang bes
"Tuan Bonham, kami diberi tahu Tuan Walsh bahwa tugas kami adalah membawa tuan muda kami kembali. Jadi, kami tidak akan ikut campur dalam hal-hal lain," kata pemuda paling tinggi di antara ketiganya. Dia terlihat kaku dengan tubuh yang perkasa.Aaden tidak marah sama sekali.Dia berkata sambil tersenyum, "Tentu saja. Kalian bisa menjalankan tugas kalian. Namun, aku punya pertanyaan. Apa yang akan kalian lakukan kalau Owen menolak untuk menyerahkan Connor? Tyrell, aku harus memperingatkanmu bahwa Owen tidak mudah dihadapi."Tyrell menjawab dengan tegas, "Dia akan mati.""Baiklah," Aaden menyeringai.Kedua pemuda lainnya ikut tertawa dengan menakutkan."Aaden, aku ke sini bersama saudaraku. Bagaimana kalau kita langsung pergi ke Universitas Samudra untuk mencari pria yang kamu bicarakan?""Tepat sekali. Kita bisa bunuh dia begitu menemukannya. Kalau ditunda lama akan menyebabkan masalah."Kedua bersaudara sepertinya ingin sekali menunjukkan kebulatan tekad mereka. Mereka mengatakan ingi
Setengah jam kemudian, Fiona yang sudah mandi dan berpakaian rapi berjalan ke luar gerbang hotel dengan malu-malu.Owen sudah memarkirkan mobil di depan gerbang hotel. Melihat tatapan malu-malu Fiona, Owen mengekeh dan berkata, "Fiona, bisakah kamu bersikap lebih wajar?""Apa? Bukankah aku terlihat wajar?" tanya Fiona. Sebenarnya, Fiona juga merasa jika tingkahnya sedikit aneh. Fiona menganggap bahwa nuansa romantis antara dirinya dan Owen yang membuatnya menjadi gugup.Untuk menunjukkan betapa tenang dirinya, Fiona berkacak pinggang dan mulai berjalan dengan anggun seperti seorang model. Namun, setelah berjalan sebentar, Fiona terhuyung dan hampir jatuh. Fiona merasa sangat malu.Owen sangat geli. Dia menunjuk Fiona dan berkata, "Lebih baik kamu bersikap apa adanya. Kamu harus bersikap anggun. Kamu harus berbicara dengan kasar dan kamu harus mengamuk seperti monyet. Itulah dirimu yang sebenarnya.""Sialan, dasar bajingan! Beraninya kamu menyebutku monyet! Apakah kamu ingin dipukuli?"
"Aku akan....""Ayo, kita serang bersama. Kalau kita tidak membunuhnya hari ini, kita tidak akan bisa merasa bangga nantinya."Lalu, kedua master dari Kota Raja bergegas membunuh Owen lagi.Namun, fakta yang ada cukup kejam. Dengan banyaknya mahasiswa di sekitar yang menonton dan terus bersorak, Owen tidak berhenti menampar wajah kedua pemuda ini.Aaden yang berada di restoran seberang jalan hampir putus asa."Mengapa? Mengapa para master yang dikembangkan di keluarga kami sejak mereka masih muda menjadi sangat lemah di hadapan Owen? Bagaimana mungkin?" Bagaimanapun, Aaden bukanlah Dewitt. Tanpa pengetahuan seni beda diri, Aaden tentu saja tidak bisa melihat tekniknya dan tidak bisa melakukan apa pun selain merasa sedih karena ketidakmampuan anak buahnya.Setelah ditampar selama dua menit, wajah kedua master dari Keluarga Bonham membengkak seperti wajah babi.Mereka hanya bisa terbaring di tanah dan tidak bisa
Kedua polisi itu muncul dari belakang Eileen. Masing-masing dari mereka menahan lengan Owen dan Aaden, lalu hendak membawa mereka ke kantor polisi.Aaden sangat senang sampai matanya berlinang. Dia lebih baik dibawa ke kantor polisi daripada disiksa Owen. Itulah mengapa Aaden tidak meronta saat polisi membawanya."Tunggu sebentar. Bagaimana denganku?"Fiona yang berdiri di samping Aaden dan Owen menjadi cemas. Fiona takut akan ditinggal. Dia ingin ke kantor polisi juga bersama Owen.Sebagai putri Ryan, Fiona terkenal di Kota Samudra. Tentu saja, Eileen sangat mengenal Fiona. Eileen mengernyit pada Fiona dan berkata, "Nona Harvey, ini tidak ada hubungannya denganmu. Kamu tidak membuat masalah ...Lalu, terdengar suara keras.Fiona berjalan ke depan dan menampar wajah Aaden sebelum Eileen menyelesaikan perkataannya. Seketika, wajah Aaden makin bengkak.Aaden terkejut. Dia membatin, kamu kenapa? Aku tidak mengatak
"Aku mengerti!"Pria paruh baya itu membungkuk kepada lelaki tua dari Keluarga Lloyd dan berjanji, "Aku akan langsung pergi ke sana. Jika Owen melakukan sesuatu kepada Dewitt, aku akan membuatnya merasakan kesakitan yang lebih buruk dari kematian.""Jangan berkata omong kosong seperti itu. Aku ingin kamu membawa Dewitt kembali dengan selamat." Pria tua itu berbicara dengan serius. Dia bahkan berbicara dengan anak-anaknya dengan nada suara memerintah."Aku berjanji akan menyelamatkan Dewitt."Pria paruh baya itu berkata dengan ekspresi tegas, "Dewitt adalah anakku. Bagaimana mungkin aku tidak mengutamakan keselamatannya?"Di dalam sebuah hotel bangsawan di Quillo, Negara Washal, Soren sedang berbicara dengan beberapa pria dan wanita paruh baya."Jimmy, aku hampir mati di Kota Samudra. Kamu harus membantuku. Pilihannya dia atau aku. Hanya salah satu dari kami berdua yang akan tetap hidup di dunia ini."Ross, tuju
Sebagian besar pengusaha sukses di Kota Samudra tinggal di Kompleks Vila Adiwarna. Di pertengahan jalan menuju puncak gunung, terdapat sebuah rumah besar. Semua orang memperhatikan rumah itu karena Ryan Harvey, orang terkaya di Kota Samudra sekaligus ketua Perusahaan Harvey, tinggal di sana.Rumah Keluarga Harvey biasanya terlihat mengagumkan, tetapi kini tampak suram bagaikan mendung di langit.Di ruang penerimaan lantai dua, terlihat ada dua orang dokter paruh baya sedang berdebat."Nona Harvey terinfeksi oleh beberapa macam virus. Dia sepertinya masuk angin dan selalu mengantuk. Ketika virus itu menyerang, gejalanya seperti epilepsi.""Kamu salah! Sebaiknya kita membawa Nona Harvey ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.""Omong kosong! Nona Harvey sedang sakit. Dia telah melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Jika rumah sakit bisa menyembuhkannya, kita tidak akan berada di sini sekarang."Seorang pria paruh baya mengerutkan keningnya dalam-dalam di ruangan penerimaan
Mendengar pertanyaan kedua dokter itu, Ryan merasa canggung.Dia membayar mahal kedua dokter itu untuk merawat putrinya. Dia juga menyewa Owen melalui koneksi rahasianya! Ryan memang tidak tahu apakah Owen mampu menyembuhkan putrinya atau tidak, tetapi dia tidak ingin menyinggung Owen.Mendengar ucapan mereka, Ryan pun merasa ragu. Owen terlihat sangat muda. Dia baru berusia dua puluhan. Pemuda itu walaupun adalah petarung yang hebat, Ryan sepertinya merasa kemampuan medisnya mungkin tidak semenakjubkan itu.Ketika Ryan bungkam di tengah pergolakan batinnya, Owen berkata, "Katanya kalian berdua sangat luar biasa, lalu apakah kalian bisa menyembuhkannya?""Kami"Belum!"Wajah kedua dokter itu memerah. Suara mereka pun berubah menjadi lembut.Owen masih tersenyum dan terus bertanya, "Lalu apakah kalian mengetahui penyakit apa yang dia derita? Apa kalian memiliki rencana pengobatan? Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkannya?""Kami ...""Kami membutuhkan lebih ban