Share

Bab 39

Setelah terjadi perdebatan yang panjang, aku mendapatkan bogem dari laki-laki yang sedari tadi selalu bersamanya. Dapat kudengar kalau Rania memanggilnya Zein.

Tapi aku merasa nama laki-laki itu tidak asing. Zein, seperti putra Pak Zein Mahendra. Lelaki yang berumur empat puluh tahun dan punya beberapa pabrik besar.

Berkali-kali dia memukul area wajah dan perut, untunglah aku berhasil menahan tangannya yang mengepal kuat ketika hendak mendarat di wajahku.

Karena ini adalah aset yang tidak bisa kubeli dan setelah sampai ke rumah, aku kehilangan kesadaran.

"Kenapa seperti ini?" tanya Mas Surya ketika aku baru membuka mata.

"Aku dipukul oleh laki-laki bernama Zein," jawabku jujur. Tanganku mengepal kuat. Kenapa tadi aku tidak menghajarnya dengan keras? Hilang sudah harga diriku sebagai seorang laki-laki.

"Zein?" tanyanya mengerutkan kening.

"Iya, Zein."

Aku ingat betul bagaimana ganasnya dia menyerangku. Sayangnya Rania hanya bertindak biasa, bahkan tidak mengkhawatirkan aku sama sekali.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status