"Aku?"Nick menunjuk dirinya sendiri, dia terlihat begitu kesal. "Tidak ada seorang pun di Universitas Samudra yang berani berbicara seperti itu padaku. Cepat pergi atau aku akan memukulmu! Mau coba?""Tidak!Owen berujar tanpa ragu.Dia menginjak wajah Kian dengan kuat.Kian merasa kulit wajahnya akan sobek. Injakan Owen sangat menyakitkan sehingga dia berteriak-teriak dan darah mengalir dari sudut mulutnya."Nak, kamu benar-benar mempertaruhkan lehermu!" Nick diam-diam mengeluarkan tongkat karet dari belakang pinggangnya dan menghantamkannya ke kepala Owen.Nick mengayunkan tongkat karet ke atas dan terasa embusan angin yang kuat, menandakan bahwa Nick mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Owen.Jika tongkat itu benar-benar dipukulkan ke kepala Owen, dia pasti akan berdarah atau bahkan mengalami gegar otak parah.Suara teredam itu mengejutkan banyak mahasiswa yang berkumpul untuk m
Setelah Owen mengatakan itu, suasana Gedung Kantor Utama pun hening seketika. Satu-satunya suara yang bisa terdengar adalah teriakan Frank.Bahkan, seorang Linda yang angkuh pun turut bungkam karena takut.Adapun pemimpin universitas lain yang sedang berdiri di belakang, mereka bergerak mundur dua langkah secara diam-diam.Apa? Owen sungguh berani mengalahkan mereka? Dia bahkan tidak menggunakan tangannya! Dia mengalahkan mereka dengan batu bata!Beberapa waktu kemudian, terdengar seorang anak berteriak. Dia terlihat begitu terkejut."Hebat sekali! Bahkan jika Owen hanyalah seorang rakyat jelata, aku akan tetap menghormatinya. Aku mengagumi Owen!""Yah, kami harus mendapatkan kepercayaanmu. Kalau tidak, mungkin kamu sudah dipukuli."Kalau aku jadi Owen, sudah kuhajar habis mereka. Kalau dia ingin mengusirku, mengapa pula aku harus kasihan dengannya?"Mulai terdengar desas-desus dari kerumunan penonton. Kejadian ini telah membuat para pemimpin universitas malu. Mereka ingin Owen mendap
"Tuan Berg, izinkan aku menjelaskan " kata Linda.Linda mencoba mengatur emosinya, dia ingin berbincang dengan sang wakil gubernur yang bertugas di bidang pendidikan itu.Namun, Marty menyela Linda dengan berbalik badan dan menatapnya dengan sorot penuh kekecewaan.Hal ini layaknya suatu penindasan dari atasan. Yang satu adalah seorang wakil gubernur, dan yang lain adalah seorang direktur biro akademis di sebuah Universitas. Perbedaan level dari keduanya terlihat amat jelas.Frank, seorang wakil rektor yang mana adalah senior Linda, mulai beranjak bangkit.Dia menutup wajahnya dan berjalan menuju Marty. Semua orang bisa melihat bahwa wakil rektor ini sangat ingin mengambil hati Marty, tetapi tawanya terdengar seperti tangisan, disebabkan karena hidungnya terkena hantaman batu bata."Tuan Berg, apa yang terjadi hari ini... " kata Frank."Apa yang telah terjadi di hari ini, itu adalah tanggung jawabmu sebagai seorang wakil rektor," ujar Marty, menyela Frank.Marty berkata dengan serius,
Ketika melihat sertifikat merah tersebut, ekspresi Kepala Polisi Wilayah berubah secara dramatis. Dia berkata dengan nada rendah hati, "Jadi, begitu. Lalu, kasus hari ini...""Tuan bisa menyerahkannya kepada kami. Jika terjadi kesalahan, Tuan tidak perlu bertanggung jawab. " Pria paruh baya itu melambaikan tangannya dan berkata."Baiklah. Ayo, kita pergi."Tanpa ragu, Kepala Polisi Wilayah membawa kedua rekannya masuk ke dalam mobil polisi."Pergi? Kalian adalah polisi! Bagaimana bisa kalian pergi begitu saja? Ayo, kembali! Aku meminta kalian untuk menangkap Owen. Cepatlah!"Linda sama sekali tidak memedulikan sopan santun. Dia ingin berlari untuk menghentikan mobil polisi itu. Linda sudah tidak bersikap seperti direktur Biro Akademik lagi. Sekarang, tingkahnya lebih seperti nenek sihir.Akan tetapi, ketika Linda berlari ke depan mobil polisi, seorang wanita tiba-tiba muncul di depannya. Dia wanita yang cantik, tetapi L
Owen dan Fiona terus bertengkar sambil berjalan ke dua mobil Audrey6 yang menunjukkan status yang tinggi.Ketika Owen membuka pintu dan bersiap masuk ke dalam mobil, Aaron kembali berlari ke arahnya."Owen, sekali lagi aku mengundangmu untuk bergabung dengan Asosiasi Tarung!"Aaron berkata dengan sepenuh hati, "Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional akan diadakan pada akhir September. Kita masih punya waktu satu bulan lagi. Asalkan kamu bergabung dengan kami, kamu pasti bisa paling tidak memenangkan medali emas. Lalu, mengenai jabatan ketua Asosiasi Tarung, aku ingin ...""Aku tidak ingin menjadi ketua klub." Sambil duduk di dalam mobil, Owen berkata sebelum menutup pintu, "Aku akan bergabung dengan Asosiasi Tarung. Jika aku punya waktu luang selama Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional, aku akan membantu kalian memenangkan medali emas.""Terima kasih."Aaron biasanya tampak serius, tetapi sekarang dia sangat bersemangat sampai tidak bisa berkata-kata untuk waktu yang lama. Ketika dia akhirnya
"Tuan Torres?"Owen bertanya sambil tersenyum, "Apa maksudmu Lukas Torres dari Klub Elite di Kota Raja?""Apa kamu mengenal Lukas?" Connor kaget, lalu tersenyum muram. "Tentu saja. Aku tidak bisa mengundang Lukas kemari, tetapi yang kumaksud sekarang adalah adiknya, Jaylin."Owen mengangguk.Lalu, Owen berkata lagi, "Jadi, Jaylin yang mencoba meracuni Fiona?""Memangnya kenapa?" Connor bertanya."Tamat riwayatnya."Owen mengatakannya dengan santai, tetapi tegas. "Tidak akan kubiarkan seorang pun menyakiti orang yang kusayangi. Tiga hari lagi dia akan pulang maka waktu hidupnya paling lama tiga hari lagi."Setelah itu, Owen berbalik dan berjalan ke luar.Fiona menyeringai kepada Connor. Kemudian, dia segera berbalik dan mengikuti Owen keluar."Owen, jangan terlalu sombong!"Connor berteriak, "Tidakkah kamu tahu betapa berkuasanya keluargaku di Kota Raja? Jika kamu berani mempe
Lebih mengejutkan lagi, Owen berkata dengan tidak suka, "Kamu bercanda? Siapa instruktur pelatihan militermu?""Apakah Tuan sudah lupa? Lima tahun lalu, di kamp pelatihan khusus Universitas Militer Narville."Mark melompat kegirangan dan berkata, "Aku murid di kamp nomor lima belas dan kamu adalah instruktur kami!"Owen terdiam.Lalu, dia tersenyum dengan rasa bersalah. "Aku bekerja di kamp pelatihan khusus Universitas Militer Narville tiga kali. Aku tidak bisa mengingat semua orang. Mark, kamu pasti bukan salah satu murid terbaik di kamp, ya? Mengapa aku sama sekali tidak ingat?"Kata-kata Owen terlalu menusuk.Mark tersipu malu saat mendengarnya.Howard dan seorang petugas lain berpura-pura mendongak ke langit bersamaan. Baru kali ini mereka mendengar ada yang bilang bahwa kapten mereka bukanlah yang terbaik.Kesembilan prajurit lain juga terkejut dan menutup mulut mereka untuk menahan tawa. Kelihata
"Ya Tuhan!"Terdengar tarikan napas keras lain dari bawah markas resimen.Pedang Naga baru dan lama bertarung dan tekanan kuat dari Owen memaksa Pedang Naga baru mengeluarkan Api Sejatinya. Tanpa diduga, dia mengayunkan pisaunya dengan jitu langsung ke leher Owen.Namun, saat pisau itu berada pada jarak 6 sentimeter dari tenggorokannya, Owen menggunakan telunjuk dan ibu jarinya untuk memegang erat pisau sepanjang 30 sentimeter itu.Pedang Naga baru merasakan pisaunya bagai tertahan magnet. Dia tidak bisa menarik atau mendorongnya lebih jauh.Terlebih lagi, muncul kilatan pisau yang lebih menyilaukan dan siap memotong pergelangan tangan sang Pedang Naga baru. Kali ini, itu pisau Owen.Suara tarikan napas tertahan terdengar riuh.Pedang Naga baru mengendurkan genggamannya karena ketakutan. Bagi seseorang yang dianggap raja para prajurit, melepaskan senjata yang digunakannya dalam pertempuran jarak dekat adalah su