Share

Bab 42

"Aku mau beli sarapan, kamu mau titip apa?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Samain aja, aku uda laper berat nih," celetuk Aisyah sambil mengelus perutnya.

"Perutmu buncit gitu Ais? Kamu hamil?" seloroh ku sambil terkekeh.

"Sembarangan kamu kira aku wanita apaan, emangnya kamu pernah lihat aku deket sama laki-laki!" serunya kesal sembari melototkan matanya.

"Duh, umur udah dua enam masih aja jomblo. Anak tetangga aja umur delapan belas anaknya uda tiga," cibirku yang langsung berlalu pergi.

"Sheila, awas aja kamu ya!" pekiknya tidak terima.

Aku berjalan menuju warung lontong yang tidak jauh dari rumah sakit, aku memesan dua bungkus lontong untukku dan juga Aisyah. Sambil Ibu penjual lontong menyiapkan pesananku, aku duduk sambil melamun entah mengapa tiba-tiba saja aku kepikiran dengan kata-kata Aisyah.

"Ya ampun, zaman sekarang orang baik banyak maksudnya." Apakah mungkin Wenda baik kepada keluarga kami karena ada maksudnya? Akan tetapi, maksud apa dan apa sebenarnya yang ia inginka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status