Share

36 Bimbang

"Ma–s ... resign? Ke–napa?"

Ck, kenapa? Haruskah aku menjelaskan lagi. Apa Luna mulai berubah tidak peka sepertiku dulu.

"Karena Mas mulai sadar kamu tersakiti. Tiara dan Pak Handoko tidak membawa dampak positif untuk keluarga kita. Maaf ya! Sekarang kamu percaya 'kan. Mas nggak ada hubungan apa-apa dengan Tiara?"

Aku memaksa Luna menerima kartu di tanganku.

"Ini Mas saja yang pegang. Mas pasti lebih membutuhkannya. Kan Mas udah nggak kerja."

"Mas punya dua, satu kamu yang pegang, dan satu lagi Mas yang pegang oke. Adil 'kan?"

Tak lagi bisa berkutik, istriku menerimanya dengan wajah lesu. Itu nafkah Sayang, buat kamu.

Ya, aku memutuskan menyerah kartu ATM yang saldonya lumayan banyak pada Luna.

.

"Eum, Mas gimana kalau benar papa yang membunuh mamanya Tiara seperti kata Pak Handoko? Berarti aku ... anak seorang pembunuh," tanya Luna saat kami sedang duduk santai di sofa sembari menunggu papa. Membuatku gemas, pengen bunuh Pak Handoko.

"Sayang, jangan suudzon dan berpikir macam-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status