Share

Tetangga Baru

“Nanti aku akan ke rumahmu pokoknya. Tapi kapan, ya? Mana besok aku tetap harus masuk kerja. Padahal jelas-jelas hari minggu itu untuk libur. Rasanya banyak sekali yang ingin kuceritakan padamu, Pia. Aku sedang sangat kesal dengan atasanku dan banyak sekelumit masalah. Ah, andai kamu jadi membeli rumah yang ada di dekatku, setiap hari kita bisa selalu bertemu dan setiap hari aku bisa curhat.” Alea terdengar menghembuskan napas dari balik telepon.

“Sabar, sabar. Minggu depan saja kita bertemu,” kata Sepia. “Eh, aku lupa. Kemungkinan minggu depan aku akan pulang dulu. Shabiru bisa-bisa ngambek, aku sudah tiga minggu belum pulang.”

“Nah, kan … Susah banget ketimbang pengin curhat doang,” Alea terdengar mendesah kecewa.

Sepia beranjak dari duduknya dan berdiri di depan jendela. “Ya, curhat lewat telepon aja. Toh sama aja. Memangnya soal apa yang bikin kamu gelisah begini?”

“Kalau di telepon tuh kayak ada sesuatu yang kurang, Pia. Ah, aku bingung harus mulai jelasinnya dari mana,”

“Ya uda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status