Share

Perjalanan

Malam sudah berlalu begitu singkat dan pagi datang begitu terburu-buru.

Sebenarnya Sepia tidak tidur dengan baik malam tadi. Apa yang dibicarakan ibunya benar-benar mengusik malamnya yang tenang. Ia gelisah sepanjang malam dan hanya berganti-ganti posisi tidur, berharap kantuk segera datang, tetapi nyatanya semakin malam matanya semakin segar.

Sepia sudah bersiap, mengemas beberapa barangnya pada ransel kecil yang akan ia bawa.

“Ibun, sungguh akan berangkat sepagi ini?”

Sepasang mata Shabiru yang jernih seperti embun yang masih menempel di dedaunan membuat hati Sepia memberat untuk meninggalkan rumahnya dan pergi lagi ke Jakarta. Tatapan mata yang rindu akan kasih sayang, yang harus selalu Sepia tinggalkan untuk pekerjaan dan realitas hidup yang menuntutnya. Rasanya Sepia tidak ingin kembali, tetapi apa yang ia lakukan tak lain dan tak bukan untuk Shabiru juga.

Sepia mengangguk pelan, sebuah anggukan yang membuat Shabiru mendesah kecewa dengan jawaban ibunya. Satu hari satu malam ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status