Share

Bab 160. Deva di Kos-an Mona

Bab 160. Deva di Kos-an Mona

“Masih sakit perutnya?” tanya Mona seraya mengehenyakkan bokongnya di sisi kasur ketika melihat Deva mulai bergerak pelan. “Satu malaman Bapak merintih, lewat subuh tadi baru terlelap. Sekarang Bapak harus sarapan, saya sudah belikan bubur di warung depan! Saya suapin, ya!” bujuknya.

Deva mengucek mata, lalu menatap gadis itu dengan lesu.

“Saya bantu duduk dulu!” saran Mona memegang kedua bahu Deva.

“Aku malas makan, aku juga malas untuk bernafas! Kenapa aku tidak mati saja! Kenapa aku masih hidup?” lirih Deva, menepis kedua tangan Mona di bahunya.

“Bapak putus asa banget, ya! Saya udh capek ngebujuk Bapak dari kemarin. Dibeliin makan malam, disentuh pun tidak. Terserah Bapak, deh! Tapi, Bapak enggak boleh mati di kamar saya! saya bisa terjerat masalah, dong!” sergah Mona mulai putus asa.

“Aku enggak mau hidup lagi, Mona! Kalau kau keberatan aku mati di sini, baik, aku akan pergi!” Deva segera bangkit, namun tubuhnya kembali ambruk. Pria itu meringi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status