Share

88. Perpisahan yang Penuh Kehampaan

Kata demi kata yang diucapkan secara terburu-buru, penuh emosi, dan tidak bisa dikendalikan telah melukai hati kecil Raden tanpa disadari. Kini mata wanita itu dipenuhi dengan rasa amarah yang sama besarnya. "Kenapa kamu tidak menyerah saja? Apa kamu tahu, jika kamu terus seperti ini, kamu justru melukai semua orang di sekitarmu karena keegoisan itu?"

Kala hati Raden semakin lama membeku dengan kepalan tangan yang semakin mengeras, justru mata Anna mulai diselaputi oleh air mata dan berusaha membendung sebaik mungkin.

Tidak ada percakapan lagi setelahnya. Hanya ada tatapan mata yang saling beradu, udara yang panas meski pendingin sama sekali tidak rusak, dan dua manusia yang saling memikirkan pendapatnya sendiri di dalam otak.

Raden menjadi orang pertama yang menghembuskan nafas bersamaan dengan tangan yang terkulai lemas, namun itu tidak menandakan pendiriannya goyah. Sama sekali keliru. "Seandainya semua memang bisa semudah itu. Tapi, kamu salah Anna. Perus

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status