Share

Bab 8. Pikiran Liar

Dengan memegang ujung kaosnya, aku buka dengan perlahan. Kukompres luka memar yang selebar telapak tangan dengan perlahan.

"Tika! Pelan-pelan, sakit!" teriaknya sambil mendesis menahan sakit.

"Mas, tahan sebentar, ini masih aku pegang. Saya tidak tekan, kok. Sabar, ya. Awalnya memang sakit, lama-lama akan hilang," ucapku dengan pelan dan tetap melanjutkan mengompres lukanya..

"Auw ... ! "

"Nanti enakkan, kok. Biar tidak bengkak dan darahnya tidak keluar."

Sesekali dia meringis menahan sakit, terlihat tangannya yang terkepal erat memegang pinggiran kursi.

"Iya, rasanya enak. Tidak sakit lagi. Loh, kok dilepas, Tik?" tanyanya sambil menoleh ke belakang.

"Sudah selesai, Mas."

Sekarang tinggal aku oles anti septik di luka parutnya.

BRAK...!

Pintu kayu samping yang menghubungkan dengan rumah Lela, terbuka dengan tiba-tiba. Ada Lela, Bu Asih-ibunya Lela berdiri dengan wajah tegang dan mata melotot. Mereka menatap kami dengan pandangan aneh.

Aku dan Mas Ilham kaget dan menoleh ke arah m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ai Sumartini Dewi
trims othor bacaannya ringan dan bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status