Share

Bab 23.  Kata Hati

"Kartika .... Kartika."

Suara memanggil terdengar samar. Aku buka mataku secara berlahan, wajah Mas Ilham yang tersenyum tepat di depan wajahku.

"Kamu tertidur," ujarnya kemudian duduk di sebelahku.

"Maaf," ucapku sambil duduk tegak merapikan baju dan rambutku. Tersadar, karena empuknya sofa dan dinginnya ruangan, aku sudah menyerah pada pelukan mimpi.

"Inilah ruang kerjaku. Aku sudah lama tidak singgah di sini!" teriaknya.

"Sebenarnya tidak terlalu jauh dari kampung. Kenapa sampai lama tidak singgah ke sini. Apa tidak pengaruh terhadap pekerjaan?" Aku lontarkan pertanyaanku yang sedari tadi bercokol di kepalaku

"Karena aku keasikan di kampung. Nemenin kamu," jawabnya terkesan asal.

"Jangan ngaco, Mas. Kita baru kenal belum ada satu bulan, baru beberapa minggu. Nemenin yang lain, kalik!" ucapku sambil tertawa. Alasan yang lebih mirip dengan rayuan gombal.

Dia menghela napas panjang dan menoleh ke arahku. "Aku lama di Kalimantan. Kamu cemburu?"

"Tidak. Atas dasar apa aku harus cembur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status