Rayyan Wang telah menyewa seseorang untuk mengetahui bunganya diterima oleh Elena Zhang, atau tidak. Rayyan Wang sangat bersemangat tidak sabar ingin mengetahui kabar dari orang tersebut.Waktu telah berlalu beberapa jam dari dia menyuruh pihak toko bunga mengirim bunga ke kantor Elena Zhang. Dia terus menatap ponselnya menunggu seseorang mengirimkan hasil laporan kepadanya.Tiba saatnya, hal yang ditunggu-tunggu telah tiba. Sepersekian detik, mata Rayyan Wang membelalak tajam begitu melihat foto yang dikirim ke ponselnya beberapa detik yang lalu. Dia sangat marah saat tahu semua bunganya berharga puluhan dolar telah dibuaang ke dalam tong sampah perusahaan EZ Cosmetics.Bukankah semua wanita menyukai bunga mawar? tanya Rayyan Wang berperang batin dengan dirinya sendiri.Sesaat, hatinya merasa tercabik-cabik oleh sayatan sembilu; perih dan pedih yang tak terlukiskan.Baiklah, mungkin wanita seperti Elena Zhang adalah pengecualian. Dia tidak menyukai sesuatu seperti ini. Dia lebih men
Rena Zheng menghela napas panjang. Dia sangat menyayangkan kalau makanan tersebut harus dibuang. Banyak di luaran sana orang-orang memakan makanan dari tempat sampah hanya untuk bertahan hidup. Hidup orang kaya memang sangat mengagumkan; makanan berharga puluhan dolar bisa dibuang begitu saja seolah membuang tisu bekas ke dalam tong sampah. Hati Rena Zheng terasa dicengkeram dibuatnya. Semua itu dikarenakan kehidupan keluarganya sangat sulit pada masa dulu, hanya untuk makan saja, ibu dan ayahnya harus bekerja siang dan malam. Kehidupan mereka baru berubah membaik setelah kakak tertuanya mendapatkan pekerjaan 10 tahun ke belakang ditambah dirinya bekerja di perusahaan EZ Cosmetics setelah melewati proses sangat panjang dan melelahkan.Kepalanya dipenuhi oleh pernyataan Elena Zhang sebelumnya, dia diizinkan melakukan apa saja untuk menangani kotak makan siang tersebut. Bersamaan itu, perut Rena Zheng berbunyi sangat nyaring meminta untuk segera diisi. Matanya berkilauan terpikirkan
Jika, Rena Zheng mendapatkan durian runtuh, maka Edgar Lu mendapatkan getah kemarahan Rayyan Wang. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya, Edgar Lu melayangkan sumpah serapah untuk Rayyan Wang. Bisa-bisa dia mati muda menghadapi perangai gila Rayyan Wang. Seandainya ada persatuan asisten untuk memerangi kejahatan bos mereka, dia akan ikut dan berdiri di barisan paling depan dalam anggota tersebut. Mencabik-cabik kepala Rayyan Wang adalah keinginan terbesar dalam hidupnya selama ini. Kapan dia bisa melakukannya?Sayangnya, asisten seperti dirinya hanya berani mengeluh di belakang saja. Di depan Rayyan Wang mana berani melakukan hal tersebut.Pekerjaannya sekarang memiliki gaji sangat tinggi. Banyak orang-orang berebut mendapatkan pekerjaan dirinya meskipun setiap hari dimarahi oleh Rayyan Wang. Terutama wanita, mereka tidak masalah dimarahi oleh Rayyan Wang asal bisa bekerja di sampingnya.Akan tetapi, Rayyan Wang tidak suka mempekerjakan wanita di sampingnya meskipun dikenal sanga
"Ayah, apa aku ini masih anakmu?" Melinda Ye mengeluhkan sikap Ayahnya. "Mengapa Ayah begitu tega mengurungku selama sebulan? Aku memiliki pekerjaan penting setiap hari. Karierku akan hancur bila Ayah mengurungku di rumah.""Jangan membantahku. Aku tahu semua pekerjaanmu di luaran sana."Tuan Ye mengetahui seluruh kegiatan putrinya di luaran sana. Daripada bekerja, Melinda Ye lebih sering menghabiskan waktunya untuk bermain dan menghabiskan uang berbelanja hal yang tidak diperlukan. Saat ini keluarga Ye tidak kekurangan uang, namun bila tidak digunakan dengan bijak, bukan tidak mungkin mereka akan segera bangkrut dengan gaya hidup berfoya-foya Melinda Ye.Tuan Ye sedang mencegah hal tersebut agar tidak menimpa keluarganya, yang sudah susah payah bekerja siang dan malam demi bisa menyetarakan kelas sosial dengan kelas atas di negara Bei, terutama ibu kota Tian."Tapi, Ayah ...." Melinda Ye tidak bisa melanjutkan perkataannya saat melihat tatapan mematikan dari bola mata Tuan Ye. Dia m
Pak!Tamparan tangan Rayyan Wang di atas meja membuat semua orang terkesiap.Detik berikutnya, Rayyan Wang kembali melayangkan tatapan mengintimidasi kepada semua orang di ruangan tersebut.Apa mereka tidak mengerti dengan maksud perkataannya?Mereka semua sudah tuli, ya? Sampai-sampai tidak ada yang menjawab pertanyaannya.Kembali, semua orang menundukkan kepalanya dalam-dalam. Tubuh mereka bergemetar hebat seolah ruangan itu diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 8 SR.Daripada diberi pertanyaan seperti itu mereka lebih baik dicecar dengan pertanyaan seputar target yang tidak tercapai. Mereka bisa menjawabnya menggunakan analisis data berdasarkan fakta di lapangan. Pertanyaan ambigu seperti itu siapa yang bisa menjawabnya? Terlebih apakah pertanyaan itu nyata, atau sebuah ujian dari Rayyan Wang untuk mengetes kinerja mereka.Suasana di ruangan saat ini lebih mengerikan saat rapat akhir tahun. Karena tidak ada yang mau menjawab, seseorangeorang memberanikan diri untuk memberikan mas
Sejenak, Leony Fu memeroses perkataan Rayyan Wang. Sejak kapan dia memiliki pangeran?Siapa yang meneleponnya dengan nada menggelikan seperti itu?Leony Fu menutup dokumen ditangannya, lalu melihat layar ponselnya mendapati bahwa Rayyan Wang sedang meneleponnya.Mau apalagi Rayyan Wang menelepon dirinya?Pria ini pasti mau mencari masalah dengan Elena Zhang. Apalagi yang bisa dilakukan Rayyan Wang selain mencari masalah dengan sahabatnya.Seseorang sedang jatuh hati memang sangat sulit ditangani. Harus melakukan apa agar Rayyan Wang ini berhenti membuat onar. Haruskah dia mematahkan kaki ketiganya baru dia diam tanpa mengurus orang lain?Kepala Leony Fu dibuat sakit menghadapi Rayyan Wang."Silakan ada pesan apa, Tuan. Nona Zhang sedang sangat sibuk sekarang," beritahu Leony Fu dengan perasaan enggan. Sambil bicara, dia meremas jemarinya seolah Rayyan Wang ada dalam genggamannya."Berikan ponselnya kepadanya. Kalau tidak aku akan datang ke perusahaan untuk membuat keributan." Rayyan W
"Leony Fu, percaya tidak aku akan melemparu dengan ponselmu ini!" Elena Zhang kesal terus menerus diejek oleh Leony Fu. Dia butuh penghiburan bukan diejek seperti itu."Oke, oke, maafkan aku. Teleponku sangat berharga. Di dalamnya banyak tersimpan foto suami masa depanku. Menghancurkannya sama saja mematahkan hatiku. Nona Zhang, tolong kembalikan ponselku kepadaku." Leony Fu ngeri-ngeri sedap menghadapi kemarahan Elena Zhang.Yang membuatnya berjaga-jaga ialah sikap tegas Elena Zhang. Elena Zhang bila sudah berkata pasti akan menepatinya. Ponsel memang bisa dibeli, namun isi file penting di dalamnya tidak akan dapat dibeli sebanyak apapun dia memiliki uang."Ck! Suami masa depan! Mengakui perasaan secara nyata saja kau tidak berani!" Elena Zhang kembali melayangkan sindiran pedas untuk Leony Fu."Ya, ya, dibandingkan dengan Nona Zhang, aku memang pengecut. Tolong kembalikan ponselku, Nona Zhang." Leony Fu takut ponselnya dilempar segera mengambil ponselnya dari tangan Elena Zhang.
Mendengar penuturan Leony Fu, wajah Thomas Xu bersemu kemerahan seperti kepiting rebus. Sebagai seorang aktor dia merasa sikapnya saat ini terlalu berlebihan. Sudah tidak terhitung berapa orang yang menggodanya di lokasi syuting maupun di acara sosialisasi, tapi dia tidak pernah merasa tersipu malu seperti saat ini.Sebelum benar-benar pergi, Leony Fu kembali berkata, "Tuan Xu, datang lebih awal. Apakah menandakan perkataanku sebelumnya benar?" Leony Fu kembali menggoda Thomas Xu.Wajah memerah Thomas Xu sebelumnya menampakkan seluruh ketertarikannya kepada Elena Zhang, sehingga Leony Fu makin berani menggodanya.Bisa menggoda idola sendiri sebuah kehormatan untuknya.Kemerahan di wajah Thomas Xu belum menghilang sudah bertambah merah akibat perkataan Leony Fu barusan.Kali ini dia sudah banyak kehilangan muka di depan wanita yang dia sukai. Untung saja wajahnya tampan, sehingga tidak begitu memalukan.Agar tidak terlihat kentara bahwa dirinya mengakui semua itu, buru-buru berkata, "A