Share

Bab 12

“Aku ingin datang kesitu.”

“H-ha, apa? Apa aku tidak salah dengar? Kau ingin datang kesini? Yang benar saja Ciang! Bagaimana mungkin seorang Ciang yang sangat mencintai kota kelahirannya ingin datang kesini!” Dia terkejut, lebih tepatnya merasa heran atau mmm entahlah.

“Aku serius Kak, aku ingin kesitu, aku ingin mencari pekerjaan. Dan lagian aku rasa tidak ada yang bisa kulakukan di kota ini.” Aku mencoba meyakinkannya. Setidaknya__untuk sementara__

“Kau yakin? Aku khawatir kau tidak akan merasa nyaman disini!"

“Aku sudah yakin dan aku akan berusaha bertahan selama yang aku bisa” Aku menjawab tanpa keraguan__ sejujurnya dari di lubuk hati, aku tidak siap, tapi aku merasa tidak punya pilihan, aku harus berangkat.

“Mmmmmm baiklah kalau begitu, kapan kau kesini?”

“Secepatnya Kak”

Aku segera mematikan telfon setelah semua obrolanku dengan Kakak ku selesai. Obrolan kami di malam itu berjalan dengan baik. Dia setuju, dia memintaku untuk menghubunginya lagi jika aku sudah menentukan tanggal keberangkatanku.

Sekarang semuanya tergantung padaku. Apa aku jadi pergi atau tidak!__ dan tanpa sepengetahuanku, di malam aku menelfon Kakak ku, ternyata diam – diam Ahmad menguping pembicaraan kami. Dan itulah kenapa seminggu terkahir ini dia selalu mempertanyakan kepergianku. Sungguh teman yang perhatian.

Setelah kami selasai bermain bola, aku segera mandi untuk membersihkan diri. Hari itu juga aku memutuskan pergi ke kota. Aku meminjam motornya Ahmad. Aku mendongak menatap langit, malam yang indah, bintang - bintang terlihat terang sejauh mata memandang.

Hanya perlu beberapa menit, aku segera memacu motor menuju kantor cabang pelni, letaknya di pelabuhan besar kota Ambon. Kebetulan di depan kantor pelni ada jadwal papan informasi dari setiap kapal.

Aku perhatikan setiap tanggal dan waktu keberangkatan dari setiap jadwalnya, barangkali saja ada kapal yang menuju kesana untuk beberapah hari kedepan.

Dan akhirnya ketemu, 3 hari lagi KM Nggapulu akan tiba di pelabuhan kota Ambon dan berlayar menuju tempat tujuanku. Ya, 3 hari! 3 hari lagi aku akan meninggalkan kota kesayanganku.

Aku segera menemui Ibuku, menjelaskan semuanya. Saat aku pulang, Ahmad sudah menungguku di depan rumah. Terlihat jelas di wajahnya, seperti ada kata ‘PENASARAN’ di jidatnya.

Baiklah, aku sudah membuat keputusan. Cepat atau lambat dia juga akan tahu. Malam itu aku menjelaskan semuanya. Dia terlihat serius mendengar semua kata demi kata yang ku ucapkan. Benar – benar teman yang baik.

Anehnya! Beberapa tahun kemudian, hubungan pertemanan kami sedikit berubah! Kami tidak bermusuhan, tapi aku hanya merasa ada yang aneh dengan proses pendewasaankami, bukan hanya Ahmad, teman – teman yang lain juga seperti itu. Sampai – sampai aku merasa seperti orang asing bagi mereka.

Hanya beberapa menit setelah mendengar penjelasan ku, dia segera memberitahu teman – teman yang lain. Mereka sepakat ingin membuat acara kecil – kecilan untukku. Tak ada alasan untuk menolak.

Aku juga menghubungi Kakak ku, memberitahu bahwa 3 hari lagi aku akan berangkat. Ok, semua urusan ini selasai, tinggal menghitung hari aku akan meninggalkan kota ini.

Aku berjalan menuju kamar, bersiap untuk memanjakan tubuh. Malam ini, tidurku harus berkualitas. Tak ada lagi beban pikiran__setidaknya untuk saat ini.

Sejak memutuskan berhenti kuliah, aku tidak pernah terlelap dalam tidur. Pkiranku kemana – kemana. Dan itu sangat mengganggu.

Waktunya tidur____

Ya ampun, aku menepuk jidatku, segera mengumpat diriku_ Bagaimana mungkin aku bisa melupakan hal penting ini. Bagaiman bisa, bukankah seharusnya dia adalah orang pertama yang harus kuberitahu. Ia, dia yang seharusnya pertama tahu.

Dialah gadis yang selalu setia menemaniku. Dialah gadis pertama yang mau menerima semua kekuranganku. Dialah gadis yang selalu mendukungku dari belakang. Selama ini, jika bukan karena dirinya, belum tentu aku bisa melewati semua masalah yang kuhadapi.

Astaga, kenapa aku bisa lupa, aku mengumpat diriku lagi yang bahkan membuatku tidak percaya bisa lupa untuk memberitahunya hal sepenting ini. Aku segera meraih ponselku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status