Share

Itu Hanya Cinta Monyet

Alya menatap ibunya, memohon, entah untuk apa. Kemungkinan Hamza datang ke rumah mereka membuatnya was-was. Ia tak ingin menemui Hamza, setidaknya tidak malam ini. Mungkin besok atau lusa, atau entah kapan, ketika ia sudah berhasil tak menyalahkan laki-laki yang sopan dan bertanggung jawab menurut ayahnya itu. Ya, Alya masih kesal kepada Hamza. Seandainya saja Hamza tidak pernah menawarkan diri untuk menjadi suaminya di depan semua orang malam itu, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Mama temui tamunya dulu, Al mau ke kamar. Al tidur disini aja," katanya dengan suara serak. 

"Baiklah. Kita bicara lagi besok saat papamu sudah merasa lebih baik, oke?" balas sang mama menyetujui. "Jangan terlalu dipikirkan, mandi dan tidurlah, kita bicara saat sarapan besok," imbunya, lalu maju selangkah ke depan untuk merangkul Alya ke dalam pelukannya. "Mama akan mendukung keputusanmu, apapun itu, kalau perlu mama akan membantumu untuk meyakinkan pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status